Meneliti Hadis Dalam Konteks Pembelajaran Naqd al-Hadits
Ada satu mata kuliah yang saya pikir memberikan banyak manfaat bagi masyarakat muslim. Dan kebetulan, menjelang hari pahlawan, 10 November 2014, ia selesai laporannya, yaitu kuliah yang membahas pembelajaran meneliti hadis [Nabi] dari proses awal sampai akhir, plus praktik penelitiannya.
Bagi fakultas tarbiyah (FITK), kuliah ini baru diajarkan selama lima semester ini. Karena materinya tergolong banyak, maka dicoba menelitinya dari Agustus hingga November 2014, sehingga hasilnya dapat dihadirkan di bawah ini.
Rumusan Masalah
Penelitian ini berangkat dari pokok masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian hadis Nabi?
2. Bagaimana langkah-langkah pelaksanakan penelitian hadis Nabi dalam konteks pembelajaran Naqd al-Hadis di FITK IAIN Walisongo Semarang?
3. Kondisi apa saja yang dihadapi di awal pelaksanaan pembelajaran Naqd al-Hadits di FITK IAIN Walisongo Semarang?
Metode Penelitian
Penelitiannya termasuk kualitatif deskriptif, yang datanya diperoleh dan diangkat dari pembelajaran Naqd al-Hadits. Maka dokumen berkenaan dengan perkuliahan serta kitab-kitab dan buku-buku hadis, rijal al-hadis, dan metodologi penelitian hadis dijadikan bahan atau data bagi penelitian ini. Hasilnya dianalisis secara deskriptif analisis, lalu dibandingkan dengan pandangan dalam kitab-kitab dan buku-buku yang berkembang.
Dalam keterbatasannya, penelitian ini memang tidak dimak- sudkan untuk meneliti standar pelaksanaan pembelajaran. Pembahasannya lebih diarahkan untuk membawa materi pembelajaran naqd al-hadits ini dikenal lebih dekat oleh masyarakat, yang selama ini kebanyakan hanya menjadi konsumen produk keputusan suatu hadis shahih, hasan, atau dhaif, sampai kepada yang dhaifnya parah yang disebut hadis maudhu’.
Melalui penelitian ini, proses pembelajarannya dicoba dikenal kan ke khalayak masyarakat, selaku penerima hujah keagaan, yang –siapa tahu sebagian besar ke depan mereka– juga ber- kesempatan mendalaminya sendiri.
Temuan Penelitian
Setelah paparan ringkasan makalah perkululiahan yang berbasis diskusi dalam konteks pembelajaran naqd al-hadits, maka dihasilkan temuan berikut:
1- Penelitian hadis Nabi adalah aktivitas menemukan letak hadis yang dijadikan topik pembahasan di dalam kitab-kitab yang memuat hadis itu, dan kemudian diikuti dengan menemukan nilai kualitas dari hadis dimaksud sebagai sahih, atau hasan, atau dhaif, atau sebaliknya yang maudhu’ sehingga temuan nilai kehujahan hadisnya terungkap jelas, baik diterima atau pun ditolak sebagai berasal dari Nabi saw.
2- Langkah-langkah penelitian hadis Nabi yang validitasnya meyakinkan, selain berproses melalui bekal ketahuan yang sahih mengenai pengertian, tujuan, dan manfaat penelitian, aktivitasnya diproses dengan melakukan takhrij hadis, i’tibar sanad, jam’ur ruwat, dan ittishal al-sanad, dilanjutkan melakukan penelitian matan, dan diakhiri dengan penyimpulan hadis, dari sanad hingga matan sebagai satu kesatuan simpulan penelitian hadis.
3- Pembelajaran studi naqd al-hadits di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang yang berbasis diskusi selama lima semester awal berlangsung adalah berjalan lancar. Kendala yang dihadapi, secara teknis berkenaan dengan ketersediaan leteratur kitab hadis, kitab-kitab rijal hadis, dan buku-buku pendukung penelitian dari sumber primer. Untuk beberapa semester awal kekurangan itu, diatasi dengan menggunakan data penelitian dari software-software Hadits al-Mausu’ah, Maktabah Syamilah, serta Gawami’ al-Kalim, sebagai pendukung data sekunder penelitian. Kendala lainnya berupa ketrampilan teknis komputer mahasiswa, terutama ketika membuat ske-ma atau tabel yang selesai dengan cermat, tepat serta utud dalam kesatuan yang padu. Ketika pelaksanaan diskusi, kendalanya adalah adanya penguasaan materi yang tidak seimbang diantara pemakalah berkenaan dengan penguasaan materi teks Arab, padahal materinya studi naqd al-hadits adalah naskah-naskah Arab yang mesti dikuasai secara baik dalam pelak-sanaan pembelajaran Naqd al-Hadis. Selain itu, kendala yang mesti dipikirkan dengan matang adalah penyediaan dosen pengampu bagi menangani studi naqd al-hadis itu ke depan.
Energi Terbatas dan Semoga Manfaat
Ketika proses pelaporan dan penyelesaian berjalan, nuansa lingkungan di Indonesia begitu “sibuk” menghadapi aneka problema. Selain suasana pasca pilpres wapres, hiruk pikuk ulah dewan, pelatihan PLPG yang menggarap ribuan peserta, kuliah aktif seminggu empat hari, nguji karya tulis S1, S2, dan S3, laporan ini ditantang panitian untuk mesti juga selesai. Akhirnya –dengan [akhirnya memilih]: tanpa kehadiran diri di acara Salatiga, Seminar Nasional, dan Internasional [padahal eman-eman tetapi apa boleh buat]– keluarlah produk penelitian, buku laporan penelitian ini.
Saya berharap, betapa pun hasilnya kiranya jerih payah ini bermanfaat dan mendapatkan ridha-Nya (Erfan Soebahar).