Kemaren, Kini dan Esok, Ke Mana Arah Kita?
Masa yang dihayati manusia dapat dilihat dari banyak sudut. Dua di antara cara melihat masa itu, ada yang melihat masa secara ekstrim, dan ada pula yang melihatnya secara seimbang. Masa yang dipandangpun banyak jenisnya, di antaranya adalah masa kemaren atau masa yang lalu, masa kini atau masa sekarang, dan masa depan atau yang akan datang. Uraian sederhana berikut mengungkap tiga masa yang biasa kita hadapi, dimulai dengan yang secara ekstrim dihadapi, dan dicoba melihat perlunya kita menguraikan masa yang perlu seimbang kita menghadapinya.
Masa Dalam Tatapan Ekstrim
Tidak sedikit manusia dalam melihat suatu masa yang akhirnya terjerumus diri, yang akhirnya terjatuh dalam melihat masa dalam pandangan yang termasuk secara ektrim. Dalam melihat suatu masa, pandangannya hanya mengistimewakan satu masa saja yang ada di depannya, dan sering melupakan masa lainnya yang sebenarnya dihadapi setiap manusia.
1- Masa Kemaren
Masa lalu atau masa kemaren adalah masa yang dalam penghayatan manusia sudah berjalan. Ungkapan yang sering muncul, seperti 15 abad yang silam; se abad yang lalu; satu dasawarsa, satu tahun, 12 bulan, atau satu bulan, atau satu minggu yang lalu adalah diantara gambaran yang mengungkapkan masa yang lalu atau masa kemaren dari masa yang sudah dilalui.
Pandangan terhadap masa lalu, ada pandangan yang secara ekstrim. Yaitu memandang masa lalu demikian rupa, sehingga masa itu menenggelamkan dirinya begitu asyik dengan masa itu. Kadang-kadang tidak saja diterapkan bagi dirinya, namun juga ditularkan bagi komunitas yang ada di lingkungannya. Biasanya, orang yang terperangkap kepada pandangan ekstrim ini sudah begitu asyik memandang cukup hidup dengan masa lalu itu, tanpa menambah keseimbangan dengan perlunya melihat ke masa yang dilaluinya kini atau sekarang dan masa depan atau yang akan datang.
Misalnya, pola hidup yang hanya membangga-banggakan nenek moyangnya yang sudah seperti itu, tanpa ingin melihat dirinya perlu seperti apa dalam rangka hidup di masa kini, dan bagaimananya pula bagi hidup ke masa depan. Jadi, pemilik pandangan ini hanya terpaku pada pandangan dan corak masa lalunya yang jauh dari masa kini dan masa depan.
2- Masa Depan
Ada lagi pengagum masa depan. Pengagum masa depan ini menyebut bahwa masa depan secara keterlaluan. Dalam melihat masa yang masih jauh dari yang dihadapi itu, pandangannya sampai-sampai tidak peduli tentang pentingnya penelitian. Misalnya untuk meneliti benar-salahnya yang dilakukan, halal atau haramnya aktivitas yang ditangani, juga berguna atau berbahayanya semua aktivitas yang dilakukan. Pendeknya, yang penting dirinya adalah orang yang bermasa depan, sekalipun dirinya mestinya perlu tahu juga bahwa masa depan itu mesti diberangkatkan dari masa lalu, dan masa lalu bersambung dengan masa kini atau sekarang, dan masa sekaranglah yang akan membawa kita kini hebat jika dipersiapkannya bagi masa depan.
Misalnya, pola hidup yang hanya memandang era global ini segala-galanya, yang lepas dengan konstribusi masa lalu dan perlunya hidup sukses hari ini sebagai rangkaian hidup tidak terlepas dari kehidupan masa lalu dan masa sekarang, jelas sukar memperoleh kebahagiaan di dalam kehidupan karena keekstriman sikapnya.
3- Masa Kini
Ada juga pengagum masa kini. Baginya masa lalu sudah lenyap, sedangkan masa depan itu adalah gaib atau misteri, sehingga dirinya berlebih-lebihan dengan hidup masa kini. Dirinya lalai dengan hari esok, dan lalai juga dengan manfaatnya jika mengambil suatu kebenaran yang dapat diambil pelajaran dari khazanah hari kemaren atau masa lalu.
Dalam pepatah Arab disebut,
Maa Madhaa Faqad Faata, fal Mu’ammal Ghaibun # Wa Lakas Saa’ah allatii Anta Fiihaa
‘Apa-apa di masa yang telah lalu sudah terbang, dan apa yang ada di masa depan tersembunyi. Sedangkan Anda saat ini sedang berada di masa sekarang berada yang tengah kita nikmat di dalamnya.’
Pola orang yang memiliki pandangan ini masa kini, menurut pepapah di atas, bahwa pikirannya hanya mengistimewakan masa yang dihadapinya sedang masa selain sekarang, tidak memiliki sumbangan apapun bagi masa sekarang.
Melihat Masa dalam Keseimbangan
Pada dasarnya masa adalah suatu yang netral. Dari situ, jika kita memiliki pandangan yang seimbang terhadap ketiga masa itu dalam keutuhan masa, ketiga-tiganya adalah masa yang dianugerahkan Allah kepada kita untuk dipetik manfaatnya. Untuk apa? Untuk sama dilihat dengan benar dan baik, sehingga dapat kita masuki dalam keseimbangan, untuk dipergunakan sebaik-baiknya bagi memetik kemanfaatan terbaik bagi kehidupan.
Bagaimana kita melihat masa itu agar memiliki manfaat? Tawaran berikut ini mungkin ada manfaatnya:
Arah Masa Lalu
Masa kemaren atau yang telah mendahului hari ini atau masa sekarang adalah masa yang wajib kita lihat dan ambil manfaatnya. Sebab masa kemaren adalah wadah dari banyak peristiwa dan khazanah dari pelajaran yang kaya bagi kita. Di masa masa itu juga, kita dapat mengambil manfaatnya dari berbagai aspek, seperti aspek kesejarahan, budaya, sastra, kesenian, dan beragam IPTEKS yang dinikmati yang ditinggalkan dan diwariskan kepada masa kini.
Atas pertimbangan itu, firman suci dalam Q.S. menyebutkan…..
….. kita ngantor dulu ya…… hehe….