Hadis Ke-6b Tentang Dosa-dosa Besar dan Taubat (2)
3. Membunuh Jiwa/Manusia
Sesungguhnya Allah mengharamkan pembunuhan manusia dan mengancam pelakunya dengan siksa api neraka secara kekal di dalamnya. Firman Allah dalam Surah Al-Nisa/4: 93, yang artinya, “Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, dia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya.” Disebutkan dalam sebuah hadis, yang artinya, “Tidak halal darah seorang muslim, kecuali dengan satu di antara tiga alasan, (1) jiwa dengan jiwa, (2) orang sudah berkeluarga yang berzina, dan (3) orang yang me-ninggalkan agamanya yang memisahkan diri dari jama’ah.”
4. Persaksian Palsu
Di dalam hadis ini Nabi saw mengulang-ulang perkataan “zuur.” Hal itu memberi pengertian bahwa apa yang Nabi ucapkan itu sangat penting dan memberikan pengertian bahwa zuur adalah sangat haram dan sangat buruk. Selain ini, di dalam hadis juga disebutkan, “ Tidak akan bergeser kaki seseorang yang memberikan kesaksian palsu besok pada hari kiamat, sehingga menyentuh api neraka.”
5. Sihir
Abu Muhammad Al Maqdisy dalam al-Kafi berkata, “Sihir ialah jimat-jimat, jampi-jampi dan pintalan-pintalan benang yang mempengaruhi jiwa dan tubuh, menyakiti, membunuh, atau menceraikan seseorang dari yang lain”
Mayoritas ulama berpendapat, sihir itu hukumnya haram. Mempraktekkan, mempelajari, dan mengajarkan sihir itu termasuk dosa besar. Berbeda dengan pendapat lain, sebagian ulama dari kalangan mazhab Syafi’i, mempelajari sihir itu hukumnya tidak haram.
6. Makan riba
Riba bermakna penerimaan yang lebih dari yang kita berikan tanpa ada imbangannya”. Islam dengan tegas melarang riba Allah berfirman dalam Q.S Ali Imron : 130 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
7. Makan harta anak yatim
Yatim secara bahasa ialah orang yang meninggal ayahnya sebelum dia sampai umur. Sedangkan makan harta anak yatim ialah mempergunakan harta anak yatim untuk kepentingan diri sendiri dan berlaku curang terhadap harta anak yatim itu.[1]
Allah telah menegaskan dengan berfirman pada Q.S An-Nisa : 10 yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.
8. Lari dari Medan Perang
Lari dari medan perang adalah melarikan diri dari medan tempur, alias tidak berani maju. Sesungguhnya al-Qur’an mengancam orang yang melakukan perbuatan tercela seperti itu. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfal: 16: “Barangsiapa yang membe-lakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.”
Oleh karena itu, meninggalkan medan jihad tanpa alasan termasuk dosa besar dan pelakunya akan akan mendapat azab Allah Swt.
9. Menuduh wanita yang menjaga diri berzina
Allah telah berfirman dalam Q.S An-Nur: 23 yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar,” jelas bahwa menuduh wanita baik-baik yang beriman berbuat zina maka ia akan mendapat laknat di dunia dan akhirat, selain itu ia akan mendapat 80 cambukan di dunia.
Taubat: solusi dari perbuatan dosa
Untuk menghapus kita dari suatu dosa, ada sejumlah jalan yang dapat ditempuh bagi menghapus dosa yaitu:
Pertama, perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa besar dan juga kecil yaitu:
- Taubat Nasuha
- Taat atau mematuhi perintah Allah
- Syahid ( gugur di jalan Allah )
- Menegakkan had-had (segala hal berkaitan dengan hukum Allah) karena sesungguhnya had itu adalah penebus dosa.
Kedua, perbuatan yang hanya menghapuskan dosa kecil, tetapi tidak menghapuskan dosa besar yaitu:
- Selalu melakukan kewajiban-kewajiban dan menjahui dosa-dosa besar
- Mengiringi satu kejahatan dengan kebaikan-kebaikan.
- Bencana dan musibah di dunia.
- Ketaatan membuat Allah menghapus dosa-dosa.
- Permohonan ampun dari seorang mukmin terhadap mukmin lainnya dan permohonan ampunnya para malaikat.
Ketiga, melakukan istighfar. Ada suatu wirid yang diajarkan oleh Nabi saw, yang jika dibaca dapat menghapus dosa demi dosa yang melekat di badan kita. Salah satunya disebut dengan sayyidul istighar
قَالَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
Dari Abu Hurairah, dia berkata, saya mendengar Rasul saw bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari 70 kali.” (H.R. al-Bukhari)
Selain itu, Nabi saw mengajarkan kita wirid sayyidul Istighfar (istighfar komplit) seperti disebut dalam Shahih al-Bukhari, sebagai berikut:
شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِالْجَنَّةِ
Dari Syaddad bin Aus r.a., “Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; kamu mengucapkan: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) ‘.” Beliau bersabda: ‘Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.’