Kanda Wardati S.Pd.I Kauman Menara Kudus Telah Berpulang

Setelah sempat koma dua hari hari, maka pada hari Senin 14 November 2016, kanda Wardati akhirnya berpulang. Bak Wardati adalah kakak kandung dari istri saya, Lathifah. Pengabdiannya banyak dicurahkan di pendidikan. Selain mengajar di taman kanak-kanak Banat Kudus, dia mengetuai ikatan guru raudatul athfal (IGRA) Kresidenan Pati selama dua periode. 

Entah karena apa, dalam bulan-bulan terakhir ini memburuk kesihatannya. Jawabannya bisa beragam. Namun yang sempat saya ketahui, dia banyak memforsir diri dan kurang menjaga kekuatan fisiknya. Selain mengalami kesulitan menangani persaingan di sekitar RA di Banat Kudus, rupanya ada juga kesulitan yang dihadapi dalam mengalami persaingan di organisasi IGRA yang ditangani, sehingga tanpa terasa kondisi itu berdampak pada kesihatannya.

 

Tamu Begitu Banyak

Bak Wardati itu memang banyak berdedikasi.  Orang tua kami memang membimbing segenap putera-puterinya agar dalam hidup ini kita tidak sekadar menjalani kehidupan, tetapi menyempatkan diri berjuang untuk mengisi atau berkiprah di dalam kehiduapan. Hal demikian bukan hanya keluarga kami di Bondowoso sana, di keluarga Kudus orang-orang tua kami sangat bangga jika melihat putera-putarinya berjuang untuk agama, masyarakat, dan bangsa.

Setelah Bak Wardati memegang Kepala RA Madrasah Banat selama dua periode, dia meneruskan tugasnya menjadi Ketua IGRA Keresidenan Pati. Dua periode itulah bukti dedikasi dia menangani aktivitas itu.

Dalam kondisi yang tidak terlalu banyak waktu dia seperti apa menangani tugas di IGRA, kita di lingkungan keluarga, juga sempat mengetahui akhirnya betapa tidak mudahnya menangani tugasnya itu. Lebih-lebih di era dimana Indonesia sedang banyak berjuang untuk menghebatkan diri di dunia di bidang pendidikan.

Maka itu ketika Bak Nati sedang berbaring di pembaringan sementara sebelum menuju makbarah, tamu tidak henti-hentinya berdatang ke Kauman Menara 48-B itu. Entar itu perkecamatan, atau kabupaten, mereka itu datang bersama rombongannya menghormati dengan memperkenalkan diri dan ikut bertahlil bagi keselamatan alharhumah di rumah kediaman keluarga.

 

Pk 16.00 di Maqbarah

Setelah kedatangan anak barepnya, Sirrul Muna, yang bekerja di Jakarta, beberapa waktu kemudian prosesi acara menuju ke pemakaman pun diadakan.  Setelah kemudian disalatkan di Masjid al-Aqsha Menara Kudus, jenazah almarhuman dibawa ke Pemakaman Loehoer di Kudus untuk pemakaman Bak Wardati. Almarhumah dimakamkan sebelah belakang dari Ibu Munifah, mertua, dengan baik. Hanya pihak penguburan kurang cermat mengelola air hujan yang masuk di pekuburan, sehingga belum kesat air penguburannya acara pemakaman dijalankan juga. Orang yang sempat melihat peristiwa ini hanya bisa mengelus dada, karena kita yang hadir kebanyakan juga tidak bisa berlaku hebat memangani pemakaman seperti itu. 

Akhir kata, seluruh keluarga hanya ikut berdoa, semoga Bak Wardati dalam keadaan husnul khatimah, Amin (Erfan Subahar). 

 

 

 

1512

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *