Akhlak Karimah Istri Terhadap Sang Suami
Sebagai orang yang paling dekat interaksinya di dalam kehidupan, Islam mengajarkan kepada pasangan istri tentang bagaimana sang istri berinteraksi dengan suaminya di dalam kehidupan. Paparan berikut mengungkapkan meliputi apa saja akhlak istri kepada sang suaminya.
- Senantiasa menjaga rasa kasih sayang, nyemanak, dan setia agar ketenteraman dan kedamaian rumah tangga terjaga dan terwujud.
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. “(QS. Ar-Rum 30:21)
- Selalu menjaga kesalihahan dan kehormatan diri, baik ketika berada di samping suami ada maupun tidak ada.
“Perempuan yang terbaik yaitu bila kau lihat menyenangkan, bila kau perintah mentaatinya, bila diberi janji diterimanya dengan baik, dan bila kau pergi, dijaganya dengan baik dirinya dan hartamu.” (HR. Nasa’i). Sempatkan juga memcaba QS. 33:33)
- Melayani suami dengan cara sebaik-baiknya dan tidak pernah menolak ajakannya, kecuali untuk berbuat yang maksiat. (HR. Muslim).
- Tetap menjaga kehormatan suaminya, kemuliaannya, harta, anak-anak, dan urusan rumah tangga lainya
إِذَا أَنْفَقَتِ الْمَرْأَةُ مِنْ طَعَامِ بَيْتِهَا غَيْرَ مُفْسِدَةٍ كَانَ لَهَا أَجْرُهَا بِمَا أَنْفَقَتْ وَلِزَوْجِهَا أَجْرُهُ بِمَا كَسَبَ
“Apabila seorang isteri membelanjakan dari makanan yang terdapat di rumahnya tanpa melakukan kerusakan, maka dia akan mendapat ganjaran dari apa yang telah dibelanjakannya dan suaminya juga beroleh pahala dari apa yang telah diusahakan..” (HR. Bukhari dan Muslim, baca juga)
- Hendaklah suka berhias diri untuk kesukaan suaminya, bukan justru berhias hanya jika akan bepergian.
- Tidaklah menyakiti suami, baik dengan perkataan atau perbuatan.
“Tidaklah seorang isteri menyakiti suaminya di dunia, kecuali isteri-isteri dari kalangan bidadari berkata kepadanya, “Janganlah engkau menyakitinya, nanti engkau akan dimusuhi Allah. Suami yang ada di sisimu ibarat tamu yang segera berpisah denganmu yang akan segera berjumpa dengan kami.” (HR. Ibnu Majah).
- Tidaklah mengumbar atau menyebarluaskan keburukan-keburukan suami. (HR. Muslim)
- Tidaklah membandingkan diri dengan wanita-wanita lain di hadapan suami.
“Janganlah wanita-wanita bergaul dengan wanita lain, lalu menceritakan keadaan wanita itu kepada suaminya seolah-olah suaminya itu melihat langsung..” (HR Bukhari).
- Hendaklah meminta izin suaminya untuk hal-hal yang sunnah.
لَا تَصُمِ الْمَرْأَةُ وَبَعْلُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ وَلَا تَأْذَنْ فِي بَيْتِهِ وَهُوَ شَاهِدٌ
إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Janganlah seseorang wanita berpuasa, sedang suaminya hadir (di rumah), kecuali dengan izinnya. Dia juga tidak boleh mengizinkan (orang lain) berada di rumahnya, sedang suaminya hadir, kecuali denganizinnya.” (HR. al-Bukhari).
- Menjaga harta suami dan memanfaatkannya dengan cara yang makruf, bukan untuk berfoya-foya juga bukan dengan memubazirknnya
وَمَا أَنْفَقَتْ مِنْ كَسْبِهِ مِنْ غَيْرِ أَمْرِهِ فَإِنَّ نِصْفَ أَجْرِهِ لَهُ
“Dan apapun yang dia belanjakan dari hasil kerja suaminya tanpa perintah atau izin suaminya itu, maka separuh dari pahalanya adalah untuk suaminya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Demikian dipaparkan tentang sepuluh akhlak istri yang dapat dipegangi ketika berinteraksi dengan suaminya di dalam kehidupan berumah tangga. Dengan akhlak ini, maka keakraban dan menjalankan amanah rumah tangga akan dapat dilaksanakan dengan baik (Erfan S).