Jum’at Akhir Ramadhan 1440: Bahagia dan Duka di Kampus UIN Semarang

Manusia yang ingin hidup berhasil mestilah berencana serta berusaha. Namun, penentu di balik rencana dan usahanya tetap Sang Maha Perencana dan Pendesain Unggul, Allah Swt. Karena di bawah Kuasanyalah semuanya ditaklukkan. Jika manusia merencanakan sesuatu maka hasil rencananya akan ikut menuntun jalan bagi kehidupan yang akan dilaluinya, sebab ibarat orang bepergian dia akan tahu kemana tujuan yang mesti dilalui dari waktu ke waktunya, menuju tujuannya. Sekalipun mesti disadari, bahwa terkadang rencana terbaik pun mengalami meleset dari tujuannya, yang tak lain sebabnya adalah ada Sang Penentu Taufiq yang Maha Kuat di belakang semua rencana itu, Allah Swt. Dari situ, jika rencana sudah dibuat maka sikap pasrah adalah jalan yang biasa ditempuh oleh orang beriman menuju pencapaian pantai-cita-citanya yang akan tetap berada di dalam kendali Tuhan Yang Maha Kuasa.

Cita-Cita dan Batas Ajal

Dalam kitab hadis Sahih al-Bukhari disebutkan, bahwa cita-cita manusia itu bisa panjang tanpa batas, namun usia manusia memiliki batas yang hanya Sang Penciptalah saja yang Mengetahui kapan pembatasannya itu terjadi. Begitulah yang terjadi pada kalangan dosen di UIN Walisongo, yang membuat kita terperangah tentang Kehendak Sang Pencipta di Balik Suatu Hal atau peristiwa Besar Terjadi. Ada dua peristiwa berikut yang memudahkan kita mengetahui tentang perolehan cita-cita dan usia yang dialami di baliknya, seperti kategori peristiwa yang berikut ini.

Pertama, Ujian Tertutup Calon Doktor. Sebenarnya ada dua kejadian yang kontras pada tenaga edukatif di UIN Walisongo, terutama pada empat fakultas yang termasuk kategori bidang keagamaan, yaitu: fakultas dakwah, fakultas tarbiyah, fakultas syari’ah dan fakultas Ushuluddin.

Pada Fakultas Dakwah, dosen muda atau cados muda Kurnia Muhahajarah (lahir 1985), telah berhasil atau lulus mempertahankan ujian tertutupnya untuk memperoleh gelar doktor. Dalam rangka meraih cita-citanya, Bak Kurnia telah mempertahankan disertasi dalam ujian tertutupnya dengan judul: WAJAH ANAK LAPAS: Pendidikan Agama dan Keberagamaan Anak Didik Pemasyarakatan di Lapas Kedungpane Semarang.

Sementara pada Fakultas Tarbiyah, atau tepatnya Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo, di situ diuji juga ujian tertutup atas nama Fakhrur Rozi, yang membahas penelitian yang berjudul: “………”. Dia dapat mempertahankan ujiannya dan memperoleh kelulusan.

Kedua, Tibanya Ajal Dosen (Hadi Kamis Sore dan Jum’at Tengah Hari)

Namun, pada FITK atau fakultas yang sama, pada hari yang sama juga, dua setengah jam kemudian terjadi kejadian yang di luar dugaan. Pada waktu itu, yakni pada hari Jum’at, setelah menjadi khatib lalu mengingami di Masjid sebelah rumahnya, ketika melakukan sujud di rakaat kedua, Dr. K.H. Saifudin Zuhri, M.Ag. meningal dunia. Kejadiannya cukup menjadi polemik di Jawa Tengah, dimana pada jam 12.00 (setengah jam sebelum itu) telah meninggal Drs. K.H. A. Noer ‘Ali (dosen Fakultas Syari’ah yang sudah lama sakit), meninggal dunia.

Sebelum itu, pada hari Kamis sore pukul 16.00 di RSU Dokter Kariadi Semarang, meninggal dunia Dra. Hj. Jauharatul Farida, M.Ag. yang sudah mengidap sakit kanker cukup lama. Dia dikebumikan pada hari Jum’at di Kudus, yang diberangkatkan dari Semarang setelah selesainya pelaksanaan salat Jum’at.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *