Memasuki Hari Ke-7 dan 8
Pada acara hari ke-7, Senin 14 Oktober 2013, kami sudah memasuki materi lain. Paginya dari pukul 08.00-12.00 seperti biasa kami sama ke perpustakaan. Masing-masing dari peserta berkesempatan luas di perpustakaan, baik untuk mencari data buku atau kitab atau mencari data artikel jurnal. Sementara siang hari, kami diundang menghadiri acara di ruang khusus, yaitu di Building 17 untuk mendengarkan ceramah sekaligus diskusi dengan topik “The Rules of Teaching and Education Development Institut (TEDI).
Acara ini diisi oleh seorang Prof Gordon Joughin, seorang pakar di TEDI, yang diiringi oleh seorang penyelaras, Ibu Shanti, yang sekarang menjadi petugas di Perpustakaan UQ. Acara yang dilaksanakan di Gedung 17: Learning Innovation Building, Room 202 A, dibuka pukul 14.00 dan berakhir pukul 16.30.
Peserta yang sama disambut Prof Gordon dengan bersalaman itu, lalu dipersilakan duduk mengitari meja lebar segi empat untuk kemudian siap menerima ceramah. Acara ceramah dikelilingi: sebelah kirinya dengan gedung yang dilapisi white board yang menyatu dengan gedung dengan masing-masing yang telah diberi bingkai monel yang bagus. Tidak kurang dari 10 white Board berbingkai monel, ditempel di sebelah kiri peserta yang dimana perlu bisa digunakan untuk menempelkan kertas dan sekaligus ditulisi dengan tinta white board, sementara sebelah kanan peserta dipasang 5 komputer besar yang sudah siap untuk acara tertentu mengontak secara online peserta lainnya dengan tempat nanapun mereka berada.
Memulai acara, para peserta yang duduknya berada di tiap-tiap meja itu, dipersilakan mengisi kertas manila yang sudah disediakan di hadapannya untuk diisi dengan topik pembicaraan apa yang akan di angkat atau penting didiskusikan pada pertemuan itu. Di tempat meja tim saya misalnya, diusulkan materi: “What’ the Strategi to Make Networking with Outher University: Research and Internasional Publication?”
Dari paparan yang disajikan ketika itu dapat direkam antara lain:
1. Messi TEDI adalah is to cultivate excellence in learning and teaching at The University of Queensland through research, development and innovation; ‘untuk menumbuhkan keunggulan dalam belajar dan mengajar di The University of Queensltand melalui penelitan, pengembangan, dan inovasi.’
2. TEDI yang dibuka pada tahun 1973 itu dilengkapi dengan 24 orang staf, untuk mengelola keunggulan belajar dan mengajar di antara 300 orang dosen.
3. TEDI yang merupakan lembaga yang independent itu pada setiap tahun mengelola 40 workshop yang diselenggarakan oleh TEDI, yang masing-masing berlangsung 2 kali kesempatan pada setiap setahun.
4. Untuk mengembangkan kemampuan kita mengajar, dapat dilakukan misalnya, pada saat kita mengajar atau dosen lain mengajar, kita diberi kesempatan memasuki ruang ia mengajar atau ruang kita dibukakan kesempatan mengajar untuk dimasuki oleh dosen lain, sehingga dalam waktu cepat kemampuan mengajar dapat ditingkatkan.
Acara pada hari ke-7 ini berlangsung hingga pukul 16.30 waktu setempat. Setelahnya, sekitar 30 menit digunakan untuk berembug di antara anggota tim kita di sekitar acara- acara dan pendanaan yang mesti dipenuhi bagi keberlangsungan hidup di Brisbane. Rata-rata peserta Tim IAIN Walisongo pada hari ke-7 ini, berpuasa Yaumu ‘Arafah, sehingga mereka siap sekiranya besok menyelenggarakan Hari Raya Idul Adha.
Acara Hari Ke-8
Pada hari Selasa ini, kami sebenarnya libur. Pada jadwal disebut FREE TIME; Public Holiday in Indonesia, yaitu libur Hari Raya Idul Adha. Namun, di luar negeri kami menempuh cara yang terbaik. Karena tempat kami tidak sama, maka yang paling mung- mengisinya dengan acara seperti di Indonesia yang juga bersamaan dengan di Saudi Arabia dan beberapa negara bagian di Australia, yaitu mengisi Hari Nahr dengan Ber idul Adha. Di Australia, pada hari Idul Adha itu ada dua versi: ada yang berlangsung pada hari Selasa, ada yang berlangsung pada hari Rabu.
Maka untuk tim kita yang berhari raya pada hari Selasa, dengan mohon izin sebelumnya kepada Tuan Rumah Kos, menyelenggarakan Hari Raya Idul Adha di Negeri Kanguru ini. Pelaksanaan Idul Adha 1434/2013 di sini ditempatkan di tanah lapang, berdekatan dengan kolam renang. Bertindak sebagai Imam pada Shalat Idul Adha ketika itu adalah Dr. H. Abdul Fatah Idris, sedang sebagai Khatib adalah Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, yang dalam khutbahnya menapak tilas “Kehidupan Prestatif Keluarga Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s.”
Seperti biasa, setelah shalat Idul Adha, hidangan sudah siap disantap. Ternyata para dosen IAIN Walisongo, yang kebanyakan para santri itu, ketika itu menampakkan kebolehannya memainkan tangannya dalam membuat aneka kuliner. Pasca acara Idul Adha ketika itu, mereka seluruh peserta sudah disiapkan dengan hidangan nasi berlauk mie yang dimasak unik dengan telur yang dihidangkan bulat-bulat dan gurih rasanya. Alhamdulillah, di tahun ini, kita bisa berhari raya di Australia dalam keadaan merdeka dan bahagia, semoga amal kebaikan kita diterima oleh Allah Swt (Erfan Soebahar).