Apabila suatu waktu kita menyempatkan menulis postingan di blog, ada saja aktivitas yang seolah-oleh bermaksud agar tulisan kita sempurna. Misalnya, sering sambil menulis kita memperbaiki setiap kata dan kalimat yang baru kita tulis. Nah, hasilnya? Dalam satu jam dengan cara demikian bisa dilihat, mungkin kita hanya mampu menulis dua tiga paragraf dengan jumlah kata yang sangat sedikit. Padahal, di kepala kita semua materi sudah siap dituangkan seketika.
Sebab utamanya tentu perlu dicari, mengapa itu terjadi: ternyata sebab kita menulis sambil mengedit. Sehubungan dengan itu, untuk mengatasinya satu jalan saja “menulis saja terus”, dan tentu “jangan sampai sambil mengedit.” Bagaimana tips melakukan prakteknya, mari kita lihat cara berikut ini.
1- Pantanglah melakukan hal-hal yang bersifat mengedit ketika menulis.
Pada saat mulai menulis, berkomitmenlah kita untuk hanya menulis. Kita cegah apapun dari menolehkan pikiran di luar menulis apa-apa yang layak kita tulis. Misalnya, hindari kita menekan atau menggunakan tombol backspace pada keyboard komputer atau laptop kita. Jangan sekali-kali tergoda untuk secara ideal ingin perbaiki kata yang salah ketik. Ya, jangan sekali-kali kita memperbaiki kata yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), hal itu bukan saat menulis mengeditnya. Jadi, kita terus saja menulis tanpa satu kali pun menggunakan tombol backspace sekalipun itu seperti penting. Tunda mengedit pada saat menulis, fokus saja dulu kepada aktivitas menulis.
Yang tepat, tulis apapun gagasan yang muncul di kepala terkait dengan topik yang sedang kita tulis. Fokus saja sepenuhnya ke menuangkan tulisan; tidak usah memedulikan yang kita tulis itu itu benar atau tidak. Pendeknya, tulis saja sejadinya dulu, apa-apa yang sudah diinginkan oleh kita untuk ditulis: soal pendahuluan yang sudah kita buat itu sudah menarik atau nyasar. Koherensi dari setiap paragraf yang kita buat itu sudah pas apa belum sesuai dengan kaidah. Alhasil, kita terus saja menulis cepat sesuai dengan apa yang terpikirkan untuk ditulis di kepala, terus saja menulis semua gagasan yang muncul di kepala kita sampai seperti sudah habis kata-kata yang diinginkan untuk dituliskan itu terpenuhi, misalnya 600 kata dengan spasinya.
3- Orientasikan ke penyelesaian tulisan yang sudah dimulai.
Mengapa kita begitu saja harus fokus ke tulisan, dan membiarkan saja pekerjaan mengedit? Bukankan pekerjaan mengedit itu sangat penting dilakukan untuk kesempuernaan suatu tulisan?
Sebab menulis adalah aktivitas otak kanan yang erat kaitan dengan kreativitas atau tanpa logika. Dengan ungkapan lain, biarkanlah diri kita menulis sebebas dan sebanyak-banyaknya kata tanpa terbelenggu aturan tulis seperti EYD, tulisan efektif, tulisan yang tidak kaku, dan lain-lain aturan tulis menulis. Karena, begitu tulisan yang sudah dimulai itu selesai ditulis, di situlah sebenarnya kesempatan kita mengedit.
Jadi, ada kesempatan lain kita mengedit. Tidak menyatu dengan waktu kita menulis. Pendek kata, waktu mengedit adalah setelah selesai kita menulis. Yang mesti diingat, bahwa aktivitas mengedit adalah berada di tahap khusus waktunya, yaitu setelah selesai menulis draft tulisan kita; ia adalah tugas atau tahap kerja yang mesti kita menggunakan otak kiri kita. Tidak boleh campur aduk dengan otak kanan. Tegasnya, otak kanan adalah yang mengerjakan aktivitas menuangkan gagasan sampai selesai — di awal kita menulis, lalu otak kiri berbuat setelah pekerjaan otak kanan itu sesai tugasnya.
4- Biasa Memakai Tertib Kerja.
Penerapan cara menulis tidak bersamaan dengan mengedit tersebut agar nyaman menulis dan lebih produktif dari sebelumnya, memang membutuhkan ketertiban. Ia membutuhkan disiplin kita dalam melakukannya. Namun percayalah, bahwa cara kerja tertib menulis dulu baru mengedit, jika dilakukan dengan tertib atau berdisiplin akan membuat kita mampu menulis secepat dan bisa menghasilkan tulisan lebih banyak dari cara yang menggabung keduanya. Ini layak kita coba dan menerapkannya untuk tulisan sehari-hari kita.
Akhirnya, kerja menulis cepat itu butuh tertib kerja: mulailah melulu menulis draft saja sampai jadi dulu, baru setelah semua draft selesai dilanjutkan dengan khusus mengedit sesuai dengan pola-pola pengeditan yang sudah kita maklumi, tulisan lebih cepat kita selesaikan insya Allah (Erfan Subahar).