Mengawali Safari Jum’atan Walikota Bersama MUI Kota Semarang
Hari Jum’at adalah hari penting di dalam Islam. Di dalam hadis, hari ini disebut sebagai tuannya hari-hari dalam seminggu (sayyid al-Ayyam). Bagi orang fakir, ia disebut sebagai hajinya orang fakir, sedang bagi orang miskin, ia disebut sebagai hari rayanya orang Miskin. Maka pada tahun 2020, dalam konteks refleksi kemerdekaan RI yang ke-75 dan sekaligus menyambut awal tahun hijri, MUI menggunakan momentum ini untuk bersama walikota mengadakan acara safari di empat masjid di wilayah kota Semarang.
Ke Masjid al-Ikhlas
Safari ini dilakukan dalam rangka refleksi kemerdekaan RI dan menyambut Tahun Baru Islam Hijri. Jika untuk kemerdekaan kita sekarang memasuki peringatan yang ke-75, maka untuk tahun baru hijri, saat ini kita berada di tahun yang ke-1442. Ada yang ingin dimanfaatkan dalama momen penting ini, yaitu bagaimana kita mengisi kegiatan agar hal-hal yang berkenaan dengan nikmat Allah Swt tidak sia-sia. Dengan begitu, kita tidak termasuk orang yang terbuai dalam kesia-siaan ketika menikmati kehidupan itu. Nikmat sehat dan nimat waktu sedikit atau celah-celah waktu. Maka dalam waktu yang sedikit pun, momen ini kita gunakan dengan sebaik-baiknya.
Setelah Salat Jum’at
Apabila dilakukan dengan fokus yang jelas, maka waktu sedikit pun dapat digunakan untuk hal-hal yang manfaatnya optimal. Karena waktu bertemu bakda salat Jum’at memang tidak banyak, namun dapat digunakan secara efektif, maka tiga hal diatur secara sinambung dengan penggunaan waktu sederhana dan ringkas. Yaitu, khutbah dan salat jum’at cukup sekitar 17 menit. Sambutan MUI diperkirakan 12 menit. Sedang untuk Pak Walikota, disediakan sekitar 20-25 menit, lainnya untuk ishoma dan acara lain yang disusulkan kemudian.
Momentum Satu Jam
Waktu satu jam cukup efektif dimanfaatkan untuk acara safari Jum’atan Walikota bersama MUI yang diadakan sesuai jadwal. Yaitu Hari Jum’at, 21 Agustus 2020. Kita berharap, semoga acara memiliki manfaat, minimal sebagai penyambut silaturahmi pemerintah, dan ulama dengan masyarakat. Dari jenis silaturahmi yang biasa diadakan ketika puasa Ramadhan setiap setahun sekali, diimbangan dengan ketika merefleksi syukur kita di hari kemerdekaan NKRI dan sekaligus tahun baru hijriyah ini (Erfan Subahar)