Menuju Haramain Ke-2 Tahun 2005
Kalau kunjungan ke Haramaian pertama, terjadi tahun 2002, maka yang kedua terjadi tahun 2005. Jika tahun 2002, saya dapat menye-lesaikan doktor dan berangkat haji, maka di tahun 2005 mirip dengan itu. Yaitu selain ke haji saya memperoleh eska gurubesar yang memperlancar diri untuk promosi guna memperoleh gelar guru besar di bidang ilmu hadis. Momentum ini merupakan kesyukuran kepada Allah Swt yang tidak terhingga karena pada acara ini, ibu kami Hj Sri Indiah berkenan datang dari jauh, Bondowoso sana.
Ketika menduduki Ketua UPMAlah, haji kita kali ini terlaksana. Sekedar kenangan, UPMA adalah kependekan dari Unit Peningkatan Mutu Akademik, yang untuk IAIN Walisongo punya kenangan tersendiri. Di awal berdirinya, dengan berlandaskan SK Rektor IAIN Walisongo, lembaga ini lahir dengan belum memiliki kantor. Dengan pembinaan Rektor yang baik, disertai tekad yang kuat, kantor yang mengambil tempat salah satu ruang, yang sekarang ditempati kantor Kopertais, berdirilah UPMA. Seorang Kepala UPMA dan seorang staf honorer, adalah petugas pertama di lembaga yang mengurusi mutu akademik ini. Hingga kini, kantor UPMA sudah berganti tiga Kepala UPMA. Dari Prof Erfan Soebahar, ke Drs Agus Nurhadi MA, lalu ke Dr. Mukhyar Fanani M.Ag, hingga ke Dr H. Imam Taufiq, M.Ag.
Ada yang menarik dalam kunjungan ke Haramain kali ini, yaitu saya sempat menyaksikan pelaksanaan pidana Qishash. Yaitu praktek hukuman pancung di Jiddah, akibat pengedaran Narkoba oleh dua orang asing Warga Pakista, yang perbuatannya itu merugikan banyak pihak di kalangan luas.
Dilain kesempatan, insya Allah artikelnya bisa disusulkan mengenai bagaimana praktek pelaksanaan hukuman qishash itu. Sekarang, yang penting, semoga haji kali ini maqbul. Saya, yang ketika kunjungan kedua kali ini, berposisi sebagai TPIH mendampingi para hujjaj dari Kabupaten Seragen, bersama Bapak Drs. H. Husnul Hadi, M.Hum, dan Tim Medis Bapak D. Sriyoto dan Ibu Fatimah dan Dr. Siapa ya (Masih lupa namanya), juga dari Sragen.
Banyak pengalaman menarik pada haji kali ini. Sejak dokter yang sakit selama beberapa hari, petugas medis yang mabuk setelah mem bagikan pil antimo, hingga menyaksikan pidana qishash oleh saya sendiri, Pak Husnul, dan Pak Sriyoto. Masihkah ada kesempatan haji lagi setelah ini? Allah A’lam.