Mempercantik Mushalla dengan Gipsun
Arsitektur bangunan sekarang mengalami kemajuan yang mencengangkan. Lebih-lebih ketika atapnya diperindah dengan lukisan timbul yang ditata dengan warna-warna yang serasi, yang dijepit dengan rakitan gips apik. Orang banyak menyebut ini dengan Gipsun. Wih, bangunan yang dibuat dengan capek-capek menjadilah menarik. Dari penglihatan itu, sering timbul pertanyaan: seperti apa penataan gypsun, dan bagaimana memproses pembuatannya?
Penulisan artikel ini sekadar ingin berbagi pengamatan; ditulis dari hasil pengamatan sederhana ketika melihat seorang tukang mempercantik bangunan dengan gypsun. Dibawah ini buah tulisan dari hasil pengamatan proses gipsunnya.
Mendekorasi atap Cantik
Atap dari bangunan di masa sekarang, banyak yang dibuat cantik. Atap yang demikian biasanya menarik dilihat, dari kiri ke kanan, sekaligus di atasnya memiliki kemenarikan. Kadang tengahnya dihiasi dengan bintang delapan, yang diselingi dengan bundaran yang di tengahnya dipasang listrik hias. Tampak juga, di pinggirnya dibuat sejenis pigora yang dijepit dengan tralis apik, entah itu tralis yang biasa terlihat sehari-hari atau dipasang dengan jenis pianu. Diimbangi dengan cat yang sesuai selera, namun pantas.
Hasilnya, bangunan begitu serasi. Di bawahnya, terpasang keramik ukuran 40 cm, 50, atau 60 cm. Begitu juga di gedungnya dipercantik dengan warna yang seimbang dengan yang di bawah. Tak ketinggalan, di atasnya ditata gypsun yang seimbang kepantas- annya. Tertata rapi dan apik sehingga memikat pandangan.
Proses Pembuatan
Membuat gipsun jelas mudah bagi tukang yang terlatih. Tetapi, bagi penulis, yang hanya bisa melukiskan dari pengamatan, mungkin dapat digambarkan begini. Misalnya saya gambarkan seperti yang berikut ini.
Begitu melihat bangunan dibuat, banyak halnya diperhatikan untuk memproses gipsun. Pertama berapa ukuran bangunan yang akan dikerjakan. Luas atapnya berapa, dichek benar panjang dan lebarnya dengan tepat. Ketinggian yang dikehendaki dari lantas berapa meter. Lalu dilihat adakah di situ kebocoran atap; kalau ada seberapa tingkat bocornya. Kalau parah, mesti ia ditangani secara khusus sampai benar-benar terjamin dari kebocoran. Sebab, musuh utama dari dekorasi gipsun adalah air yang bocor dari atap yang ada di atasnya. Ada baiknya, kalau kebocoran ada di gedungnya, dichek apakah gedungnya memang perlu diamankan dari kebocoran. Misalnya, jika bocor benar ia bisa diatasi dengan mengecatnya dengan cat genteng yang bisa mengamankannya dari kebocoran. Pengalaman di Semarang di akhir Januari hinggal awal Pebruari 2014 yang lalu dimana selain diguyuri hujan selama beberapa hari juga disertai terpaan angin yang kelas dan dingin. Dari kondisi demikian, banyak gedung-gedung bagus yang sudah dicat cantik, mesti menerima kenyataan. Selain mengalami cat yang kadang mengelupas, juga terjadi kebocoran hingga airnya menetes dari gedung itu. Di sini, penanganan bangunan juga menantang kita. Begitu gentheng dan tembok aman dari kebocoran, dan pasangan sudah siap untuk dipasangi, maka prosesnya bisa dilanjutkan.
Selanjutnya, bahan bisa disediakan. Misalnya, besi baja ringan secukupnya, beberapa lembar ternet yang diperlukan, juga tralis yang pas dengan dengan model yang dikehen daki, serta prakiraan cat yang sesuai juga disispkan. Baru diperkirakan akan memerlukan waktu berapa lama mengerjakan proses itu.
Setelah semuanya jelas, apa seminggu atau kurang dari situ atau lebih, pekerjaan sudah bisa dimulai. Waktu tepatnya baik diperhitungkan, agar hasilnya menyenangkan. Pekerjaan jika sudah bisa dimulai maka bisa memulai dengan mengukur ketinggiannya dari lantai. Lalu memakukan baja ringan di bagian atas dari batas terbawah yang akan dipasang gipsun. Dilanjutkan dengan membuat gantungan dan menata baja ringan tem pat bergantungnya bahan-bahan yang kesemuanya bergantung pada pasnya penataan baja ringan yang digantungi. Lalu ditata, persis seperti model apa yang dikegendaki. Lalu menyetel ternet seperti yang dikehendaki sampai selesai pemasangan. Baru kemudian memikirkan bagaimana sebaiknya semua bahan itu didempul apik, sampai semuanya tertata rapi atau rata permukaannya. Diusahakan tidak ada benjolan-benjolan yang membuat permukaan tidak rapi.
Setelah pekerjaan di atas yakin selesai dengan baik, baru mengecatnya sesuai dengan pertimbangan selera terbaik. Cat seperti apa yang layak kita pasang; misalnya, dengan pertimbangan apakah catnya itu teduh di pandangan mata. Atau dipilihkan yang serasi dengan bangunan lain yang sudah ada, bisa juga dengan pertimbangan terbaik lainnya.
Setelah itu, semuanya diselesaikan dengan pertimbangan mapan. Keseharian catnya. Keamanan yang meyakinkan sekiranya pemasangannya sudah selesai. Sambil juga dichek kekuatannya menghadapi angin dan lainnya.
Akhirnya, check lagi pemasangan gipsun secara keseluruhan dengan memperhatikan keseimbangan, kesesuaian dan kepantasan. Setelah semuanya sudah pas, jangan segera diputuskan sendirian, ada baiknya kawan lain atau dan ini yang terpenting, pemiliknya diminta pertimbangan sudah cocok atau bagaimana. Baru setelah itu, semua pekerjaan yang berselera ini layak ditutup dan dianggap sudah selesai. Semoga bermanfaat (Erfan S, 26-1-2014).