Kesan tentang Penjelasan Islam yang Berdasar al-Quran dan Hadis

Sebagai umat yang berikrar diri menjadi Muslim, kita tertantang diri untuk hidup suka bersyukur. Jauh dari diri kufur. Sebab sekalipun secara fisik kita ditinggal wafat oleh Nabi Muhammad saw, tetapi kita masih ditinggali dua khazanah utama, sumber ajaran agama. yaitu al-Qur’an dan Sunnah Nabi atau hadis. Padahal dalam kondisi begini, Allah dan para malaikatnya masih terus bershalawat kepapada Nabi, yang berarti Nabi Muhammad saw itu masih ‘memiliki pengaruh besar’ dalam kehidupan ini. Dari sini, kita oleh al-Qur’an diperintah terus bershalawat juga kepada Nabi saw. Padahal selain punya misi membawa rahmat untuk semesta alam beliau juga bertugas menyempurnakan akhlak manusia, maka misi ini tentu akan tetap berjalan hingga Hari Kiamat.

Dalam konteks demikian, saya punya kesan kuat terhadap uraian-uraian keagamaan, antara lain, yang dijelaskan oleh Bapak Dr. H. Aswin R. Yusuf. Beliau sejauh ini telah banyak memberikan pertimbangan ke tengah-tengah pengajian Jam’iyyah Islamiyah yang beliau bina, yang dilihat dari landasannya beliau konsisten dalam menjelaskan pokok-pokok keagamaan Islam itu selalu dengan pegangan dua pusaka abadi yang memang dimiliki umat Islam.

Pandangannya tentang ‘pentingnya umat Islam punya fokus ke Baitullah’ dalam beribadah misalnya. Atau tentang ‘pentingnya kita tetap punya kontak dengan Allah Swt dan Rasulullah yang disadari’ dalam melaksanakan aktivitas ibadah dan aktivitas-aktivitas kehidupan dengan selalu mempersegar ingatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya untuk mencapai ridha-Nya, memudahkan kita khusyuk dan mantap dalam ibadah. Juga memperkuat kesadaran ingat kita kepada Allah dalam keseharian kita. Begitu juga pandangan tentang ‘kehidupan damai’, yang memang diajarkan Islam. Pandangan kepada hal-hal itu, antara lain, saya pandang adalah pandangan yang mencerahkan. Umat Islam diajak oleh beliau berani berkata benar, dan menyampaikan kebenaran secara baik, tidak terlalu terburu-buru, tapi juga dengan menggunakan akhlak budi yang dikenas baik. Menyampaikan pikiran yang jelas landasannya dengan penuh kehati-hatian, benar, baik, tanpa ragu tapi pas, adalah suatu cara komunikasi yang sekaligus juga menarik bagi kita di masa kini. Bahkan, cara-cara ini saya kira juga beliau gunakan ketika mesti mengkomunikasikan pertimbangan-pertimbangannya kepada Paus di Roma pada tahun 2015 yang lalu.

Semoga coretan kecil ini ikut menyampaikan kebenaran dengan baik  di tengah kehidupan yang dijauhkan oleh Allah dari sekadar suka memuji mumpung beliau masih ada, dan memiliki manfaat, Amin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

974 thoughts on “Kesan tentang Penjelasan Islam yang Berdasar al-Quran dan Hadis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *