Perjalanan April dan Juli 2019: Jakarta & Haramain?

Entahlah apa yang perlu saya lakukan setelah selesai bulan Rajab ini. Mau pergi ke mana, belum jelas. Akan tetapi mau menulis buku segan mikir banyak, sedang untuk meneliti enggan. Padahal dua pekerjaan ini mesti saya lakukan dan merupakan bagian dari hobi saya selama ini, yaitu membaca dan menulis.

Kecenderungan Hati dan Pertimbangan Kawan

Memperhatikan kecenderungan hati adalah di antara cara yang sering saya perhatikan. Karena dalam beragama, hati itu dianjurkan untuk diperhatikan kecenderungannya. Istafti Qalbak, begitu kata hadis, yang intinya ‘mintalah fatwa pada (bisikan) hatimu’.

Hadis di atas menyuruh kita memperhatikan goresan tinta hati nurani dalam pelbagai kesempatan yang mungkin. Mungkin saja, perintah bagi saya adalah harus pergi meninggalkan rumah, untuk menemukan suatu yang bermanfaat: itulah agaknya yang layak saya lakukan.

Namun, masalahnya saya mesti pergi ke mana? Sekilas jawaban singkat: pergi ke luar rumah, atau bisa jadi harus pergi ke tempat yang lebih jauh lagi dari biasanya.

Nah, baiknya pergi ke mana ya? Dan emh, kemana saya harus pergi yang memang benar-benar pergi ya?

Jawaban pertama, “saya harus pergi ke Jakarta.” Ke Jakarta bagian mana: ke kampus UIN Ciputat di mana saya pernah beberapa tahun studi S3: kampus yang sudah lama tidak saya kunjungi?

Ternyata di luar yang saya duga. Ada pertolongan, saya diajak oleh kawan-kawan Semarang untuk ikut memikirkan umat, dengan studi ke suatu tempat di Bilangan Kota DKI Jakarta. Bermalam di Hotel Sultan tingkat 12, lalu pergi Studi Banding/Studi Tiru ke Daerah Khusus Indonesia Jakarta, lebih fokus lagi ke Lantai 19. Suatu waktu, saya harap kunjungan ke tempat ini memiliki manfaat, walau sekarang fenomenanya belum terekam le ngkap. Saya, pada waktunya nanti, ingin menjelaskan sejumlah pengalaman dari perjalanan April, seminggu menjelang Pemilu 2019 ini.

Pertimbangan lain, saya minta pikiran istri di rumah: bagaimana kalau pada tahun 2019 ini saya pergi ibadah haji sebagai petugas ke Haramain? Pertanyaan ini ternyata disambut baik oleh istri. Dan ternyata juga, di luar dugaan, saya di setiap hari Jum’at pagi mengisi kajian keagamaan di Majelis Taklim Jum’at Subuh, pada akhir-akhir ini mengkaji tafsir di Surah al-Hajj. Nah, inilah berkah yang barangkali yang saya dapatkan dari Yang Maha Hebat, Ar-Rozzaq, yang menghendaki hambanya pergi ke Baitullah untuk bertawajjuh kepadanya, yang mempermudah saya mendekat, dan mohon sesuatu yang terbaik dari-Nya.

Jelasnya, ke arah dua tempat itulah yang sejauh ini saya memang ingin menempuhnya. Satu tempat sudah dapat saya tempuh dengan mengawali aktivitas dengan menulis artikel ini, yaitu kunjungan ke Pemkot DKI. Sedang yang berikutnya, akan menuju Haramain, insya Allah menjadi kenyataan yang darinya sepertinya akan membawa ke situasi baru bagi mengisi karir diri yang diharapkan akan berdampak positif bagi umat dan bangsa sekarang dan ke depan, Amin (Erfan Subahar).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *