Peringatan 100 Hari Abah KH Saiful Anwar

Abah K.H. Saiful Anwar telah meninggalkan kita. Umat beragama yang berdomisili di Jawa Tengah, terutama kota Semarang, banyak tahu mengenai kai yang unik ini. Beliau yang lahir pada hari Kamis sekitar 60 tahun lalu itu, pada Hari Selasa malam, pk 22.30 meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Tepatnya, pada 14 Februari 2013.

Banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian kiai yang sangat kuat istiqamahnya ini. Abah, yang sehari-harinya sangat menjaga kita dari hal-hal yang menjauhkan hubungan murid-muridnya dengan Allah ini, telah wafat. Tidak tampak kepada kita, bagaimana sakitnya beliau. Karena sakit yang seperti apapun tidak pernah beliau mengeluh. Kalaupun datang sakit, yang hampir setahun sekali, namun tidak tampak di wajahnya wajah sakit itu, karena beliau tidak pernah mengeluh. Bahkan, kepada yang ngelayat, beliau (yang ketika itu sedang sakit), lebih dahulu menanyakan … Bagaimana kamu sehat ya???… Kita kedahuluan ditanya kesihatan. Ya terasa agak kikhuk rasanya, mau nanya… kita kedahuluan ditanya…. Abah sukanya memberi, bukan diberi; mengasihi, bukan dikasihi… Ya, di situ salah satu uniknya.

Kalau ada tamu, yang tampak adalah keramahan beliau. Tamu seperti apapun, tidak pernah menjadi keluh kesahnya. karena sifa kasih beliau kepada sesama, begitu kentara.

Saya, jika diminta memberi komentar tentang siapa dan bagaimana beliau, lebih suka menyebut beliau dengan “al-‘Arif Billah”. Suatu sebutan yang di kalangan para alim, identik dengan orang yang dianugerahi Allah dengan sifat khusus seperti yang dimiliki oleh para wali. Betapa tidak, kalau beliau berceramah, sering nasihat-nasihatnya itu menjadi solusi dari hampir keseluruhan mereka yang hadir. Untuk yang terkena sakit keropos tulang misalnya, beliau suruh makan apel merah satu pagi dan satu sore selama 3 hari. Tiap akan memakan apel itu diminta membaca Al-Fatihah 7 kali plus al-Ikhlas, al-Falaq, dan An-Nash masing-masing sekali.

Apa yang dikerjakan masing-masing dari santrinya di rumah, pada saat “jalisan” di pagi hari dijelaskannya. Diam-diam, sang santri sering terperangah mendengar teguran Abahe, yang benar dan nyata dilakukannya. Sangat banyak yang dapat dijelaskan dari pengala man spiritual santri, terutama ketika secara bertahap hidup dan tumbuh dari pengalaman bersama Abah.

Pada malam Kamis, 22 Mei 2013 kemaren, beliau sudah diperingati untuk seratus harinya. Khatmil Qur’an, Manaqib, Tahlil, dan Pembacaan Fidak, yakni Surat Al-Ikhlas 300-400 kali, menjadi acara yang secara tulus telah dilakukan oleh para santri. Yaitu orang-orang yang datang dari pelbagai disiplin seperti para pegawai, pejabat, pensiunan TNI, Polisi, dokter, dan banyak lainnya. Pada malam ini, setelah sambutan atas nama shahibul bait oleh Gus M. Lukman Hakim, maka beberapa ungkapan disampaikan oleh para san tri. Malam itu, Haul Abah dihadiri oleh 2000 santri, yang disambut oleh Prof Fathurrahman atas nama alumni; oleh Dokter yang dari agama lain, juga Dr Awaluddin. Doa disampaikan oleh santri sepuh dari Kebumen (Erf).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *