Membaca Pengaruh Pancasila: Dari Sudut Tulisan Habib Rizieq
Membaca disertasi bisa merupakan upaya menambah wawasan ilmu. Sekalipun tidak secara utuh, membaca suatu bagian yang dipilih bisa termasuk yang penting dari maksud ini. Sehubungan dengan itu, di bawah ini untuk menambah khazanah keilmuan, saya persilakan pembaca menyimak disertasi dari Dr Habib Rizieq Syihab yang ditulisnya sewaktu studi program doktor di Malaysia. Kutipan ini saya batasi pada mengambil satu aspek yang terpenting yaitu: judul, abstrak, kesimpulan umum, dan kesimpulan akhir.
1- Judul:
“PENGARUH PANCASILA TERHADAP PENERAPAN SYARIAH ISLAM DI INDONESIA”.
2- Abstrak:
Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia adalah Lima Dasar Negara, iaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tesis ini bertujuan menguji hipotesis tentang benar adanya ”keyakinan” yang menyatakan bahawa di Indonesia yang berdasarkan Pancasila mustahil dilaksanakan Syariah Islam. Oleh sebab itu, batasan kajian hanya tentang Penerapan Syariah Islam di Indonesia secara konstitusional (perlembagaan hukum negara) setelah kemerdekaan Indonesia sepanjang 62 tahun, dari tahun 1945 sampai dengan tahun 2007.
Kajian ini menggunakan 3 (tiga) metode, iaitu : Pertama, Metode Pengumpulan Data yang memiliki 3 (tiga) cara, iaitu : Kajian Perpustakaan, Kajian Sejarah, dan Wawancara. Kedua, Metode Analisis Data yang juga memiliki 3 (tiga) cara, iaitu : Analisis Deskriptif, Analisis Sejarah, dan Perbandingan. Ketiga, Metode Pengambilan Kesimpulan yang memilki 2 (dua) cara, iaitu : Induksi dan Deduksi. Sejak Republik Indonesia diproklamirkan telah terjadi tarik menarik antara kelompok Islam dengan kelompok Sekuler dalam menafsirkan Pancasila. Percanggahan politik antara kedua-dua kubu hingga waktu ini terus berlangsung. Kelompok Sekuler yang Islamiphobia selalu menolak pemberlakuan Syariah Islam di Indonesia dengan berbagai macam cara seperti mengagungkan Pancasila secara berlebih-lebihan, sehingga mereka selalu meletakkan Islam berhadap-hadapan dengan Pancasila. Selama ini, tafsiran Pancasila selalu dipaksa untuk mengikuti kemahuan penguasa. Pancasila hanya dijadikan sebagai alat politik untuk menguatkan kekuasaan. Di masa kekuasaan rejim Soekarno, yang sangat mengagungkan Karl Marx, Pancasila dijadikan alat politik untuk melindungi fahaman Marxisme, Komunisme dan Sosialisme. Di masa kekuasaan rejim Soeharto, yang sangat terkenal dengan Kejawen nya, yaitu mitos yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa, penafsiran Pancasila selalu dikait-kaitkan dengan kepercayaan nenek moyang bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Kuno. Dan kini di masa Reformasi, ketika rakyat Indonesia sedang dilanda euforia kebebasan, maka tafsir Pancasila pun mulai diarahkan untuk mengikuti arus pemikiran liberal, sehingga berbagai bentuk kebebasan tanpa batas dan pencampur-adukan aqidah mendapat peluang untuk berkembang dengan pesat di bawah payung Pancasila atas nama Hak Asasi Manusia (HAM). Itulah sebabnya, banyak dari kalangan Islam terus melakukan perlawanan terhadap penafsiran-penafsiran subjektif yang politis terhadap Pancasila. Mereka tidak anti Pancasila, tapi menolak segala bentuk distorsi (penyelewengan / penyimpangan) dari arti dan tujuan Pancasila yang sebenarnya. Melalui perjuangan gigih, akhirnya mereka berhasil meloloskan seperangkat perundang-undangan yang bernafaskan Syariah Islam di Indonesia, seperti Kompilasi Hukum Islam dalam bidang peradilan dan Kompilasi Hukum Perbankan Islam dalam bidang ekonomi. Akhirnya, tesis ini mengambil kesimpulan bahawasanya Penerapan Syariah Islam di Indonesia tidak mustahil dapat dijalankan dengan baik berdasarkan kepada pemahaman yang benar terhadap makna Pancasila sebagai Dasar Negara dan sumber perlembagaan hukum di Republik Indonesia.
3- Tujuan Kajian, Persoalan Kajian, Fokus Kajian
Tujuan kajian ini ialah untuk :
- Memahami sejarah lahirnya pancasila dan proses perumusannya.
- Memahami tafsiran pancasila di tiap-tiap periode daripada orde lama, orde baru dan reformas
- Memahami sejauh mana pengaruh pancasila terhadap penerapan syariah Islam di Indonesia
- Memahami sejauh mana penerapan syariah Islam boleh berlaku di Indonesia
- Memahami prospek penerapan syariah Islam di bawah pengaruh pancasila.
- Memahami bagaimana dapat diPartikaikan pancasila sebagai penghalang penerapan syariah Islam di Indonesia
Persoalan Kajian
Kajian ini bertujuan untuk menjawab soalan-soalan yang berikut:
- Apakah yang dimaksudkan pancasila dan bagaimana proses kelahirannya serta sejarah perumusannya ?
- Bagaimanakah tafsiran pancasila di tiap-tiap periode daripada orde lama, orde baru dan reformasi ?
3. Sejauh manakah pengaruh pancasila terhadap penerapan syariah Islam di Indonesia
4. Apakah perlembagaan (Yuridis konstitusional) di Indonesia memperbolehkan adanya penerapan syariah Islam ?
5. Apa bukti nyata penerapan syariah Islam boleh berjalan di bawah pengaruh pancasila di Indonesia? Apa sahaja undang-undang syariah Islam yang sudah ada di Indonesia dan bagaimana proses kelahirannya ? Bagaimana sebenarnya Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang ada di Indonesia dan aplikasinya ? Bagaimana prospek penerapan syariah Islam di bawah pengaruh pancasila
6. Bagaimanakah proses pancasila menjadi diPartikaikan sebagai penghalang penerapan syariah Islam di Indonesia ? Apa halangan penerapan Syariah Islam di bawah pengaruh Pancasila dan bagaimana penyelesaiannya ?
Fokus Kajian
Kajian mengenai tajuk berkenaan tentu amat luas memandangkan Indonesia secara geografis adalah amat luas, dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Irian (Papua). Sejarah Islam di Indonesia pun amat panjang semenjak sebelum penjajahan Barat atas Kepulauan Nusantara sampai dengan zaman kemer-dekaan hingga kini. Oleh yang demikian, kajian ini perlu diberikan batasan sebagai mana yang berikut :
- Tema penyelidikan hanya berkenaan penerapan syariah Islam sahaja.
- Tempat penerapan syariah Islam yang akan diteliti hanya Indonesia.
- Waktu penerapan syariah Islam yang akan diteliti hanya setelah kemerdekaan Indonesia sepanjang 62 tahun, dari tahun 1945 hingga tahun 2007.
- Sifat penerapan syariah Islam yang akan diteliti hanya yang bersifat nasional 28, bukan lokal atau daerah.
- Status penerapan syariah Islam yang akan diteliti hanya yang berstatus Undang-Undang Negara
4. Kesimpulan (Global)
Berdasarkan fakta dan data yang telah terungkap dalam pemaparan sepanjang Bab Lima ini, maka kesimpulan yang ingin penulis huraikan disini adalah :
- Bahawa penerapan syariah Islam di Indonesia untuk klasifikasi hukum perseorangan, keluarga dan masyarakat sudah terbuka lebar, bahkan sebahagian sudah berjalan dan dikuatkuasakan, hanya perlu disempurnakan lagi. Sedang penerapan syariah Islam di Indonesia untuk klasifikasi hukum negara, masih perlu diperjuangkan dengan gigih, kerana kesempatan tetap terbuka.
- Bahawa umat Islam Indonesia wajib segera melaksanakan semua klasifikasi hukum perseorangan, keluarga dan masyarakat, agar semakin lebih mantap penerapan Syariah Islam di Indonesia. Dan wajib untuk terus memperjuangkan perlembagaan syariah Islam dalam semua bidang kehidupan masyarakat, termasuk perlembagaan semua hukum yang berkaitan dengan pemerintah dan kekuasaan negara, sehingga boleh mencapai kesempurnaan dalam penerapan syariah Islam di Indonesia.
- Bahawa Perjuangan penerapan syariah Islam di Indonesia mendapat tentangan dan kesulitan yang cukup berat, sama ada yang datang dari dalam mahu pun dari luar. Dan cabaran-cabaran tersebut ada diberbagai aspek mahu pun sektor, mulai dari sosial, politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dakwah, dan lain sebagainya.
- Bahawa untuk mengatasi berbagai cabaran dalam perjuangan penerapan Syariah Islam di Indonesia, maka diperlukan jalan penyelesaian yang praktikal dan strategis serta tepat untuk digunakan.
- Bahawa sungguhpun tentangan dan kesulitan yang mencabar dalam perjuangan penerapan syariah Islam di Indonesia, namun perjuangan tersebut tetap berjalan, bahkan sudah mulai banyak membuahkan hasil, seperti lahirnya berbagai perundang-undangan syariah di Indonesia.
Penutup
Kesimpulan Akhir
Setelah melalui kajian dan analisa dari berbagai fakta dan data melalui tajuk demi tajuk dalam tiap-tiap Bab, dengan memperhatikan secara saksama dan meneliti secara cermat dari semua kesimpulan tiap-tiap Bab, maka penulis membuat Kesimpulan Akhir sesuai Objektif Kajian, iaitu :
- Tentang Memahami sejarah lahirnya pancasila dan proses perumusannya, penulis menyimpulkan :
Bahwasanya Rumusan Pancasila I adalah rumusan Pancasila yang paling tulen, kerana merupakan Konsensus Nasional yang pertama kali disepakati oleh para Bapak Penubuh (Founding Father) Negara Indonesia, samada dari Kelompok Islam mahu pun dari Kelompok Sekular, dan dihasilkan melalui musyawarah yang penuh rasa kekeluargaan dan saling pengertian, melintasi sektoral tanpa campurtangan asing, serta melibatkan berbagai komponen bangsa secara representatif, yang sekaligus menjadi keputusan rasmi sidang BPUPKI.
Dan bahawa semua rumusan Pancasila yang lahir setelah Rumusan Pancasila I, tidak tulen, bahkan penuh rekayasa dan permainan politik yang tidak sihat, sehingga hanya merupakan penyelewengan dari kesepakatan para Bapak Penubuh (Founding Father) Negara Indonesia, sekaligus merupakan pengkhia-natan terhadap Konsensus Nasional.
- Tentang memahami Tafsiran Pancasila di tiap-tiap periode daripada orde lama, orde baru dan reformasi, penulis menyimpulkan :
Bahawa sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 hingga kini, Tafsiran Pancasila selalu mengikut kemahuan penguasa yang memeliharanya, dan selalu dijadikan sebagai alat politik untuk mengokohkan kekuasaan, sekaligus menghabiskan lawan-lawan politik penguasa.
Dan bahawa sejak Orde Lama sudah muncul Pensakralan Pancasila, hanya sahaja di Era Orde Baru Pensakralan Pancasila mencapai puncaknya. Dan di era Orde Reformasi mulai memudar, bahkan kini Pensakralan Pancasila sudah runtuh.
- Tentang memahami sejauh mana pengaruh pancasila terhadap penerapan syariah Islam di Indonesia, penulis menyimpulkan :
Bahawa di bawah bayang-bayang Pensakralan Pancasila, ternyata Penerapan Syariah Islam dalam berbagai sektor, baik di era Orde Lama mahupun Orde Baru, apalagi di era Reformasi, tetap boleh berjalan. Kini, usaha penerapan Syariah Islam dalam berbagai bidang makin digalakkan
Dan bahawa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Dasar Negara tidak sakral atau pun keramat, kerananya setiap saat boleh diganti atau pun diubah secara konstitusional, tergantung kepada kemahuan dan keinginan rakyat Indonesia.
- Tentang memahami sejauh mana penerapan syariah Islam boleh berlaku di Indonesia, penulis menyimpulkan :
Bahawa penerapan Syariah Islam adalah kewajiban ugama berdasarkan Dalil Naqli mahu pun Dalil Aqli yang sangat boleh dipertanggung- jawabkan secara syar’i, sehingga tidak boleh ditolak oleh siapa pun, dan wajib ditegakkan dengan adil, tanpa membeza-bezakan status dan strata masyarakat.
Dan bahawa penerapan Syariah Islam di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru ada setelah kemerdekaan 1945. Bahkan bukan pula baru ada setelah penjajahan Belanda, melainkan sesuatu yang sudah ada jauh sebelum kedatangan penjajah Belanda. Kerananya, memperjuangkan penerapan Syariah Islam di Indonesia bukanlah hal yang berlebihan atau mengada- ada, melainkan sesuatu yang memiliki landasan sejarah dan kultural yang amat kuat.
Dan bahawa penerapan Syariah Islam di Indonesia secara Yuridis Konstitusional sangat-sangat dibolehkan, sama ada berdasarkan Pancasila mahupun Undang-Undang Dasar 1945.
- Tentang memahami prospek penerapan syariah Islam di bawah pengaruh pancasila, penulis menyimpulkan :
Bahawa penerapan syariah Islam di Indonesia untuk klasifikasi hukum perseorangan, keluarga dan masyarakat sudah terbuka luas, bahkan sebahagian sudah berjalan dan dikuatkuasa, hanya perlu disempurnakan. Sedang penerapan syariah Islam di Indonesia untuk klasifikasi hukum negara, masih perlu diperjuangkan dengan gigih, kerana kesempatan tetap terbuka.
Dan bahawa umat Islam Indonesia wajib segera melaksanakan semua klasifikasi hukum perseorangan, keluarga dan masyarakat, agar semakin lebih memantapkan penerapan Syariah Islam di Indonesia. Dan wajib untuk terus memperjuangkan perlembagaan syariah Islam dalam semua bidang kehidupan masyarakat, termasuk perlembagaan semua hukum yang berkaitan dengan pemerintah dan kekuasaan negara, sehingga boleh mencapai kesempurnaan dalam penerapan syariah Islam di Indonesia.
Dan bahawa Negara Indonesia tidak boleh membuat peraturan perundang- perundangan atau mengeluarkan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan dasar keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai inti dari Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Dan bahawa Negara Indonesia telah secara nyata membolehkan perlembagaan Syariah Islam, sehingga di Indonesia telah berlaku berbagai Hukum Islam yang berkaitan sama ada dengan Ibadat mahu pun Mu’amalat.
- Memahami bagaimana dapat dipertikaikan pancasila sebagai penghalang penerapan syariah Islam di Indonesia, penulis menyimpulkan :
Dan bahawa Perjuangan penerapan syariah Islam di Indonesia mendapat tentangan dan kesulitan yang cukup berat, sama ada yang datang dari dalam mahu pun dari luar. Dan cabaran-cabaran tersebut ada di berbagai aspek mahu pun sektor, mulai dari sosial, politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dakwah, dan lain sebagainya.
Dan bahawa untuk mengatasi berbagai cabaran dalam perjuangan penerapan Syariah Islam di Indonesia, maka diperlukan jalan penyelesaian yang praktikal dan strategis serta tepat untuk digunakan.
Dan bahawa sungguhpun tentangan dan kesulitan yang mencabar dalam perjuangan penerapan syariah Islam di Indonesia, namun perjuangan tersebut tetap berlangsung, bahkan sudah mulai banyak membuahkan hasil, seperti lahirnya berbagai perundang-undangan syariah di Indonesia.
Dan bahawa Penerapan Syariah Islam di Indonesia tidak mustahil dapat dijalankan dengan baik berdasarkan pemahaman yang benar terhadap makna Syariah Islam dan Pancasila.
Dan bahawa Perlembagaan dan penguatkuasaan Syariah Islam di Indonesia adalah sah dan berkonstitusioanl, tidak bertentangan dengan Pancasila mahupun Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (Erf).