Menangani Temu Perwalian: Untuk Peserta Lama dan Peserta Angkatan Baru
Perwalian mahasiswa adalah tugas yang mesti ditangani oleh setiap dosen. Pada setiap tahun dua kali, di semester gasal dan semester genap, dosen setidaknya menangani tugas itu. Untuk Semester gasal, dari bulan September hingga Desember, kita tangani tugas menjadi dosen wali, sementara di Semester genap, Maret sampai Juni, untuk semester berikutnya. Penanganan tugas perwalian itu dilakukan sepanjang tahun, yang bisa diatur secara efektif perjumpaannya sehingga tidak terlalu menyedot banyak waktu, yaitu bisa antara 1-10 kali dalam setahun, sedang selebihnya bisa diselesaikan melalui banyak cara antara lain secara komunikasi Watch Apps, yang bisa efektif jika tata caranya disepakati.
Sudah banyak yang lulus
Dari 45 mahasiswa yang ikut perwalian di tahun sebelumnya, sudah sekitar 10 orang yang lulus di tahun 2016. Yang mematuhi etika pergaulan yang baik, mereka begitu lulus biasanya sempat berpamit dan mengucapkan terima kasih. Akan tetapi, bagi mereka yang ikut kuliah sekadar untuk mendapat ijazah, biasanya lenyap begitu saja, laa kalam wala salam.
Padahal, persoalan kemanusiaan tidak sepenuhnya diketahui. Jika suatu ketika mereka merasa perlu untuk mengadakan kontak lagi dengan dosen walinya, tidak sedikit dari mereka yang ingin kembali kontak dengan kami. Di situlah, tersipu-sipu malu dan semisal itulah yang terjadi — pada mereka yang lulus tetapi tanpa pamit kepada dosen walinya.
Bagaimana peserta yang baru?
Untuk mengatur etika di dalam perwalian, maka beberapa aspek kita sampaikan di dalam melaksanakan perwalian itu, misalnya sebagai berikut:
1. Tertib perwalian: tertib ini kita atur bersama, sejak dari biasa mengisi presensi kehadiran, mencatatkan diri bagi yang belum masuk menjadi anggota WA, bisa hidup setia kawan dengan sesama anggota perwalian, ketika mengalami kesulitan selagi bisa dirembukkan bersama mereka umumnya mereka melakukan dwi rembug itu. Bila ada persoalan rumit, biasanya dosen walilah yang diminta memecahkan solusinya bersama yang terkait.
2. Disiplin belajar: memegang prinsip dalam belajar misalnya kita pegangkan aturan berikut:
a. Belajar mandiri sehari-hari minimal dilakukan empat jam;
b. Meringkas hasil perkuliahan, yang diperoleh dari makalah tugas untuk diperkaya dengan bacaan wajib atau anjuran;
c. Menyiapkan judul penelitian dan leteraturnya secara lebih dini, sehingga mempermudah selesai dalam waktu yang direncanakan;
d. Menjaga kesihatan dengan berdisiplin senam, minum air putih 8 gelas, dan makan yang sesuai kebutuhan tubuh;
e. Biasa belajar beregu terutama untuk menguji penguasaan materi perkuliahan yang akan diujikan maupun untuk mempermantap penguasaan diri bagi mengikuti ujian komprehensif atau munaqasyah menjelang akhir studi.
Dengan demikian, Wali studi tidak bisa diabaikan oleh mahasiswa yang menginginkan studinya berhasil di suatu perguruan tinggi, terutama untuk program S1. Dengan aktif di dalam suatu perwalian, maka banyak hal yang menopang keberhasilan studinya, namun dengan mengabaikannya menjadi sulit memberikan solusi bagi penyelesaikan studinya (Erfan Subahar).