Pemilu, Akhir Sofar, Maulud dan Kesiapan Berhasil
Pada Rabu terakhir dari Desember 2014 ini, kita sejenak refleksi akhir tahun. Sebab pada tahun ini, saya dan juga pembaca web, menjalani sendiri atau menerjuni satu medan yang namanya kehidupan. Pada tahun 2014, bangsa Indonesia, yang kitalah juga penduduknya, menyaksikan dan melakukan pesta rakyat. Kita sama menyaksikan peristiwa Pemilu. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, yang akhirnya dimenangkan Tim Jokowi JK, menang suara atas Tim Prabowo Hatta. Kita sama tahu bahwa kemenangan hanya terjadi karena ada tim lain yang menjadi lawan saing, hingga sang pemenang sebenarnya adalah tetap rakyat Indonesia. Pemilu dan kemenangannya adalah hasil aktivitas kita sebagai bangsa. Kedua, pada akhir Sofar kita sudah bahas di web ini tentang Rabu Wekasan, yakni isyarat yang ditunjukkan kepada hamba Allah yang khawwas bahwa di seputar Rabu akhir di bulan Sofar dapat terjadi banyak balak, ada bukan buktinya? Ketiga, Maulud Nabi tahun ini punya kekhasan. Keempat, dalam keadaan apapun kesiapan kita untuk hidup sukses itu selalu tetap penting.
Tahun 2014 adalah tahun Pemilu Indonesia
Pada tahun 2014, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wapres dapat dilaksanakan. Sebagai pemilu yang melibatkan ratusan juta rakyat, semua yang sudah dilalui kita jugalah pemain dan pelaksananya. Maka semua yang sudah kita lakukan, seberapa pun prestasinya layak disyukuri. Karena dalam kehidupan demokrasi kita tidak bisa dinilai sepele. Yang jelas, kita sudah bermain cukup cantik, di dalamnya ada perasaan senang juga susah, ada enak tapi juga sebal, ada juga sudah dan panik, semuanya biasa terjadi dalam kegiatan yang melibatkan begitu banyak rakyat. Sebagai negara yang berakyat plural, kita sudah melalui semua suasana itu.
Tahun pemilu sudah berjalan, sejak menjelang akhir tahun 2014, tahun politik sudah kita masuki. Layak dicatat, sekalipun di lembaga legislatif kita ada dua kekuatan KMP dan KIH, ternyata dua kekuatan itu tidak membuat kita stagnan, kita terus meluncur berada di tahun politik ini. Problem BBM yang terasa mengganjal, akan diambil langkah dengan menyetop impor premium. Seperti apa hasilnya, dapat kita tunggu Januari 2015. Pendidikan yang masuk di problema Kurikulum 2013 antara dilaksanakan dan tidak, sepenuhnya juga punya solusi, akan diketahui tahun 2015. Tahun politik terus bisa berjalan, sehingga kita tidak hanya habis-habisan terus berada di tahun politik. Meluncur lagi, kita ternyata secara cepat sudah berada di tahun sosial.
Rabu Wekasan di Tahun SosialĀ
Berada di tahun sosial, orang-orang tua dahulu dalam tradisi di Tanah Jawa suka mengingatkan kita tentang Rabu Wekasan. Yaitu hari Rabu terakhir dari bulan Sofar, yang mengingatkan agar kita banyak berbuat amal baik. Malakukan acara spiritual sekaligus sedekahan, karena pernah terjadi mengilhami salah seorang tokoh agama “yang tak pernah ketemu siapa namanya” bahwa pada bulan ini, sejak akhir Sofar (setiap tahun) ratusan balak atau bencana akan terjadi. Solusinya yaitu: dengan melakukan amaliah ibadah dengan baik dan mengeluarkan sedekah agar dapat mencegah kita dari terkena balak atau bencana alam atau keluarga.
Ternyata di seputar Sofar dan seterusnya tidak sedikit balak atau bencana yang terjadi. Bersamaan dengan waktu memperingati 10 tahun Tsunami Aceh yang menelan ratusan ribu kurban, kita kedatangan lagi banyak peristiwa di tanah air. Di tanah air, terjadi sejumlah bencana alam seperti banjir, erupsi gunung berapi, dan tanah longsor. Bencana erupsi gunung Sinabung masih terus berlangsung hingga kini. Bencana longsor di Kabupaten Banjarnegara Jateng menelan 95 kurban jiwa meninggal ada beberapa jiwa yang tidak berhasil diselamatkan. Bencana banjir juga melanda di beberapa daerah: Provinsi Aceh, Jawa Tengah, Jawa Barat seperti di Kabupaten Bandung dan juga Jawa Timur. Indonesia termasuk negara yang rawan bencana. Kita cukup berbangga, karena ketika bencana terjadi, Presiden Joko Widodo selalu berada di tengah-tengah rakyat yang ditimpa bencana. Tentu kita tidak hanya ingin berada di tahun sosial dengan sejumlah bencara atau peristiwa, karena kita sebenarnya sudah siap meluncur lagi ke lain aktivitas. Kemana? Ya, kemana lagi kalau bulan ke tahun harapan, begitu bukan?
Maulud Nabi saw di Tahun Harapan
Setelah tahapan Pemilu selesai, dan secara resmi kita memiliki parlemen dan kepala pemerintahan dan segenap menterinya, berjalanlah pemerintahan baru. Di pemerintahan baru, kita semua layak memiliki harapan baru. Pada tahun harapan sekarang, untuk kita melihat sisik melik kecerahan. Paling tidak berupa cahaya dari kelahiran Nabi Muhammad saw, yang punya misi Rahmatan li al-‘Alamin, ‘Sebagai rahmati bagi manusia seluruh alam,’ masa ini tidak bisa kita berlalu begitu saja.
Kita memiliki sejumlah catatan mengenai kemungkinan punya harapan yang realistik. Pergantian kekuasaan yang berjalan santun dan rahmah dari Pemerintahan Presiden SBY ke Presiden Jokowi tidak bisa dianggap ringan, karena prosesi itu belum pernah terjadi pada Pemmpin NKRI sebelumnya. Ternyata dalam pemerintahan tokoh Islam Indonesia, sedang terjadi pergeseran posisi yang begitu indah dimana para tokoh dari kalangan pemimpin Islam bisa memberi contoh terbaik kepada rakyatnya. Kita benar-benar menggaris bawahi situasi itu, karena ini akan berdampak positif ke masa-masa dimana kita memasuki tahun harapan. Artinya, tahun harapan untuk mendapatkan pencerahan dari peralihan kekuasaan presiden dari pemerintahan sebelumnya kepada penggantinya.
Harapan rakyat Indonesia kepada Pemerintahan sekarang adalah sah dan halal. Kita sudah tidak waktunya lagi membesar-besarkan “luka” Pemilu masa lalu kalau memang ada, karena ia sudah selesai. Di depan kita sekarang terbentang luas harapan, yang tentu tidak dengan hanya tangan hampa, sebab di negari dunia ini adalah negeri ikhtiar sedang negeri akhirat nanti adalah negeri pembalasan (atas semua amal baik kita).
Ada beberapa hal positif yang sudah eksis di hadapan kita. Pertama, kabinet pemerintahan kita sekarang adalah kabinet kerja. Semua menteri, sebelum bekerja sudah melihat mana medan tugas masing-masing dengan cara mereka melihat medan tugas atau melihat data dan fakta dari apa yang akan mereka selesaikan dari tugas-tugas mereka. Metode demikian mempermudah kita memperoleh pencerahan. Kita ingat, Nabi saw sebelum berhasil menjadi Nabi dan sekaligus kepala pemerintahan di Madinah, sebelumnya melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu perjalanan dari Mekkah ke Masjidil Aqsha baru ke Sidratil Muntaha. Hal itu laksana melihat dan menemukan data primer yang berguna ketika seseorang akan menceritakan peristiwa besar yang namanya laporan penelitian. Jadi, dengan terjun blusukan di sejumlah medan tugasnya, para menteri tidak hanya menerima laporan survei orang lain, tetapi terjun sendiri melihat data dan fakta di lapangan.
Kedua, beberapa terobosan sudah mulai memperlihatkan diri. Dari sejak hasil pertemuan G-20; keberanian Presiden tidak memberikan garasi kepada para pelaku Bandar Narkoba; penenggelaman beberapa kapal pencuri ikan di perairan NKRI; kesiapan menjalankan kebijakan BBM yang masih kita tunggu akan seperti apa, dll. Tampaknya, pemerintahan sekarang mengambil langkah: “berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian, susah-susah dahulu sakit-sakit dahulu, baru kemudian, ….. bersenang-senangan.”
Nah, kita berharap tentu tidak hanya yang susah-susah saja, dan bersakit-sakit terus, tetapi juga ada solusi…… dengan bersenang-senang, syukur sejak tahun 2015 ini pemerintahan sudah dapat memperlihatkan hasil kinerjanya yang sebenara pun.
Kesiapan Hidup Berhasil
Tidak ada yang gratis di dunia ini, manusia mesti berusaha. Sebab, negeri dunia ini negeri ikhtiar dan berdoa. Maka selain ber-ikhtiar dengan bekerja-bekerja-bekerja, kita mesti juga tetap bersyukur dan berdoa, plus mesti pantang sombong. Kesiapan hidup berhasil kita harus direncakan targetnya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Lalu semuanya itu direncanakan secara terukur; yang 365 hari dalam target kita dipecah-pecah menjadi bulanan, mingguan, hingga harian. Dari situ, sehari ke sehari peta kerja dijadwal realisasinya, sehingga dalam seminggu dan sebulan benar-benar jelas sudah berapa prestasi yang dapat diperoleh dari pekerjaan kita.
Dengan jelas dan terukurnya kerja dan target kerja kita, maka menjadi rakyat yang dinaungi dan dilindungi keamanan dan keselamatannya dalam bekerja di negeri ini akan semakin jelas dan semakin benar-benar kelihatan. Dengan begitu, kesiapan hidup kita terpantau dengan baik, sehingga akhirnya nanti target bersenang- senanng kemudian, akan juga tercapai insya Allah. Bagaimana menurut pembaca? Selamat memasuki Tahun Baru 2015 Masehi/1436 Hijri semoga kerja kita lancar, rezeki tercurah terus dan berkah, serta sama hidup bahagia dan selamat. (Erfan Subahar).