Mengenang Saat Kuliah S2 Studi Islam di UIN Makassar

Mengikuti kuliah S2 di IAIN Ujung Pandang (sekarang UIN Sultan Alauddin Makassar) tahun 1990an membuahkan kenangan yang sukar di lupakan. Selain kenangan masa studi, interaksi dengan sesama, juga dengan kehidupan kemasyarakatan di Ujung Pandang atau Makassar.  Masa 22 bulan serasa cepat, dan kenangannya melekat hingga ke masa jauh, hingga ditulisnya kenangan yang sekarang.

20131210_075448-1

Bersama Dr Jalaluddin Rahman, Dr Rofi’i, Prof Syuhudi Ismail dan Ibu,

Dr Harifuddin Cawidu, dll setelah Wisuda S2 Tahun 1994

Masa studi S2 di Program Pascasarjana IAIN (sekarang UIN) Sultan Alauddin, saya jalani tahun 1992 hingga 1994. Ketika itu rombongan IAIN (sekarang UIN) Walisongo terdiri dari saya (Drs. M. Erfan Soebahar), Drs. H. Rofi’i Kurdi, dan Drs. Budiharjo. Tempat kos kami mula-mula menyatu di satu ruang besar yang ada di Cokonuri. Baru dua bulan kemudian, saya berpisah tempat, karena kami sudah membawa keluarga. Di tempat pertama, tepatnya di Rumah Mantan Letkol Khafizh, saya sempat satu kos bersama Pak Rofi’i Kurdi (Alm), Pak Budiharjo, Pak Ahmad Darbi, serta Pak Jafni Nawawi. Kami bersama beliau semua Alhamdulillah, dapat menyelesaikan kuliah dalam masa 22 bulan, untuk kembali mengabdi di kampus masing-masing. Drs.H. Rofi’i Kurdi, M.Ag. kembali ke Fakultas Syari’ah Semarang, saya ke Fakultas Tarbiyah (sekarang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) Semarang, Drs. Budiharjo, M.Ag, ke Fakultas Tarbiyah Salatiga. Sementara kawan kami yang dari luar Jawa yaitu, Drs. Jafni Nawani, M.Ag. kembali ke IAIN Jambi di Krinci, dan Drs. Ahmad Darbi, M.Ag ke IAIN Sultan Syarif Qosim di Jambi. Semuanya berfoto berdiri di Baris Kedua di atas.

Interaksi Mahasiswa

Tempat kos kami yang tidak jauh dari kampus, memungkinkan kami studi berjalan kaki. Sehari-hari kami berlima, runtang-runtung menyusuri sisi samping kiri penjara provinsi Sulsel menuju tempat kuliah yang ada di Jalan Sultan Alauddin. Menempuh jarak sekitar 1,5 km adalah kebiasaan kami yang kami tempuh dalam waktu singkat. Berjalan cepat, itulah cara yang biasa kami tempuh, untuk pergi Pasca sembari berolah raga.

Cukup asyik berkuliah di Sulsel ini. Karena dalam keseharian, kami punya tradisi khas. Belajar kami biasa sekitar 8 jam sehari, terutama untuk kuliah, selebihnya adalah untuk membaca, riset, dan menulis makalah. Sarapan dan makan biasa kita variasi. Sarapan, seperti banyak dilakukan oleh lingkungan kami, yaitu cukup dengan membeli roti empuk yang siap santap, makanan khas para penduduk untuk sarapan di Ujung Pandang. Sementara siang dan malam, tergantung jadwal studi. Jika sedang sibuk karena ada dosen dari Jakarta (Prof Harun, Prof Quraish, atau H. Munawwir Syadzali), maka kami biasanya makan di warung nasi dengan lauk Ikan Bandeng Bakar atau coto dan ketupat. Coto adalah makanan khas makasar, di dalamnya ada kombinasi jeroan ada hati dan rempelo yang sangat nikmat menyantapnya.

Di ruang kuliah, kami begitu kelihatan akrab. Di Ujung Pandang, jarang kawan-kawan kami yang merokok. Umumnya mereka memahami, bahwa merokok itu minimal makruh dan banyak yang menyebutnya haram. Maka kami, yang sesekali lupa juga merokok, pada saat akan merokok sering diingatkan kawan dengan memegang tangan kami secara mesra. Dari situ, siapapun yang merokok, dengan berbagai cara yang baik, selalu saja diingatkan namun dengan cara yang simpatik. Akhirnya, kami dari Jawa diam-diam akhirnya berhenti merokok tanpa ada kesulitan.

Kehidupan Kemasyarakatan

Di sela-sela kuliah, banyak acara yang disiapkan lingkungan kepada kami. Pertama, khutbah Jum’at. Khutbah Jum’ah dari Pasca adalah acara Pasca bagi masyarakat, yang khatibnya biasanya dimintakan dari mahasiswa Pasca yang sedang aktif. Begitu selesai kuliah jam kedua, banyak mobil sudah disiapkan masyarakat untuk menjemput kawan-kawan yang baru pulang kuliah, untuk dibawa ke kos mereka masing-masing, lalu dihantar ke masjid dimana mereka sama bertugas sebagai khatib.

Kedua, Ceramah Agama. Bagi yang tidak bertugas sebagai khatib shalat jum’at, ceramah keagamaan di masyarakat biasanya kita diminta untuk mengisi ceramah keagamaan mingguan di masyarakat. Tempatnya bermacam-macam; ada yang diminta mengisi ceramah di pabrik-pabrik; ada yang mengisinya di acara keluarga sejak paguyuban, selamatan, dan lain-lain; ada juga yang mengisinya di masjid-masjid pada hari Jum’at sore.

Ketiga, Kunjungan Ke Rumah Kawan. Bagi kawan-kawan yang relatif lancar ekonominya, mereka suka mengajak kami hadir dalam acara makan-makan di rumahnya. Entah itu dalam rangka selamatan; atau acara tasyakuran; ada acara adat, kami selalu saja diundang. Bahkan, ke rumah Pak Rektor; Pak Shaleh Putuhena, kami diminta ikut acara makan-makan, sebanyak dua kali. Di antara kawan yang sering mengingat kawannya dengan mengajak acara makan bersama adalah: Drs. Harjum, M.Ag., Drs. Hamdar Arraiyyah, M.Ag., Drs. Hading, dan Dr. Saifuddin, M.Ag.

Keempat, Khutbah Ied. Selain acara di atas, pada saat hari raya, kami selalu saja diberi kesempatan istimewa.  Dengan sepengetahuan direktur pasca, kawan-kawan terutama yang berprestasi, selalu diberi kesempatan mengisi khutbah idul adha di tengah-tengah masyarakat. Saya alhamdulillah, selama berada di Ujung Pandang, beroleh kesempatan itu, baik untuk menjadi Khatib Idul Fitri maupun Khatib Idul Adha. Ada yang terasa khas Makassar, ketika kita menjadi khatib Idul Adha. Mereka meminta kita menyusun khutbah Ied, untuk difotopopikan kepada seluruh jamaah, dan rata-rata mereka sama meng ganti uang fotokopi khutbah itu. Mereka berangggapan, bahwa dengan mengganti dana kopi khutbah maka berarti mereka bergandeng tangan mempermudah acara besar jejak Nabi Ibrahim a.s., sehingga akan mempermudah mereka dikontak Nabi Ibrahim bagi panggilan haji ke Baitullah.

Akhir kata, banyak kenangan yang dapat dipetik selama kami berkuliah S2 di Makassar sana. Tentu selain berisi kenangan bagi sang ayah yang S2, kenangan lain, juga dialami oleh anak-anak kami, seperti Kurnia Muhajarah dan Naily yang jadi juara TPQ di tingkat kota. Bahkan, Kurnia Muhajarah pernah mewakili TPQ Ujung Pandang ke Tingkat Nasional (Erfan S).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *