Keluarga Sukses dari Kalangan Pesantren
Pada hari ke-12 Ramadan 1435, Kamis (10/7-2014), saya sempat menghadiri promosi doktor di UIN Yogyakarta, tempat yang selama 5 tahun saya mengajar S2 dulu (2002-2008). Ketika itu dosen FITK Drs. H.M. Chabib Thoha, M.A. mempertahankan disertasinya berjudul “Keluarga Sukses Pada Masyarakat Pesantren: Model Pendidikan K.H. Bisri Musthofa dan K.H. Masruri Abdul Mughni” dihadadapan dewan penguji.
Pengkajiannya berangkat dari masalah: (1) Bagaimana model pendidikan keluarga K.H. Bisri Musthofa? (2) Bagaimana model pendidikan keluarga K.H. Masruri Abdul Mughni? dan (3) Bagaimana perbandingan antara model pendidikan keluarga K.H. Bisri Musthofa dan K.H. Masruri Abdul Mughni?
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan reflektif. Kajiannya menggabungkan data empirik sensual kualitatif dengan dalil-dalil yang bersifat normatif dari Al-Qur’an dan al-Hadits; dan juga menggunakan data-data empirik sensual kualitatif serta data-data empirik transendental.
Fokus penelitiannya dua keluarga; dari tokoh nasional, yang dipandang berhasil dalam kehidupan di lingkungan masyarakatnya, yang juga memperhatikan dari segi pentingnya posisi pendidikan. Keluarga K.H. Bisri Mustafa (1914-1977) mewakili keluarga kiai tempo dulu (awal kemerdekaan), dan Keluarga K.H. Masruri Abdul Mughni (1943-2011) untuk mewakili keluarga kiai masa kini (generasi penerus pesantren).
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumenter. Data-data yang diperoleh dipahami dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya dalam situasi tertentu. Atau dipandang tidak sekadar pengalaman tetapi juga pengalaman yang telah mengim- plisitkan penafsiran (Muhadjir: 1998: 81). Jelasnya, ia berusaha mencari hakikat sesuatu yang ada di balik segala bentuk manifestasi kesuksesan keluarga dalam masyarakat pesantren berupa mengidentifikasi fenomena, tetapi juga membenarkan signifikansinya dengan melihat nilai pentingnya bagi kebermaknaan manusia.
Teknik Analisis Data
Selanjutnya pemahaman data dengan pendekatan fenomenologis tersebut dibahas dengan menggunakan analisis komparatif untuk menilai ketepatan kenyataan dengan melalui menelaah data, menata, membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, menyintesis, mencari pola, menemukan makna dari objek penelitian, dan dilaporkan secara sistematik (Bogdan dan Biklen). Analisis datanya terdiri atasi tiga arus: reduksi data (menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisir data), penyajian data (menemukan pola-pola hubungan yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpilan), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (memuat pola makna tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi).
Model Pendidikan Keluarga K.H. Bisri Mustafa
Tujuan
a. Memberikan dasar pendidikan budi pekerti
b. Memberikan dasar pendidikan sosial
c. Memberikan dasar pendidikan intelek
d. Memberikan dasar pembentukan kebiasaan
e. Memberikan dasar pendidikan kewarganegaraan
Materi Pendidikan
a. Pendidikan Akidah
b. Pendidikan Ibadah
c. Pokok-pokok agama Islam dan membaca Al-Qur’an
d. Pendidikan Akhlak Karimah
Metode Pendidikan
a. Metode keteladanan
b. Metode disiplin atau pembiasaan
c. Metode doa
d. Metode tes
e. Metode penerapan tanggung jawab
Model Pendidikan Keluarga K.H. Masruri Abdul Mughni
Tujuan
Yaitu mempunyai dasar sejalan dengan Q.S. at-Tahrim/66: 6, yaitu memelihara diri dan keluarga dari siksa negara dengan menyintai segenap anak kita.
Materinya
Mencintai Allah dan Rasul, dengan menggunakan referensi dua kitab: Washaya al-Aba’ li al-Abna’ dan kitab Ta’lim al-Muta’allim.
Juga dilakukan dengan mengumpulkan semua anggota keluarga setiap malam Jum’at untuk mengaji Al-Qur’an, dilanjutkan dengan pengajian kitab Tanbih al-Ghafilin.
Juga menyiapkan putera-puteranya untuk memiliki profesi tertentu.
Metode
Pendekatan lahiriah yaitu pendidikan langsung pada putera-puteranya, dan bathiniyah yaitu dengan cara memohon kepada Allah terutama dengan mendidik Al-Qur’an dan berdoa dengan sungguh-sungguh.
Bagi KH. Mughni, hakikat pendidikan anak adalah istifadah (ngalap faedah dengan cara ngenger). Makna ini, kita dapat mengambil faedah Al-Qur’an tentang faedah kehidupan Nabi Musa, Nabi Syu’aib. Ketika mengaji di pesantren, putera beliau bukan hanya diharapkan untuk taklim melainkan juga untuk berkhidmah kepada kiai.
Ketika mendidik, beliau tidak hanya mendidik putera-puterinya, tetapi semua anggota keluarga harus juga terlibat mendidik keluarga. Jadi sasaran pendidikannya adalah semua anggota keluarga. Artinya ayah-ibu adalah guru dan sekaligus murid dalam pendidikan keluarga.
Pokok-pokok pendidikan yang lain:
– kalau berkunjung ke tempat saudara sudah membawa bekal makanan dari rumah atau sudah makan terlebih dahulu;
– selalu bersyukur kepada Allah;
– menerapkan pola keteladanan;
– mendidikan kedisiplinan dan kebersihan;
– memasak di rumah, bisa juga dikerjakan oleh suami;
– selalu membagi waktu untuk memperhatikan putera-puteri di rumah.
Penutup
Model pendidikan keluarga KH Bisri Mustafa adalah model pendidikan keluarga yang metodik humanis. Sedang model pendidikan keluarga K.H. Masruri Abdul Mughni adalah berporos Al-Qur’an dan bertujuan untuk mengurai isi Al-Qur’an. Sedang pelaksanaan keduanya adalah dengan model humanis religious dengan mengarahkan target pembelajaran anak pada tercapainya aktualisasi nilai keagamaan dalam diri dan anak didik. Keduanya juga sama menjalankan proses pendidikan menggunakan metode terstruktur, yang berbeda adalah masanya, budayanya, dan kebutuhannya.
Promosi yang diadakan pada hari Kamis, 10 Juli 2014 itu, berlangsung sekitar 1 jam. Dalam kondisi kesehatan tidak prima, promovendus dapat menyelesaikan tugasnya secara optimal dengan meraih nilai memuaskan.
Sebagai Ketua: Dr.H. Musa Asy’arie, Sekretaris: Dr. Ilyas, Promotor/Penguji: Prof H. Abdurrahman Mas’ud, P.Hd, Co. Promotor: Dr. Sukamta, MA, Penguji I: Prof. Dr. H. Khoiruddin, M.A., Dr. H. A. Malik Madany, M.A., Dr. Hj. Marhumah, M.Pd., dan Dr. H. Tasman Hamami, M.A.
Hadir undangan dari Semarang dalam acara yang bersamaan dengan sidang Senat Institut itu adalah: Prof Erfan Soebahar, Dr. Abd Wahib, Dr. A. Fatah Syukur, Dr. Hamdani Mu’in, Dr. Sodiq Abdullah WD 1, Dr. Musthofa. Juga Dr. Sudjai’ dekan, dan Abd Wahid, MAg WD 2. Juga hadir segenap keluarga, dan undangan lainnya (Erfan S).
Hmm is anyone else having problems with the pictures on this blog loading? I’m trying to determine if its a problem on my end or if it’s the blog. Any suggestions would be greatly appreciated.