Akhlaq: Kategori Ke-1 Ungkapan Hikmiah

Ada beberapa saran, mohon penulis membuat hikmah dalam beberapa kategori sehingga mudah disebarkan manfaatnya dalam kehidupan baik melalui kutipan tulisan, ceramah, atau memetiknya dalam kesempatan yang lebih luas. Memenuhi saran atau permohonan itu, berikut ini [karena ungkapan dimaksud sudah menjadi milik bersama, maka dicantumkan di bagian khazanah] secara bertahap diusahakan klasifikasinya sesuai dengan pengelompokan isi dari ungkapan hikmiah itu. Berikut ini,  akhlaq  akan dicantumkan sebagai kategori pertama dari 16 ungkapan hikmiah.

  1. Sadar akan pengawasan Allah, mendirikan salat, amar makruf nahi munkar, bersabar atas cobaan dan ujian, serta tidak menyombongkan diri, adalah ketentuan dari hak, kewajiban, dan etika bagi kehidupan yang elegan (Erfan S, 18-9-2013).
  2. Tidak ada perbuatan baik apa pun yang sia-sia dari yang kita lakukan pada hari ini, makanya syukurilah sebab itu merupakan bagian dari corak nasib yang akan kita terima di masa depan (Erfan S, 29-9-2013).
  3. Terima kasih adalah ungkapan lisan yang ringan, yang sering tidak disadari oleh banyak orang. Namun, ungkapan itu dapat meninggalkan bekas dan pengaruh yang kuat di hati setiap penerimanya (3-10-2013).
  4. Syukur kepada Allah adalah mendalami detail diri serta manfaat kejadian yang dianugerahkan Allah kepada kita, karena dengan mendalami detaillah segala persoalan kehidupan dapat ditemukan jawabnya (Erfan S, Brisbane 8-10-2013)
  5. Di negara manapun kebenaran, kejujuran, keamanan, dan ketertiban sama bisa dibaca; terkadang tipis bedanya dilihat dari sudut agama. Pembedanya di akhlak karimah, antara Muslim dan non-muslim (Erfan S, Bris 15-10-2013).
  6. Jika kita mengikuti sunnah Nabi saw maka ketika menyantap makan atau meneguk minuman, lebih tepat dengan tangan kanan, sebab menggunakan tangan kiri adalah kebiasaan makan dan minum para setan (Erfan S, Bris 18­10-2013).
  7. Mengubah cara makan-minum versi sunnah Nabi itu mudah. Lakukan makan dan minum dengan tangan kanan teruskan begitu sehari demi sehari hingga terbiasa, lalu berhentilah makan minum dengan tangan kiri lagi (Erfan S, Bris 19-10-2013).
  1. Banyak cara yang bisa dilakukan anak untuk birrul walidain, misalnya dengan mengiyakan dulu apa yang dikehendaki orang tua kita. Namun, ketika maunya tidak mampu kita lakukan, kita dapat meminta maaf atas apa yang belum mampu kita lakukan (Erfan S, 8-11-2013).
  2. Mengasihi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua adalah suatu sifat terpuji yang memudahkan orang mendapatkan kasih dan ridha Allah Swt (Erfan S, 17-1-2014).
  3. Skenario hidup individu sebaiknya kita tulis sendiri, berisi apa yang diinginkan dan apa yang mesti ditaklukkan dengan sabar. Pada hari ini kita bisa meralat kelemahan, dan esok melihat hasil dari hari ini. Bersyukurlah, skenario boleh juga dibuat saat ini (Erfan S, 6-2-2014).
  4. Menjadikan diri menarik adalah hak. Maka mewujudkan menarik dengan suka berbuat baik, sayang yang muda dan hormat yang lebih tua, dan tampil tanpa minder adalah asas perilaku menarik. Tampillah pantas, kita ini sungguh menarik (Erfan S, 9-2-2014).
  5. Berbicara benar dan baik punya keuntungan; enak disimak dan indah. Maka ungkapkan diri dan biarkan bahasa tubuh bicara. Jangan memendam apapun kecuali rahasia; berbagilah sambil mendengarkan, dan cekatanlah sejak di lingkungan keluarga kita (Erfan S, 10-2-2014).
  6. Hidup sepenuhnya bukan sekadar menarik dan menghembus nafas, tapi hidup penuh gairah dan kejuangan. Tidak mengapa kita mulai menjadi pahlawan “kecil” sebelum lingkungan menyatakan bahwa kita memang benar pahlawan sepeninggal kita (Erfan S, 11-2-2014).
  7. Menerima bingkisan bisa beragam. Selain uang dan kado hadiah, bisa SK kenaikan jabatan, SK promosi, atau kunci mobil. Semua layak dinikmati dan disikapi dengan bagus; bukalah atau jika baik rayakanlah, atau selamatilah sebagai tanda syukur kita (Erfan S, 24-2-2014).
  8. Jadilah kita bahagia dengan mensyukuri yang diperoleh hari ini, berdamai dengan masa lalu, karena itulah yang terbaik pada suasana apapun. Jangan mendulang emas terus, itu membosankan. Temukan variasi dalam hidup, hingga kita selalu bahagia (Erfan S, 28-2­2014).

Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *