Berhari Raya Idul Fitri 1441/2020: Sederhana dan Sama Selamat
Pada tahun 1441 hijri/2020 masehi, umat Islam tentu berhari raya sesuai dengan pilihan masing-masing. Namun, sejumlah fatwa dan pedoman bagi keselamatan bersama sudah dikeluarkan oleh lembaga yang berkompeten; pihak pemerintah, MUI, lembaga-lembaga sosial keagamaan, dan lain-lain yang memiliki kepedulian tinggi terhadap keselamatan bersama. Maklum, pada tahun ini kita sama bersama menghadapi tugas menyelamatkan bangsa ini dari kondisi Covid 19. Ada kewajiban kita untuk memperhatikan aspek keselamatan.
Khotbah di Mushola Keluarga
Konsep hidup berkerumun masih sama dilakukan dengan ketat di dalam kehidupan kita. Untuk itu, banyak hal dibuatkan pedomannya untuk tetap dapatnya dilaksanakan ritual ibadah kita, dengan kehati-hatian. Dari situ banyak panduan yang menyelamatkan dapat kita terima dari pelbagai institusi yang berkompeten.
Sebagai realisasi dari ketentuan di atas, maka kami sekeluarga dengan kesadaran akan keselmatan menjalankan salat idul fitri di lingkungan keluarga. Kami mendirikan salat Id dan khutbah cukup dengan berenam: saya dan lima orang jamaagh. Ya kami sekeluarga: saya, istri, nanda kurnia dan empat orang cucuk kami. Khotbah di acara itu adalah saya yang membawakannya dengan durasi waktu cukup 10 menit, yang didahului oleh salat berjamaah yang saya imami sendiri. Sarapan pagi, kali lakukan setelah selesai acara, sebelum kami diketuk oleh masyarakat, yang biasa ke rumah kami setelah kita sama selesai bersalat Id disetiap hari raya.
Tidak open house tapi diakomodasi
Ada informasi keluarga yang sudah kami sebarkan informasinya ke masyarakat kami sebelum kita memasuki suasana hari raya. Hal ini semata adalah untuk keselamatan bersama. Misalnya, sudah disampaikan dalam menjawab pertanyaan masyarakat bahwa rumah membolehkan kita berkunjung atau bersilaturahmi dengan menerima tamu, namun sama disepakati untuk terbatas terbatas waktunya. Waktunya dimulai pada pukul 8.00 pagi cukup hingga pukul 12 siang, dan tamunya dibatasi pada beberapa keluarga secara terpisah seperti blog-blog waktu.
Memaksimalkan Online
Dalam situasi yang sama menjaga keselamatan jiwa umat dan bangsa, maka silaturahmi hari rayapun dilakukan secara secukupnya. Kesederhanaan menjadi icon berhari raya yang mengutmakan keselamatan agar hidup selamat dapat dicapai.
Untuk itu maka untuk saudara-saudara kami atau familiki yang di Kudus, kami banyak menelpon dan mengirim informasi via video dan WAG. Di Bondowoo juga dilakukan demikian, karena baik di Kudus maupun di Bondowoso, kunjungan antar kota benar-benar dijaga ketat oleh petugas. Bahkan jalan-jalan tikus pun dilarang untuk menembusnya, dan dijaga ketat juga oleh para petugas dari para warga masyarakat. Dan, untuk para kenalan atau segenap kawan-kawan, cara-cara di atas juga kami gunakan. Para guru, kami menggunakan pelbagai cara yang santun untuk akhirnya dapat bersilaturahmi secara online yang dipahami. Jelasnya, kami sama saling berkirim ucapan selamat berhari raya dan memohon maaf lahir dan batin. Semua dalam konteks sederhana dan bagi keselamatan sesama (Erfan Subahar).