Membuat Rumah Sehat Sendiri, Dapatkah?
Rumah adalah tempat berlindung diri kita yang memiliki kegunaan besar. Dengan memiliki rumah, banyak hal bisa dilakukan di saat kapan saja kita mau, dan sebaliknya jika belum memiliki rumah maka banyak hal yang menjadi beban pikiran di belakang hari. Maka rumah mestilah segera miliki, karena rumah itu sebenarnya bisa kita buat sendiri. Bagi yang sudah memasuki alam remaja, tak terkecuali yang sudah dewasa, rumah sudah selayaknya diagendakan pembuatannya; baik oleh pengembang atau bisa juga oleh diri kita sendiri. Karena dengan memiliki rumah, banyak hal yang bisa dibuat. Rumah bisa digunakan untuk berserumah dengan pasangan kita. Dengan anak kita, bahkan juga dengan cucu kita kalau saja relatif besar. Rumah membuat penghuninya bisa sehat, karena tidak kepanasan, tidak kedingingan, juga tidak kehujanan. Dan rumah dapat menjadikan kita tenang untuk melakukan pekerjaan apa saja, sejak kerja berskala lokal hingga yang berskala nasional dan internasional. Jadi, manfaat rumah sangat banyak di masa sekarang dan di masa depan.
Membuat sarang atau rumah bisa saja dibuat oleh diri kita atau oleh tenaga lain, hingga oleh tim developer. Jika dibuat oleh tenaga lain, bisa itu oleh pemborong, atau dipasrahkan saja kepada diveloper jika tidak melakukannya sendiri. Namun jika kita bertekad, sebenarnya rumah itu bisa kita buat sendiri. Dengan kemauan belajar dan mengolah kreativitas yang dimiliki, sebuah rumah dapat kita buat. Modelnya bisa yang sederhana, sedang, hingga berukuran besar. Kalau mau belajar dari lingkungan kita, burung saja bisa membuat rumah dengan berbagai bentuk, sejak yang sangat sederhana seperti sarang burung pipit, burung manyar yang begitu indah, juga lainnya. Jenis selain burung pun bisa kita saksikan membikin sarang atau rumahnya, seperti tawon yang membuat rumah besar dengan berbagai kamar tinggal yang disiiapkan. Namun, dari sekian rumah hunian, dari jenis laba-labalah yang kita kenal sebagai rumah yang lemah pengamanannya.
Membuat rumah sendiri Bagi yang masih muda atau pemula, sebenarnya bukan pekerjaan yang sukar. Namun tulisan ini tidak disiapkan seperti rencana yang disiapkan oleh tenaga yang ahli. Tulisan ini lebih dimaksud bagaimana kita bisa membuat bangunan sederhana dengan keterjangkauan dana yang memadai, atau bisa dikatakan mepet. Dari konteks ini maka bisa saja ia digunakan untuk membuat rumah, atau membuat mushalla, membuat TPQ sederhana dan semisalnya. Untuk membuat rumah, dapat saja dibuat sejenis ini. Misalnya kita ingin membuat rumah tipe 36. Biaya yang dikumpulkan belum seberapa, taruhlah kita sudah punya dana Rp 40.000.000,- dari pinjaman bank atau sumber apapun yang halal. Cukupkah dana sekian untuk membuat rumah? Kalau kita berpikir cermat dan segalanya diusahakan sejauh cukup walau dalam kondisi yang mepet, sebenarnya dana itu telah mencukupi, asalkan kebutuhan harian kita tidak diambilkan dari dana itu. Perhitungan nekadnya, dipikirkan saja bahwa tiap satu meter dari rumah kita membutuhkan dana Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Perhitungan praktisnya adalah biaya rumah apa adanya Rp 36.000.000,- sedang biaya asesorisnya disiapkan Rp 4.000.000.- Sedang di luar itu sebut saja biaya tidak terduga, diatasi hari demi hari selama setahun, yang diambilkan dari dana yang dihasilkan dari kerja bulanan kita. Apa yang sebenarnya perlu dicari ketika kita membangun. Ketika membangun rumah, kita perlu bahan-bahan yang bisa dikumpulkan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang bisa disiapkan misalnya: batu 5 cold, batu bata 10 ribu, pasir 3-5 truk, kayu secukupnya, dan 50-100 sak semen. Kalau mau notal biaya keseluruhan, bisa saja kita pikirkan 36 x Rp 1.000.000,- = Rp 36.000.000,-
Dari ilmu yang sudah kita pelajari dari buku-buku, dari melihat rumah sebelah kita dan internet maka itu jangan disepelekan. Bagaimana membuat pondasi yang kuat, membuat cagak dan tembok yang cukup kuat, membuat atap dengan kuda-kuda, usuk, reng, genteng, dan pasangan atap yang kuat, semuanya disesuaikan dengan desain yang sudah kita siapkan. Jangan lupa, konsep 1/5 untuk sinar, loster untuk beredarnya udara, dan cet yang cocok sesuai dengan selera kita. kalau dengan biaya yang tersedia di belakang hari ternyata mepet, jangan putus asa. Rencana memakai karamik, sementara bisa ditunda dulu, untuk diganti dengan pelesteran yang di atasnya nanti bisa dihiasi dengan aneka perlak cantik, yang semodel juga dengan keramik.
Ketekunan, ketelatenan, dan kesabaran harus senantiasa diperkuat ketika kita membuat rumah. Karena dengan tekun, rumah itu bisa berproses dari sehari ke sehari sampai selesai. Dengan ketelatenan, maka bahan-bahan adukan yang tercecer dapat diproses lagi dan yang kotor dapat dibersihkan. Dan dengan berbekal kesabaran, maka membengkaknya biaya karena kenaikan harga bisa dikendalikan dengan baik sampai kelihatan proses finishing rumah yang kita buat.
Akhirnya, membuat rumah yang diinginkan dapat diselesaikan dengan baik sejalan dengan rencana yang sudah dipikirkan matang sebelumnya. Kalau ada perhitungan yang meleset, hendaknya diantisipasi dari waktu ke waktu dengan selalu mengadakan evaluasi di malam hari, sehingga tingkat kemelesetan perencanaan dapat diatasi dan akan tetap sesuai sesuai dengan desain rumah yang kita rencanakan.
Kalau burung saja dapat membuat sarang atau rumah, lebah dan laba-laba juga dapat membuat dengan banyak kamar, tentu manusia yang berakal dapat membuatnya. Apatah lagi yang sudah berkali-kali mengalami kemah pramuka ketika di SD, SLTP, dan SLTA dulu. Pada masa itu, rumah-rumahan tenda siap ditata dalam waktu hanya beberapa jam. Tentu membuat rumah tidak bisa bim salabim lalu jadi, tapi bisa belajar dari menegakkan tenda yang akhirnya dapat kita huni dengan nyaman. Semoga tulisan “sedapatnya ini” dapat menginspirasi pembacanya (Erfan Subahar, 12-6-2013)