Bekerja adalah Ibadah

Melakukan sesuatu yang membuahkan manfaat bagi kehidupan adalah ibadah. Baik yang dilakukan itu berupa mempelajari sesuatu yang manfaat bagi kehidupan, atau berupa melaksanakan tugas di perusahaan,  atau bertugas menunaikan aktivitas seharian di kantor yang hasilnya bermanfaat bagi kehidupan keluarga, atau berupa menolong sesama atau lainnya, maka yang dikerjakan itu adalah ibadah. Yaitu, jika dikerjakan dengan benar dan baik dimulai dengan menyebut bismillah sehingga perbuatannya itu ditunaikan atas nama Allah dan dengan niat yang benar dan baik, maka perbuatannya digolongkan sebagai ibadah. Perbuatannya dinilai memiliki pahala di sisi Allah Swt.

Jika dikategorikan sebagai ibadah maka perbuatan itu mempunyai dampak positif ke depan yaitu punya nilai ukhrawi, di samping juga duniawi. Betapa beruntungnya seseorang yang nalarnya bisa menembus hingga ke persoalan-persoalan ukhrawi dan tidak sekadar berkutat di masalah-masalah yang menyentuh duniawi. Mengingatkan dari apa yang sudah kita maklumi, amaliah ibadah itu terbagi dua kelompok. Pertama, berupa amal–amal ibadah utama yang dikerjakan murni, semata-mata kerena Allah Swt; yang dikerjakan hanya seperti yang diperintahkan oleh Allah, yang biasa disebut dengan ibadah mahdhah. Dan kedua, ada juga ibadah yang tidak tergolong utama, tetapi jika dikerjakan ia menjadi penyebab wujud dan atau penyempurna yang pertama dan tanpa itu a maka  bagian yang pertama tidak berwujud manfaatnya.

Jika untuk kategori yang pertama, kita sudah sama mengenal lima (5) amal  utama dari ibadah: sejak mengucapkan syahadatain, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan puasa ramadhan, dan menunaikan haji. Hal itu semua,  meru-pakan amal-amal utama ibadah, yang murni dilaksanakan sesuai perintah Allah Swt. Dengan menunaikan ibadah ini maka pahala demi pahala kita peroleh sejak di dunia, manfaatnya juga terasa dan di akhirat yang akan datang menjadi balasan yang nyata-nyata bisa diharapkan. Akan tetapi, yang kedua karena tidak dilakukan secara ritual seperti yang  di-atur bagi kita seperti yang pertama, maka hal ini banyak belum memakluminya.

Padahal jika diingat cukup banyak yang termasuk ibadah di dalam kategori ini. Untuk itu, tidak bisa dipersalahkan jika masih banyak yang bertanya: apakah menolong kawan belajar sehingga ia menjadi pintar itu tergolong ibadah? Atau dapatkah orang  yang bekerja membuka jualan dengan niat menolong untuk meringankan biaya transportasi atau tenaga tetangga sekitarnya digolongkan sebagai ibadah? Atau dapatkah bekerja kreatif seperti membuat dekorasi bagi sesama, atau membuat web untuk sesama, atau mencari biaya hidup seha-hari itu termasuk ibadah? Pertanyaan tersebut yang demikian begitu menantang untuk dijawab, dapatlah disebut ibadah? Kita jawab: bahwa perbuatan-perbuatan itu memang dikategorikan sebagai ibadah.

Yang penting tatkala kita melakukan perbuatan itu dimulai dengan membaca basmalah, dilakukan dengan niat yang benar ketika melakukannya, maka amaliah demikian tergolong ke dalam ibadah. Kalau begitu, apa sebenarnya arti ibadah dalam artian yang kedua ini? Disebut-kan dalam kuliah Fiqh Ibadah, bahwa ibadah dalam arti kedua ini dikenal dengan ibadah dalam arti luas. Ibadah ini, disebut dengan ibadah yang komplit (jami’), yaitu:

اِسْــمٌ جَـا مِعٌ لِمَا يُحِبُّــهُ اللهُ وَ يَرْضَا هُ قَـوْلاً كَانَ اَوْ فِعْـلاً جَلِـــيًّاكَانَ اَوْ خَفِــــيًّا

Ibadah adalah suatu nama yang terhimpun di dalamnya apa-apa yang dicintai Allah dan (kalau dilakukan) diriridhai-Nya baik yang tergolong perkataan/ungkapan atau berupa perbuatan yang terang-terangan atau yang samar-samar.   Bekerja, tentu yang tergolong mubah, bukan yang makruh  dan haram, yang di- lakukan dengan niat lillah adalah jelas tergolong ibadah. Pelakunya, mestinya tinggal melakukan kerja-kerja yang tulus dan menjauhkan dari pamrih-pamrih manusiawi, agar kerjanya dapat dinikmati dengan baik. Kerjanya dapat ditunaikannya dengan dada lapang. Karena kerja demikian, selain bermanfaat  juga membahagiakan.

IMG-20130728-004008

Foto di Acara Safari Ramadhan MUI

Jadi, bekerja dengan benar tak sekadar berakhir dengan capek, melainkan juga ibadah yang berpahala, yang menyenangkan, dan membahagiakan. Tentu saja, jika disadari bahwa bekerja ikhlas sebenarnya bukan saja membawa kita senang (happy) dengan pekerjaan masing-masing, melainkan membawa kita bahagia saat sekarang dan tentu juga masa yang akan datang (Erfan Subahar; 23-4-2013).

1322
Tags :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *