Memasuki Hari Ke-16 di UQ

Pada hari Rabu, 23 Oktober 2013 ini, acaranya dua materi pokok yaitu melakukan risearch individual dan menerima ceramah dan diskusi bersama Dr Patrick Jory. Acara bersama, berlangsung dari pukul 10.00 sampai pukul 12.00 sementara yang kedua, dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00.

Mengenai yang pertama , reserch individual sudah begitu rupa dilakukan oleh kawan-kawan dosen IAIN Walisongo. Sejak dari mengakses data di internet melalui peralatan komputer yang disediakan UQ, meminjam buku, hingga duduk tekun di perpus takaan seperti kebanyakan dilakukan oleh para pengunjung lainnya di perpustakaan.

Mengakses data sudah mulai begitu jauh. Selain dari mendonload buku, kitab dan jurnal, kami sudah sampai ke taraf mendeteksi buku-buku dan jurnal-jurnal Islam yang sebelumnya belum tersedia, kemudian pada hari-hari yang tidak lebih dari seminggu sudah tersedia dalam jumlah banyak di perpustakaan. Dengan ungkapan lain, pengelola perpustakaan sudah begitu jauh memperhatikan apa-apa yang diperlukan oleh usernya.

Ada perlakuan khas yang dilakukan perputakaan di UQ itu. Di perpustakaan yang dibuka sejak pukul 08.00 hingga pukul 22.00, bahkan dalam hal-hal tertentu jika animo usernya masih begitu tinggi dalam menggunakan perpustakaan, dibuka hingga pukul 24.00, bahkan dalam hal-hal tertentu kami dipersilakan untuk bermalam di perpustakaan. Di perpustakaan ini, kami diperbolehkan meminjam sampai 60 buku.

IMG-20131023-00123

Mengenai acara dengan Prof Patrick Jory, ceramah dan diskusinya begitu menarik. Sebab, guru besar ini mengadakan penelitian di banyak tempat berkenaan fenomena umat Islam secara kultural baik di Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga di Pilipina. Keleng kapan data yang dimilikinya membawa ceramah tentang “Islamic History and Islamic Education” ini begitu intens diikuti oleh segenap peserta.

Betapa tidak, begitu pengantar ceramah disampaikan. Prof Petrick memberi jawaban yang memuaskan peserta. Sejak dari bagaimana menggunakan approach kajian, menggunakan komparasi ketika mengulas suatu kasus, hingga memberikan apa yang beliau sampaikan dalam kuliah, seperti silabus kuliah yang belau sampaikan pada tiap semester. Selain dikepung dengan sejumlah pertanyaan, beliau yang hanya bisa berdiri menyudut itu juga diberondong oleh kawan-kawan untuk memberikan contoh-contoh praktisnya baik yang ada di sejumlah buku yang beliau copykan kulitnya, maupun kasus-kasus yang berhasil beliau rekam datanya sehingga bisa ditampilkan dalam layar di ruang kuliah (Erfan Soebahar).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *