Menunaikan Nadzar Keluarga ke Walisongo: Sunan Muria (3)
Sunan Muria, tempat ziarah ketiga, memiliki posisi yang tergolong khas. Jika Sunan Kalijogo berada di bilangan dalam kota Demak, dan Sunan Kudus berada di bilangan Kota Kudus, pada Sunan Muria keadaannya lain, tempatnya ada di Puncak Bukit Muria Colo. Bangunannya dewasa ini sudah disulat dengan desain megah, sehingga nyaman untuk dikunjungi.
Makan Siang lalu Naik Sepeda Motor ke Puncak
Setelah menyantap makan siang yang bahannya dibawa dari rumah, maka kami serombongan langsung tancap menaiki sepeda motor carteran menuju puncak. Masing-masing dari tiga sepeda motor yang kami kendarai, sudah mematok dana transport Rp 15.000,- untuk tiap sepeda motor yang dinaiki. Satu sepeda motor bisa dinaiki seorang atau dua sesuai dengan kapasitas yang tersedia bagi penumpangnya.
Setelah diantar ke Puncak Muria, kami duduk sejenak karena mulai turun hujan deras. Lalu menyempatkan diri untuk salat jamak, zhuhur dan ashar dengan jamak takdim qashar. Lalu berdoa, dengan harapan bahwa acara ziarah ini bisa dipermudah, lancar, sukses dalam lindungan Allah Swt.
Dengan berjalan sekitar 300 meter lagi dari mushalla, sampailah kami ke makam Sunan Muria yang dituju. Acara pokok, setelah salat dan membuka acara, kami langsung tahlil, ditutup doa lalu wushul, dengan harapan mendapatkan berkah dan ridha Allah Swt.
Hari Pertama: Tiga Nadzar
Walaupun antara kunjungan satu dengan yang lain dilakukan dengan cukup singkat, namun kunjungan yang bisa dilakukan hanya untuk tiga tempat. Selebihnya, waktu digunakan untuk menginap di Hotel yang terdapat di Tuban. Di Hotel Ratnalah kami beristirahat dengan menyewa dua ruang, di tingkat 1 dan di tingkat 1, dimana tempat yang lain sudah sama digunakan pada malam menjelang tibanya hari Natal itu (Erfan Subahar).