Berdakwah, Memahamkan Islam untuk Suatu Kehidupan Damai
Kehidupan ini adalah untuk seluruh umat, yang sama berasal dari dan akan bermuara menuju Allah. Manusia penghuni dunia ini pada mulanya berawal dengan satu keluarga besar. Dicipta dan dikehendaki ada oleh Tuhan yang Maha Esa, yang mencipta dunia ini dari makhluk yang semula tiada menjadi ada. Semua manusia, secara historis, bermula dari dicipta Bapak Adam dan Ibu Hawa dari tanah oleh Allah, lalu dari Bapak dan Ibu Hawa yang satu-satu ini diturunkan satu keturunan yang mula-mula hidup beragama yang bertauhid, yakni bertuhan Allah Swt. Jelasnya, manusia berawal dari suatu keluarga, se-ayah dan se-ibu, satu juga agamanya, dan satu atau Esa Tuhannya, yang dalam kehidupan ini menamakan dirinya Allah.
Makhluk manusia itu dalam berawal hidup dalam satu keluarga besar, yang diikat satu keutuhan: se-agama, se-ayah se-ibu, se-keluarga, se-buah umat pertama, yang ber-Tuhan Allah, selain diberi contoh bagaimana hidup utuh yang banyak berpahala, juga diberi kebebasan termasuk mau memilih melakukan apa saja, tetapi jika melakukan keburukan tidak diberi pahala surga tetapi neraka. Nah, dengan sifat-sifat bawaan yang mestinya dikikis habis dalam diri, mereka membiarkan nafsu buruknya mendominasi diri dengan suka takjub diri, riyak, takabbur, iri, dengki, hasut, fitnah, tamak, loba, dan sombong. Antara lain, dengan menurutkan sifat-sifat lemah diri yang menuruti nafsunya itu manusia suka berdebat, menang-menangan, tidak mau dikalahkan, tidak mau diingatkan. Walhasil maka hal-hal yang membawa ketidak-utuhan diri terjadilah. Apa yang menyebabkan manusia tidak utuh atau jadi bercerai berai itu. Benarkah itu akibat tidak pernah direm kesukaannya berselisih? Kita lihat bersama jawabnya
Tidak Utuh: Karena Dibiarkan Berselisih
Manusia adalah makhkuk yang atas perbuatan yang dilakukannya dirinya bisa mulia dan jika juga jika sebaliknya menjadi hina. Mereka bisa menjadi mulia kalau dirinya melakukan sesuatu yang membawa mulia, dan bisa menjadi hina bila melakukan sesuatu yang dapat membawa dirinya ke arah yang menghinakan. Misalnya yang menjadikan manusia itu kurang dan hina adalah kesukaannya berselisih. Yang dengan berselisihnya dirinya menjadi penyebab bercerai berai, berpisah-pisah menjadi blok-blok…..