Malam Sebelas: Mengadakan Launching Buku Studi Ilmu Hadis

Mahasiswa selain butuh mendapat ilmu pengetahuan juga butuh berkiprah dan berprestasi. Maka itu, bagi mereka yang menyadari hal seperti itu tidak sedikit dari mereka yang mau untuk diajak bergiat lebih dari batasan perkuliahan yang ditangani di kelas mereka. Misalnya ajakan agar mereka bisa menerbitkan buku yang bermanfaat bagi orang lain, yang terkait dengan tokoh-tokoh yang tidak terlalu sukar dijangkau peroleh datanya. Atau dapat dilakukan penelitian singkat untuk memperoleh data yang diteliti, guna kemudian ditulis sehingga dapat memberi manfaat bagi kehidupan ini.

 

Mahasiswa Angkatan 2015

Sewaktu saya mengajar di hadapan peserta kuliah angkatan 2015, mereka saya beri tugas selain membuat makalah yang wajib untuk diprosentasikan dalam perkuliahan juga diberi tugas menulis pemikiran tokoh hadis di Indonesia. Corak datanya, dipilihkan yang mudah dicari, ditemukan melalui penelitian singkat, dan mudah untuk dituangkan dalam bentuk karya bersama, entah seperti apa jua wujudnya. Bisa jadi, data seperti itu dapat dipilihkan dari data yang sudah dikenal di kalangan umum di Indonesia atau dunia seperti Syekh Mahfudh dan Syakh Hasyim Ay’ari, ataupun  data dari tokoh para doktor atau profesor yang sudah tidak menjabat namun masih berkarya dalam studi ilmu hadis atau yang berkait dengan itu.

 

Direspon Bertahap

Tugas di atas, diam-diap mendapatkan respons dari mahasiswa, antara lain, ketua komting dan dua mahsiswa yang suka menulis. Satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Karena karya bisa terbit itu tidak cukup hanya bermodal kemauan, maka pada tiga orang ini akhirnya karya tugas yang disusun itu mendapatkan kesempatan untuk dipilih, diseleksi, diproses lanjut, sehingga sampai di tahap penataan final untuk diajukan kepada dosen.

Sebelum pemilihan karya untuk ditulis, semua makalah tugas kuliah dan akhir semester dikumpulkan ke dosen untuk dinilai dan lalu diterbitkan. Dari situlah pemilihan makalah yang layak terbit diproses awal; sementara yang lain, yang dirasa layak diperbaiki oleh tim ya diperbaiki, sementara yang nilainya didak bisa diproses lanjut cukup diikhlaskan sebagai dokumen ujian saja. Yang akhir ini jumlahnya sedidit.

Setelah makalah dinilai oleh dosen pengampu, juga diberi catatan seperlunya, ia diseleksi sesuai dengan masukan dosen pengampu, dan kemudan diproses lanjut untuk diatur sistematikanya sehingga menjadi makalah yang layak menjadi santapan pembaca.

 

Ada Keraguan tapi Terus ke Mantap

Perasaan ragu bisa saja terjadi kepada siapapun, kalau menghadapi data yang kurang pas. Lebih-lebih yang dihadapi berupa data kawan sekelas, yang dituangkan dalam bentuk makalah, sedang makalahnya dirasakan kurang layak untuk diterbitkan bagi para pembaca. Itulah yang dialami oleh tim buku, sehingga beberapa kali Mas Amir, Bak Azizah, dan Mas Aziz menjumpai dosen pengampu kuliah sebelum akhirnya menemukan pendirian mengenai isi tulisan atau makalah yang akan terus diproses menjadi isi buku yang diperbitkan.

Dengan banyak bermusyarakah bagi penerbitan, akhirnya setelah memakan waktu yang lebih dari dua tahun sampailah juga pada harapan untuk merealisasikan penerbitan. Daftar isi terakhir pun dibuat lengkap dan kata pengantar juga telah diselesaikan oleh dosen pengampu. Menyusul diam-diam, kulit buku pun dibuat menjadi menarik dan selesai dibuat.

 

Lounching Buku

Setelah memakan waktu yang cukup panjang, maka buku yang diharapkan terbit, menjadilah benar-benar sebuah kenyataan.  Buku setebal 204 halaman, dicetak di atas kertas berukuran B4 terbit sebanyak 35 eksemplar, menjadi hiasan yang disaksikan launcingnya oleh ratusan mahasiswa yang memadati Gedung Muslimat NU Jawa Tengah di Ngaliyan itu. Mereka yang datang ke pertemuan ternyata bukan hanya dari kalangan S2 UIN Walisongo, melainkan juga banyak dari S1 UIN Walisongo Semarang dan sejumlah organisasi kemahasiswaan.

Prof Dr. H. Sri Suhanjati dan Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar — dua guru besar yang bertindak sebagai narasumber dalam launching buku itu — sempat dibuat geleng-geleng kepala oleh ratusan peserta yang hadir. Sebab tambah undangan di dekat acara berbuka puasa, terus hadir membludak yang datang. Sepertinya, panitia agak dibuat sedikit nyut-nyut di kepala dengan yang datang menjelang saat maghrib tiba itu, karena jumlahnya tidak sedikit dan kursinya tidak bisa menampung kehadiran mereka yang juga berminat itu.

Demikian, semoga catatan bedah buku alias launching buku ini menjadi pengalaman yang bagi adik-adik mahasiswa layak dilanjutkan, oleh para pencinta kebenaran dalam dunia ilmu yang begitu luas. Dan acara launching ini dapat menjadi kenyataan (Erfan Soebahar).      

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *