Halal Bihalal, Wadah Membangun dan Memperkukuh Silaturahmi

Silaturahmi merupakan forum atau wadah yang penting bagi kehidupan lestari. Keberadadannya memang diperintah oleh agama, wa shilul arham ‘sambunglah oleh kalian tali silaturahmi’, kata al-Hadis. Dengan perintah ini maka silaturahmi itu layak dilembagakan, disiapkan wadahnya dan sekaligus diperkukuh dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Masyarakat Plural

Di Negara Indonesia, masyarakatnya jelas plural. Dalam kehidupan masyarakat yang berkehidupan di atas tujuh belas ribuan pulau, penduduk Indonesia tidak mungkin akan disebut lain selain dari masyarakat plural. Dari kenyataan yang dihadapi, kita tidak akan menyebut lain dari kenyataan masyarakat kecuali masyarakat plural. Rambutnya bermacam- macam, kulitnya walaupun sama layak disebut sawo matang, jenisnya juga tidak sedikit. Belum lagi bahasanya. Selain bahasa persatuan, Indonesia, ada ratusan bahasa daerah dari negara Indonesia. Di Pulau Jawa saja tidak kurang dari tiga bahasa daerah; Jawa, Madura, dan Sunda. Belum lagi jika kita melihat bahasa di daerah Maluku sana, bisa juadi puluhan bahasa ada di daerah itu.

Namun, bahasa yang banyak itu bukan masalah di dalam kehidupan kita. Karena semuanya dapat dipersatukan dengan bahasa Indonesia. Di mana-mana forum kita bertemu, selagi masih merupakan rakyat Indonesia, kita akan dapat diajak duduk bersama, dengan menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa Indonesia. Maka ketika ingat adanya perbedaan, kita juga tidak boleh hanya bilang adanya yang beda, tetapi ingat juga yang dapat menjadikan alat pemersatu. Yaitu semboyang bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, ‘berbeda-beda namun tetap satu jua.’

Suku bisa berbeda. Tampilan masing-masing bisa saja dengan raut muka yang sedikit beda, namun dengan kulit yang seimbang, sawoh matang. Maka untuk apa kita hanya melihat perbedaan yang sebenarnya tidak banyak gunanya. Maka yang terbaik, kita melihat titik-titik kesamaan, sehingga mudah menarik kesatuan dan sekaligus persatuan, yang darinya dapat menciptakan sinergi selaku penduduk Indonesia.

 

Halal Bihalal, Forum Penyeimbang Ke-Bhinneka-an

Dalam keberbedaan, ternyata tidak banyak ungensinya kita melihat suatu yang beda itu. Karena cara pandang sekadar melihat yang beda adalah membosankan. Paling-paling hanya akan membuat kita berpisah, jauh dari menyatu, wujudnya hanya cakar-cakaran. Padahal, kita berasal dari satu keturunan; Ayah – Ibu kita sama, Adam dan Hawa; dulu menurut Al-Qur’an kita ini berasal dari umat yang satu, agama kita satu, Tuhannya juga satu, sehingga secara fitrahnya kita ini lebih terasa nikmat hidup jika selalu melihat dan mempraktekkan menjadi bangsa yang bersatu, kompak, yang berdiri tegak di bawah negara kesatuan Republik Indonesia.

Nah, ketika kita bergerak dalam pemerintahan yang modern, dimana di dalamnya mengenal sistem demokrasi. Maka asal-usul plural dalam berbangsa tidak boleh kita lupakan. Plural bukan ciri-ciri bersama untuk berpisah, tetapi plural untuk dikembalikan pada fitrah semula manusia bisa membina kehidupan. Nah, di sini Tradisi Halal Bihalal memiliki tempat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Selamat berhalal bihalal di NKRI ini. Kalau perlu eksport saja tradisi Indonesia ini ke negeri seberang sana, agar mereka merasakan juga nikmatnya berhalal-bihalal (Erf).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *