Dies Natalis: IAIN, UIN, dan Aktivitas Ke Depan

Pada bulan Maret dan April 2015 ini kegiatan kampus Walisongo banyak difokuskan ke satu kegiatan besar yaitu dies natalis IAIN Walisongo Ke-45. Baik acara promosi doktor, pengukuhan guru besar, selamatan kampus dengan mengundah Jamaah al- Khidmah, olahraga, maupun acara utamanya yaitu peresmian IAIN Walisongo menjadi UIN Walisongo tetap fokus pada acara Dies Natalis IAIN Ke-45. Tentu saja acara kali ini ada yang khas, yaitu diresmikannya perubahan status dari IAIN menjadi UIN; tepatnya menjadi UIN Walisongo Semarang.

 

Dies Tepat Waktu

Dies IAIN Walisongo kali ini waktunya kita mencatat momen bersejarah.  Betapa tidak, IAIN Walisongo yang berdiri pada 6 April 1970 itu sudah sedemikian rupa berjuang untuk alih status dari IAIN menjadi UIN, diproses sejak tahun 2003. Gagasan demi gagasan, proses pembuatan desain, diskusi dan seminar demi seminar diadakan, belum lagi yang namanya ditinjau kembali, dichek lagi, dievaluasi lagi, mengechek kembali apa yang kurang mengapa: desain yang dibuat tidak optimal, mengapa rencana prodi yang diusulkan kurang pas, ada rapat lagi perubahan desain karena IAIN ketika itu belum masuk ke dalam BLU, dll. Tidak keliru juga bila sering dikatakan bahwa proses IAIN menjadi UIN melalui proses yang berdarah-darah.

Di samping proses kuat yang dilalui pada masa Rektor Prof. Dr. Abdul Djamil, MA, perjuangan IAIN menjadi UIN itu juga dilanjutkan dengan lebih gencar pada masa Prof Dr. Muhibbin, M.Ag. Tidak hanya masa begitu panjang yang ditempuh untuk meraihnya, namun juga ketekunan dan kegigihan serta nyaris semua langkah lobi dilakukan.

Ada suatu waktu, ketika itu rasa-rasanya kita sudah tinggal mengegulkan proses panjang kita. Ada acara MUI yang diadakan di IAIN dengan mengundang Mendiknas, yang ketika itu Prof. Dr. Muhammad Noeh. Acara yang digelindingkan ketika itu begitu manis, seakan bahwa pada saat itulah peresmian UIN Walisongo itu terwujud. Namun, setelah proses penanda tanganan, yang terjadi adalah penundaan. Ungkapan joke yang sampai di telinga kita, “bahwa tinta untuk menanda tangani ketika itu hanya bisa untuk UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.” al-Hasil, untuk UIN Walisongo belum siap ditanda tangani ketika itu. Maka gurauan belum menjadi UIN tetapi baru menjadi U Insya Allah, terus saja diriwayatkan secara mutawatir oleh rangkaian periwayat, yang di dadanya merasakan degdegan, yang memperkuat degup jantung kita.

Rasa menahan pun terus diperkuat. Karena bisa jadi, tidak ditanda-tangani di masa Prof. Muhammad Noeh, namun Presiden kan bisa jadi menganugerahkan kebaikannya di akhir jabatan kepresidenan. Ternyata, dugaan yang terakhir ini tidak meleset; karena menjelang akhir jabatan, ternyata Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudoyono, berkenan hati menandatangani piagam berdirinya UIN Walisongo Semarang.

Tidak hanya itu, apa yang dilakukan oleh Bapak SBY, dipermantap kembali oleh Presiden Jokowi. Yaitu dengan ditanda tanganinya peresmian berdirinya UIN Walisongo, yang tulisan mengenainya pernah saya muat dalam salah satu artikel yang ada di UIN Walisongo Semarang, bersamaan dengan berdirinya UIN Medan dan Palembang, dan sejumlah IAIN lain, di antaranya IAIN Jember.

Jelasnya, acara peresmian IAIN menjadi UIN Walisongo kali ini dilakukan tepat waktu, sehingga IAIN dan UIN dapat diperingati ulang tahunnya nanti, pada saat yang bersamaan yaitu: 6 April pada setiap tahun. Menandaskan hal itu, Prof Muhibbin pada saat memberi laporan latuhan saat peresmian UIN itu menyebutnya sebagai wa yarfa’ul khilaf,  ‘meniadakan timbulnya khilaf [di belakang hari] di kalangan umat’.

 

Undangan Lengkap

Hadir dalam acara itu, Menteri Agama Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Ganjar Pranowo, Kapolda, Pangdam, Sejumlah Pejabat Pusat yaitu Prof. Abdul Djamil, Dr. Bahrul Hayat (yang menyampaikan Orasi Ilmiah), para Rektor Se Indonesia, Para Bupati Se Jawa Tengah, dan Pejabat Penting lainnya, tentu juga Civitas Akademika IAIN Walisongo.

 

Do’a Didahulukan

Pada acara ini, sebelum berlangsung acara formal, setelah acara pembukaan dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, acara diakhiri dengan doa oleh K.H. Haris Shadaqah, S.H. Baru setelahnya, acara diikuti oleh acara formal, termasuk acara utama Peresmian UIN (Universitas Islam Negeri) Walisongo Semarang.

 

Mewujudkan Unity of Sciences

Ke depan, tugas berat yang mesti diemban oleh UIN Walisongo adalah mewujudkan ilmu-ilmu yang dikembangkan di kampus dalam kemasan utuh. Ilmu-ilmu yang dikembangkan tidak lagi yang berwajad dikhotomi, melainkan yang memiliki wajah cantik, panduan ayat-ayat Qur’aniyah dengan dengan ayat-ayat Kauniyah. Kita ikut mendoakan semoga paduan yang diperjuangkan itu berjalan lancar, sukses, dan selamat dalam mengantarkan semua mahasiswa kita ke pantai tujuan (Erfan S).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *