Al-Qur’an dan Hadis: Kategori Ke-2 Ungkapan Hikmiah
Sebagai kategori kedua dari ungkapan hikmiah, 17 ungkapan seputar Al-Qur’an dan Hadis dapat kita kutipkan sebagai berikut ini.
- Kitab yang tidak pernah berhenti dibaca di dunia adalah Al-Qur’an; ia dibaca oleh jutaan umat muslim dan non-muslim. Anehnya, walau telah berderet kitab tafsir dibuat, tapi belum habis juga dikuak seluruh isinya (Erfan, 22-9-2013).
- Tahukah kita, kitab pada masa Nabi saw hingga masa sahabat Umar ibn al-Khattab? Pada zaman belum ada kertas, kitab adalah kumpulan data atau fakta yang ditulis di pelepah kurma, kulit, lempeng kayu, batu, yang diberkas tali pengikat dalam kesatuan (Erfan, 23-9-2013).
- Berkat ketekunan sahabat, kitab Al-Qur’an dibukukan dan selamat hingga sekarang. Fakta lain, ternyata lebih dari 60 sahabat telah menulis hadis dalam himpunan shahifah pribadinya yang bermanfaat pada masanya dan setelahnya (Erfan S, 24-9-2013).
- Fakta bahwa lebih 60 sahabat menulis hadis membawa makna, bahwa periwayatan hadis tidak hanya hafalan, tetapi juga melalui tulisan. Jadi adalah fakta bahwa hadis telah menyejarah dan sambung riwayat kepada Nabi Muhammad saw (Erfan S, 25-9-2013).
- Di antara sumber data yang sangat kaya bagi penyelesaian banyak soal yang diperlukan oleh orang cerdas di dalam kehidupan yaitu Al-Qur’an, yang membacanya saja ibadah, lalu kitab-kitab hadis, serta produk hasil ijtihad (Erfan S, 6-11-2013).
- Hadis Nabi saw di masa sekarang bisa bermakna laporan berisi dari data dan fakta historis kenabian yang disampaikan periwayat hadis kepada penerimanya, yang tidak lain dari samudera ilmu yang amat luas jika kita menyadarinya (Erfan S, 10-11-2013).
- Maha Hebat Allah yang memelihara Al-Qur’an bagi kehidupan, dan memelihara hadis melalui ahli ilmu hadis seperti al-Syafi’i dan al-A’zhami, hingga kitab-kitab hadis tetap jernih, sekalipun rongrongan ilmuwan culas dan berkedok tetap jalan lurus (Erfan S, 13-11-2013).
- Dari petunjuk al-Kitab mesti disadari, banyak ulah manusia yang diam-diam telah merusak agama hanif: ibadah ritual agama itu dikurangi, diubah hingga hanya tinggal sampelnya, dan Tuhan yang Ahad diubah tuhan menurut persepsinya (Erfan S, 30-3-2014).
- Membaca menambah ilmu dan wawasan, terutama membaca Al-Kitab yang berisi lebih dari 6.200 ayat Allah dan juga membaca alam semesta. Pada kedua bacaan itu tertulis dan terpampang ayat Qur’aniyah dan ayat Kauniyah bagi umat manusia (Erfan S, 14-42014).
- Mereka yang tekun dan istiqamah membaca, menghasilkan khazanah yang tak terhingga. Karena ayat Qur’aniyah dan ayat Kauniyah tidak pernah habis dibaca. Semakin mengulang membaca, kita makin menemukan inspirasi yang tak pernah kering (Erfan S, 15-4-2014).
- Melakukan rihlah ilmiah termasuk teknis menguak data. Misalnya, para ahli hadis sewaktu mengumpulkan data bagi pembukuan hadis melakukan kunjungan, baik untuk menerima ijazah, menerima dikte teks hadis, maupun mencocokkan data studi hadis (Erfan S, 16-42014).
- Imam al-Bukhari dan pemuka hadis lain, tekun dan sabar melakukan rihlah; selain untuk wahana silaturahmi, berguru, juga memperkukuh jaringan keilmuan plus modal sosial untuk menambah dan memperkaya ilmu pada masanya dan masa depan (Erfan S, 17-4-2014).
- Buku pilihan adalah sobat terbaik. Maka berteman dengan buku, bergelut, dan bersahabat dengan buku adalah sikap bijak, sebab bisa jadi buku itu rekaman ayat-ayat Kauniyah yang mengambil inspirasi dari ungkapan titah Allah dari alam semesta (Erfan S, 26-5-2014).
- Perpustakaan pribadi adalah khazanah kehidupan. Suburkanlah ia dengan suka membacanya, membersihkannya, menatanya, dan membolehkan pihak lain membacanya. Sempurnakan ia juga dengan kitab Al-Qur’an dan Hadis Nabi saw (28-5-2014).
- Kemampuan berprestasi tingkat dunia dari Indonesia nyaris tanpa batas. Pada bulan Ramadhan tahun 2014, kita dikejutkan oleh Musa, anak usia 5,5 tahun hafal Al-Qur’an 5 lembar sehari. Kemampuan hafalnya menyaingi Imam al-Syafi’i (Erfan S, 1-8-2014).
- Nanda Rasyid adalah anak Indonesia yang secara autodidak menguasai Qira’ah para Imam besar Timur Tengah. Reputasinya yang mendunia layak diapresiasi dengan fasilitas memadai untuk berlatih dan menularkan kemampuannya agar makin handal (Erfan S, 2-8-2014).
- Tuna netra ada juga yang hafal Al-Qur’an. Dengan bacaan yang diulang tiga kali sejak usia 4 tahun, warga Pasuruan sekarang hafal dan lulus tes hafalnya. Muslim al-hafizh tuna netra ini adalah contoh pembinaan prestasi yang berdaya dan memberdayakan (Erfan S, 3-8-2014).
admin
1