Melakukan Penelitian Kolektif dengan Saling Pengertian

Melakukan Penelitian bersama yang dikenal dengan penelitian kolektif berbeda dengan melakukan penelitian individual. Paling tidak, dalam melakukan penelitian individual, seberapapun tingkat kemampuan diri baik masih belum banyak pengalaman atau sudah berpangalaman, penelitiannya banyak dilakukan secara sendirian.
Pada Penelitian kolektif jelas aktivitasnya dikerjakan bersama-sama. Di sinilah bedanya yang utama. Oleh karena itu maka mesti ada aturan yang memperlancar prosesnya.

Adanya pikiran untuk membantu seniornya adalah di antara etika yang sering dikomunikasi kan dan cocon pada penelitian bersama di sini.
Pada bagian ini biasanya banyak etika yang diam-diam berjalan yang tidak dirundingkan dengan tuntas, yang lalu justru yang muda banyak “berkorban” berlatih diri bagi kelancaran prosesnya. Dengan dalih belajar maka yang mudalah yang banyak berkorban bagi proses penyelesaiannya sehingga endingnya sama sepaham bagi rampunya tugas pelaporan penelitian.
Meminjam istilah yang sering disampaikan senior kita Prof A. Qurdri Azizi, senior kita di UIN Walisongo yang sudah almarhum, dengan meminjam pegangan ungkapan Sayyidina Ali, yang muda diam-diam memegang etika yang jika disadari juga baik yaitu, Ana ‘abdu man ‘allamani walau harfan yakni ‘Aku adalah hamba orang yang telah mengajarkan ilmu [pengalaman penelitian] kepadaku walaupun se-huruf. Maknanya dengan pengorbanan sedikit lebih banyak membanting tulang, yang muda banyak bekerja, tokh hasilnya yang muda lebih banyak berpahala insya Allah. Berlaku bijak agar beroleh pahala yang lebih banyak

Tinggal kita yang dapat menyelesaikan rembuk pekerjaan penelitian ini, bagaimana terbaiknya antara senior dan yunior kita. Dengan diniati belajar, maka pekerjaan dapat diselesaikan dengan berunding bagaimana yang terbaik bagi kita.
Rupanya praktek superti ini yang banyak dialami hingga kini salam melakukan penelitian kolektif.
Jika ada yunior yang tiba-tiba berlaku “sebagai senior” yang kadang kala muncul di perjalanan, biasa jadi karena ada angin tak nyaman yang mempengaruhinya. Repotnya jika akhirnya sang junior menyimpang dari kesepakatannya dengan berulang yang tidak sedap bagi keutuhan aktivitas yang tidak disepakati. Yang seperti ini bisa menjadi musibah. Na’udzu billah (Erfan Subahar).

3435

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *