Akhlak Karimah Terhadap Diri Sendiri (1)

Diri sendiri adalah istilah bagi bagi orang ke seorang atau tiap badan yang tidak lain dari makhluk Allah. Kehadirannya menjadi mulia jika diperlengkapi dengan melekatkan akhlak badi dirinya, dan tentu menjadi sebaliknya jika tidak disertasi dengan akhlak. 

Ada berapa macam akhlak pada diri seseorang? Paling tidak ada tiga kelompok akhlak yang mesti diperlengkapi dalam diri seseorang sebagaimana berikut ini.

Pertama: Berakhlak terhadap jasmani

  1. Senantiasa menjaga kebersihan

Islam menjadikan kebersihan sebagian dari iman. Seorang muslim harus bersih atau  suci badan, pa-kaian, dan tempat, terutama saat akan melaksanakan salat dan beribadah kepada Allah, di samping suci dari kotoran, juga suci dari hadas.

2. Menjaga makan dan minum

Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia. Sebab, jika manusia tidak makan dan tidak minum dalam sejumlah hari tertentu yang normal maka mestilah akan mati.

Allah Swt memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari yang halal dan tidak berlebihan. Dari segi isinya, sepertiga dari perut adalah untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.

Allah Swt berfirman :

Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni’mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.(QS. An Nahl:114)

3. Menjaga kesihatan

Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian dari ibadah kepada Allah Swt dan sekaligus melaksanakan anmanah dari-Nya. Riyadaah atau latihan jasmani sangat penting dalam penjagaan kesehatan, walau bagaimnapun riyadhah harus tetap dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh Islam. Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah Swt daripada mukmin yang lemah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang ber-manfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Telah ditakdirkan oleh Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim).

4. Berbusana Islami

Manusia mempunya budi, akal dan kehormatan, se-hingga bagian-bagian badannya ada yang harus ditutupi (aurat) karena tidak pantas untuk dilihat orang lain. Dari segi kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari gangguan bahaya alam sekitarnya, seperti dingin, panas, dll. Karena itu Allah Swt memerintahkan manusia menutup auratnya dan Allah Swt menciptakan bahan-bahan di alam ini untuk dibuatb pakaian sebagai penutup badan.

 

Kedua: Berakhlak terhadap Akal

  1. Mencari Ilmu

Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim, sekaligus sebagai bentuk akhlak seorang muslim. Muslim yang baik, akan memberikan porsi terhadap akalnya yakni berupa penambahan pengetahuan dalam sepanjang hayatnya.

Seorang mu’min, tidak hanya mencari ilmu karena sebagai satu kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya maka setelah itu sudah dan berhenti. Namun seorang mu’min adalah yang senantiasa menambah dan menambah ilmunya, kendatipun usia telah memakan dirinya. Menuntut ilmu juga tidak terbatas hanya pada pendidikan formal akademis namun dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.

2. Memiliki Spesialisasi Keilmuan

Setiap muslim perlu mempelajari hal-hal yang me­mang sangat urgen dalam kehidupannya. Menurut Muhammad Ali Al-Hasyimi (1993 : 48); hal-hal yang harus dikuasai setiap muslim adalah : Al-Qur’an, baik dari segi bacaan, tajwid dan tafsirnya; kemudian ilmu hadits; sirah dan sejarah para sahabat; fikih terutama yang terkait dengan permasalahan kehidupan, dan lain sebagainya. Setiap muslim juga harus memiliki bidang spesialisasi yang harus ditekuninya. Spesialisasi ini tidak harus bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam bidang-bidang lain, seperti ekonomi, teknik, politik dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya, banyak diantara generasi awal kaum muslimin yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu.

3. Menyebarkan Ilmu kepada yang lain

Termasuk akhlak muslim terhadap akalnya adalah me-nyampaikan atau mengajarkan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan ilmunya.

Firman Allah Swt :

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43)

4. Mengamalkan Ilmu 

Diantara tuntutan dan sekaligus akhlak terhadap akalnya adalah merealisasikan ilmunya dalam “alam nyata.” Karena akan berdosa seorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya.

Firman Allah Swt:

Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff).

Ketiga: Berakhlak terhadap jiwa

  1. Bertobat dan menjauhkan diri dari dosa besar

Taubat adalah meninggalkan seluruh dosa dan kemak-siatan, menyesali perbuatan dosa yang telah lalu dan berkeinginan teguh untuk tidak mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut pada waktu yang akan datang.

Adapun yang termasuk dosa-dosa besar diantaranya :

  • Syirik
  • Kufur
  • Nifak
  • Riddah
  • Fasik
  • Berzina dan menuduh orang berzina
  • Membunuh manusia
  • Bersumpah palsu

2. Bermurakabah

Muraqabah adalah rasa kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu diawasi oleh Allah Swt. Dengan demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah dan kesempurnaan-Nya sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa berdampingan, dan menerima-Nya serta menolak selain Dia.

Firman Allah Swt :

Artinya : “Sesungguhnya Allah itu maha mengawasimu.” (QS. An-Nisa : 1)

3. Bermuhasabah

Yang dimaksud dengan muhasabah adalah menyem-patkan diri pada suatu waktu untuk menghitung-hitung amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan pada yang diwajibkan kepadanya maka menghukum diri sendiri dan berusaha memperbaikinya. Kalau termasuk yang harus diqadha maka mengqadhanya. Dan bila ternyata terdapat sesuatu yang terlarang maka memohon ampun, menyesali dan berusaha tidak mengulangi kembali. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk memperbaiki diri, membina, menyucikan, dan membersihkannya.

Firman Allah Swt :

4. Mujahadah

Mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu senantiasa mencintai ajakan untuk terlena, menganggur, tenggelam dalam nafsu yang mengembuskan syahwat, kendatipun padanya terdapat kesengsaraan dan penderitaan. Jika seorang Muslim menyadari bahwa itu akan menyengsarakan dirinya, maka dia akan berjuang dengan menyatakan perang kepadanya untuk menentang ajakannya, menumpas hawa nafsunya. Bersambung… 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *