• Beranda
  • Profil
  • Artikel
    • Islamuna
    • Kunjungan
  • Berita
  • Hikmiah
  • Khazanah
  • Arsip
Menu +
  • Beranda
  • Profil
  • Artikel
    • Islamuna
    • Kunjungan
  • Berita
  • Hikmiah
  • Khazanah
  • Arsip

Membuat Rumah Sehat Sendiri, Dapatkah?

Posted on June 12, 2013 | By admin | No comments

Rumah adalah tempat berlindung diri kita yang memiliki kegunaan besar. Dengan memiliki rumah, banyak hal bisa dilakukan di saat kapan saja kita mau, dan sebaliknya jika belum memiliki rumah maka banyak hal yang menjadi beban pikiran di belakang hari. Maka rumah mestilah segera miliki, karena rumah itu sebenarnya bisa kita buat sendiri. Bagi yang sudah memasuki alam remaja, tak terkecuali yang sudah dewasa, rumah sudah selayaknya diagendakan pembuatannya; baik oleh pengembang atau bisa juga oleh diri kita sendiri. Karena dengan memiliki rumah, banyak hal yang bisa dibuat. Rumah bisa digunakan untuk berserumah dengan pasangan kita. Dengan anak kita, bahkan juga dengan cucu kita kalau saja relatif besar. Rumah membuat penghuninya bisa sehat, karena tidak kepanasan, tidak kedingingan, juga tidak kehujanan. Dan rumah dapat menjadikan kita tenang untuk melakukan pekerjaan apa saja, sejak kerja berskala lokal hingga yang berskala nasional dan internasional. Jadi, manfaat rumah sangat banyak di masa sekarang dan di masa depan.

Membuat sarang atau rumah bisa saja dibuat oleh diri kita atau oleh tenaga lain, hingga oleh tim developer. Jika dibuat oleh tenaga lain, bisa itu oleh pemborong, atau dipasrahkan saja kepada diveloper jika tidak melakukannya sendiri. Namun jika kita bertekad, sebenarnya rumah itu bisa kita buat sendiri. Dengan kemauan belajar dan mengolah kreativitas yang dimiliki, sebuah rumah dapat kita buat. Modelnya bisa yang sederhana, sedang, hingga berukuran besar. Kalau mau belajar dari lingkungan kita, burung saja bisa membuat rumah dengan berbagai bentuk, sejak yang sangat sederhana seperti sarang burung pipit, burung manyar yang begitu indah, juga lainnya. Jenis selain burung pun bisa kita saksikan membikin sarang atau rumahnya, seperti tawon yang membuat rumah besar dengan berbagai kamar tinggal yang disiiapkan. Namun, dari sekian rumah hunian, dari jenis laba-labalah yang kita kenal sebagai rumah yang lemah pengamanannya.

Membuat rumah sendiri Bagi yang masih muda atau pemula, sebenarnya bukan pekerjaan yang sukar. Namun tulisan ini tidak disiapkan seperti rencana yang disiapkan oleh tenaga yang ahli. Tulisan ini lebih dimaksud bagaimana kita bisa membuat bangunan sederhana dengan keterjangkauan dana yang memadai, atau bisa dikatakan mepet. Dari konteks ini maka bisa saja ia digunakan untuk membuat rumah, atau membuat mushalla, membuat TPQ sederhana dan semisalnya. Untuk membuat rumah, dapat saja dibuat sejenis ini. Misalnya kita ingin membuat rumah tipe 36. Biaya yang dikumpulkan belum seberapa, taruhlah kita sudah punya dana Rp 40.000.000,- dari pinjaman bank atau sumber apapun yang halal. Cukupkah dana sekian untuk membuat rumah? Kalau kita berpikir cermat dan segalanya diusahakan sejauh cukup walau dalam kondisi yang mepet, sebenarnya dana itu telah mencukupi, asalkan kebutuhan harian kita tidak diambilkan dari dana itu. Perhitungan nekadnya, dipikirkan saja bahwa tiap satu meter dari rumah kita membutuhkan dana Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Perhitungan praktisnya adalah biaya rumah apa adanya Rp 36.000.000,- sedang biaya asesorisnya disiapkan Rp 4.000.000.- Sedang di luar itu sebut saja biaya tidak terduga, diatasi hari demi hari selama setahun, yang diambilkan dari dana yang dihasilkan dari kerja bulanan kita. Apa yang sebenarnya perlu dicari ketika kita membangun. Ketika membangun rumah, kita perlu bahan-bahan yang bisa dikumpulkan terlebih dahulu. Bahan-bahan yang bisa disiapkan misalnya: batu 5 cold, batu bata 10 ribu, pasir 3-5 truk, kayu secukupnya, dan 50-100 sak semen. Kalau mau notal biaya keseluruhan, bisa saja kita pikirkan 36 x Rp 1.000.000,- = Rp 36.000.000,-

Dari ilmu yang sudah kita pelajari dari buku-buku, dari melihat rumah sebelah kita dan internet maka itu jangan disepelekan. Bagaimana membuat pondasi yang kuat, membuat cagak dan tembok yang cukup kuat, membuat atap dengan kuda-kuda, usuk, reng, genteng, dan pasangan atap yang kuat, semuanya disesuaikan dengan desain yang sudah kita siapkan. Jangan lupa, konsep 1/5 untuk sinar, loster untuk beredarnya udara, dan cet yang cocok sesuai dengan selera kita. kalau dengan biaya yang tersedia di belakang hari ternyata mepet, jangan putus asa. Rencana memakai karamik, sementara bisa ditunda dulu, untuk diganti dengan pelesteran yang di atasnya nanti bisa dihiasi dengan aneka perlak cantik, yang semodel juga dengan keramik.

Ketekunan, ketelatenan, dan kesabaran harus senantiasa diperkuat ketika kita membuat rumah. Karena dengan tekun, rumah itu bisa berproses dari sehari ke sehari sampai selesai. Dengan ketelatenan, maka bahan-bahan adukan yang tercecer dapat diproses lagi dan yang kotor dapat dibersihkan. Dan dengan berbekal kesabaran, maka membengkaknya biaya karena kenaikan harga bisa dikendalikan dengan baik sampai kelihatan proses finishing rumah yang kita buat.

Akhirnya, membuat rumah yang diinginkan dapat diselesaikan dengan baik sejalan dengan rencana yang sudah dipikirkan matang sebelumnya. Kalau ada perhitungan yang meleset, hendaknya diantisipasi dari waktu ke waktu dengan selalu mengadakan evaluasi di malam hari, sehingga tingkat kemelesetan perencanaan dapat diatasi dan akan tetap sesuai sesuai dengan desain rumah yang kita rencanakan.

Kalau burung saja dapat membuat sarang atau rumah, lebah dan laba-laba juga dapat membuat dengan banyak kamar, tentu manusia yang berakal dapat membuatnya. Apatah lagi yang sudah berkali-kali mengalami kemah pramuka ketika di SD, SLTP, dan SLTA dulu. Pada masa itu, rumah-rumahan tenda siap ditata dalam waktu hanya beberapa jam. Tentu membuat rumah tidak bisa bim salabim lalu jadi, tapi bisa belajar dari menegakkan tenda yang akhirnya dapat kita huni dengan nyaman. Semoga tulisan “sedapatnya ini” dapat menginspirasi pembacanya (Erfan Subahar, 12-6-2013)

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Related

Category: Artikel

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terima Kasih
Anda Telah Berkunjung di Web ini
February 2019
S M T W T F S
« Jan    
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
2425262728  

Gallery

Cipayung-20121219-00284_2
Pangkalan-Baru-20111011-00082
20140812_120342
IMG-20131026-00128-1
20140828_105632-e1416452073956
IMG-20131009-00060-1
20131029_115449-1
C360_2014-12-27-16-01-45-060
20141225_081921
IMG-20150307-WA0001
20131210_075503-1
20151205_153347
IMG-20151205-WA0000

Artikel Terbaru

  • Memandirikan Anak Ketiga, Semoga Diberkahi Allah Swt
  • Trampil Dalam Lingkungan: dengan Kendaraan Roda Dua
  • Mempertajam Fokus: Mendorong diri Bisa Terus Menebar Karya Tulis
  • Mengakhiri Kajian Hadis tentang Penjagaan Allah Bagi Umat Manusia
  • Menjelang Finishing Pembangunan Rumah Nora Fachri di Gondoriyo
  • Menyelesaikan BKD dan Input Nilai Kuliah S1 FITK UIN WS Semarang
  • Menyiasati Rezeki Khazanah Pribadi dengan Buku Pdf, Dapatkah?
  • Buku Khutbah dan Kalender MUI Kota Semarang: Segera Terbit
  • Menyelesaikan Tatap Muka di Depan Peserta PPG
  • PPG di UIN Walisongo: Dari Desember s.d. Januari 2019

Statistics

  • 45
  • 6
  • 1,683
  • 17,030
  • 101,397
  • 2,195,411
  • 211,937
  • 93
  • 1,105

Archives

  • February 2019 (1)
  • January 2019 (10)
  • December 2018 (10)
  • November 2018 (10)
  • October 2018 (10)
  • September 2018 (10)
  • August 2018 (10)
  • July 2018 (10)
  • June 2018 (10)
  • May 2018 (17)
  • April 2018 (16)
  • March 2018 (10)
  • February 2018 (15)
  • January 2018 (17)
  • December 2017 (18)
  • November 2017 (17)
  • October 2017 (17)
  • September 2017 (18)
  • August 2017 (17)
  • July 2017 (17)
  • June 2017 (17)
  • May 2017 (17)
  • April 2017 (17)
  • March 2017 (17)
  • February 2017 (17)
  • January 2017 (17)
  • December 2016 (17)
  • November 2016 (17)
  • October 2016 (17)
  • September 2016 (17)
  • August 2016 (17)
  • July 2016 (17)
  • June 2016 (17)
  • May 2016 (17)
  • April 2016 (17)
  • March 2016 (17)
  • February 2016 (17)
  • January 2016 (17)
  • December 2015 (17)
  • November 2015 (17)
  • October 2015 (17)
  • September 2015 (17)
  • August 2015 (17)
  • July 2015 (17)
  • June 2015 (17)
  • May 2015 (17)
  • April 2015 (17)
  • March 2015 (17)
  • February 2015 (17)
  • January 2015 (17)
  • December 2014 (17)
  • November 2014 (17)
  • October 2014 (17)
  • September 2014 (17)
  • August 2014 (17)
  • July 2014 (20)
  • June 2014 (18)
  • May 2014 (19)
  • April 2014 (19)
  • March 2014 (15)
  • February 2014 (15)
  • January 2014 (16)
  • December 2013 (15)
  • November 2013 (14)
  • October 2013 (20)
  • September 2013 (17)
  • August 2013 (17)
  • July 2013 (15)
  • June 2013 (10)
  • May 2013 (17)
  • April 2013 (3)
Copyright 2019 Prof. DR. H.M. Erfan Soebahar
%d bloggers like this: