Kiai Musthofa Lasem Rembang: Seorang Auliyak Mastur

Hingga akhir tahun 2018, saya sungguh merasa tertarik dengan sejumlah auliyak atau tokoh alim yang selama hidupnya sangat dekat dengan Allah namun beliau sangat tidak menyukai publikasi. Bahkan, hingga akhir hayatnya, kondisi mastur itu juga memiliki pengaruh kuat, hingga beliau tidak terasakan oleh kalangan awam, sempai ada tokoh tertentu yang akhirnya mempopulerkan nama beliau.

Salah satu dari beliau itu insya Allah Kiai Musthofa Lasem. Banyak nama disemat kan kepada beliau. Ada yang menyebutkan Kiai Musyaffak. Ada yang menyebut Embah Kiai Mustopo. Namun, menurut orang yang dipercaya beliau adalah Kiai Musthofa. Di antara tokoh yang dikuburkan di sekitatar pekuburan lasem sana, selain embah Umar yang berasal dari Surabaya dan seorang Habib, maka kubur tokoh ini terbilang sangat sederhana.

Qiila, kubur beliau kalau dibangun bergedung — seperti pernah dicoba demikian — baru separuh pembangun, maka gedung bangunan beliau itu dirobohkan oleh makhluk Allah yang kon menurut salah satu cucunya: itu karena Kiai Mustofa itu tidak mau diperlakukan kuburnya dengan bangunan gedung seperti itu.

Malah di kuburan itu, yang bisa ditampakkan namanya adalah kubur puteranya dan kubur ayahnya, yaitu Syekh Hasan Maghribi. Khusus untuk kubur beliau, orang yang membangunnya tidak ada bisa menuliskan nama beliau sama sekali. Satu-satunya tanda khusus, yang bisa diberikan di situ adalah sebuah tanda kayu jati lama yang ditancapkan di lantai di sebelah utara pinggir kubur beliau. Sementara nama beliau belum dapat dituliskan di tempat itu benar.

Masih ada tanda-tanda pengaruh kemasturan dalam keauliayaan beliau. Maka itu benar-benar kita belum bisa tahu persis dan agak lengkap tentang sosok beliau. Misalnya, hingga doa yang dipanjatkan beliau ada satu yang belum bisa sampai kepada kita, walau satunya sudah mulai tersiar, yaitu doa yang kita sering menyebutkan dengan doa jausyan. Santri Lirboyo Kediri yang banyak tahu tentang detail seluk beluknya, sementara untuk penulis catatan ini baru diperbolehkan atau dapat Ijaza dengan melakukan fidak tertentu sebelumnya dan mendapatkan hadhrah serta wirid yang diperlakukan. Semoga manfaat. Lasem: Ahad, 24 Desember 2018 (Erfan Subahar).

578 thoughts on “Kiai Musthofa Lasem Rembang: Seorang Auliyak Mastur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *