Menyaksikan Realitas Kehidupan Versi Statis dan Dinamis
Menghadapi kehidupan ini mestilah dengan memegangi ilmu yang kita peroleh. Karena ternyata di hadapan kita ada realitas yang memang berasal dari Tuhan untuk kita ketahui langsung sekalipun mestilah melalui Rasul-Nya, dan kita ketahui juga adanya realitas yang tidak langsung dipetik — tetapi dengan melalui pembacaan yang pelan-pelan, intensip, baru kemudian memetik isinya. Walaupun dalam ajaran kita kenal sama berasal hadi ilmu Allah, kita ada baiknya benar-benar kita kenyataan ini.
Ayat Qur’aniyah
Model yang pertama kita saksikan ada pada ayat-ayat yaitu tanda kekuasaan Allah yang sudah diturunkan. Sekalipun bisa memiliki tafsir beragam, namun ayat ini sudah turun semua di dunia sekarang, setelah turun nya utusan Allah akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad saw. Dari Rasullah saw kita dituruni 6.236 ayat, yang beliau terima dari Allah Swt melalui malaikat Jibril a.s. Ayat-ayat yang demikian ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, yang semuanya terdiri dari 30 Juz dan 114 surah yang sudah beredar di Masyarakat.
Ayat-ayat dari sejumlah surah ini jika global dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw melalui sejumlah sabdanya, aktivitasnya, taqrirnya, dan sejumlah penjelasan dari tampilan beliau yang berhasil diamati oleh para sahabat sehingga disampaikan kepada kita sekarang dalam bentuk yang dikenal dengan hadis Nabi saw.
Jadi, hadir ini adalah pendamping Al-Qur’an yang bisa disandingkan dan atau diurutkan setelahnya setelah kitab suci Al-Qur’an itu. Baik Al-Qur’an atau Hadis, keduanya bersumber lain tidak adalah berasal dari wahyu Allah Swt, ‘karena Nabi ketika bersabda atau melalukan sesuatu adalah berasal dari aplikasi wahyu Allah Swt’ (Q.S. al-Najm).
Ayat-ayat Qur’aniyah ini bersifat tetap dari sudut isinya, yang bisa berkembang dan disempurnakan dari sudut pemahaman dan penerjemahan atau penafsirannya.
Ayat-ayat Kauniyah
Selain Quran dan hadis, maka alam semesta ini adalah ayat-ayat Allah. Ayat-ayat ini bersifat sangat dinamis, karena dapat dibaca dengan pendekatan yang multi. Orang-orang yang melakukan ijtihad dengan segenap kemampuannya, dapat menyelami ayat-ayat ini dengan peluang yang amat luas.
Namun, usahanya itu dapat berdampingan dengan mengenali ayat-ayat Qur’aniyah untuk memperoleh keseimbangan yang bijak di ketika memetik ilmu-ilmu yang spesifik dan jelas yang akan digunakan untuk menerjuni kehidupan nyata ini. Seorang yang memiliki pemahaman yang luas dan dalam tentang sesuatu , ketika menyelami ayat-ayat kauni ini tentu berkesempatan menyeimbangkannya dengan menggali ayat-ayat yang bersifat Qurani, baik melalui jalan mengintegralkan maupun langsung memposisikan kedua ayat itu langsung dalam suatu kesimbangan yang mantap.
Kehidupan Bisa Berubah Berkelanjutan
Kehidupan adalah dinamis. Maka tidak selayaknya ditatap dengan tatapan sudut yang statis. Dengan berkembangnya IPTEKs (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni), maka banyak hal juga ditantang memperbaruhi peranti yang digunakan dalam menjawab tantangan zaman itu.
Agaknya orang yang tidak awas akan hal ini banyak kecelik. Kecelik dengan kemenangan Partai Republik dalam memilih presidennya di Amerika Serikat (Trump), dan Anies dalam Pilkada di Jakarta Indonesia, yang telah mengalahkan pasangan Ahok Jarot yang tampilnya begitu agresif karena didukung oleh partai-partai besar yang sejauh ini mempengaruhi pendapat publik.
Dan, ternyata ada faktor media sosial dan hal-hal yang berkembang terakhir ini, yang kebanyakan berasal dari ayat-ayat kauniyah yang kebanyakan kita tidak awas atas persoalan ini.
Maka itu adalah tepat ungkapan penulis dari UI, Dr Rhenald Kasali, yang mengatakan bahwa Ahok-Djarot itu kalah oleh lawan yang tak kelihatan — yang setelah kita lacak mereka ternyata memiliki media sosial dan secara pendekatan yang dirasa paling pas mereka menggerakkan ideolanya sesuai dengan media yang dirasa paling cocok untuk digunakan menuju yang diinginkannya (Erf).