Kunjungan Ke Universitas Queesland Australia
Oleh Erfan Soebahar
Suatu kehormatan yang saya syukuri di tahun 2013 adalah kesempatan kunjungan. Kunjungan rombongan IAIN Walisongo untuk studi di luar kampus tercinta, baik dalam bentuk visiting profesor ataupun post doktor. Jika di tahun-tahun sebelumnya, saya banyak mengarahkan perhatian ke Barat atau ke Timur Tengah, di tahun ini saya ditakdirkan lain. Rencana semula akan studi ke Mesir, namun karena situasi kurang mengizinkan kami lalu diarahkan ke Timur namun dengan rasa Barat, yaitu Australia.
Tepatnya, pada 7 Oktober sampai dengan 1 November, kami beroleh kesempatan kunjungan studi ke Sydney, tepatnya di Universitas Queestland yang berada di Brisbance. sekitar 30 menit dalam perjalanan pesawat dari Sydney.
Rombongan meninggalkan Bandara A. Yani Semarang, hari Senin, 7 Oktober 2013, pukul 11.35, sampai di Jakarta 12.25an, menaiki Garuda. Jika untuk ke Turkey diberangkatkan 5 orang, maka untuk ke Australia diberangkatkan 18 0rang. Khusus untuk rombongan ke Australia, mereka terdiri dari 15 orang untuk post doktor, sementara 3 orang untuk Visiting Profesor. Kesemuanya menujukan diri ke Universitas Queestland.
Tim beranggota 18 orang ini, meninggalkan Jakarta, Senin malam, 7 Oktober 2013, Pk 20.20. Sampai di Sydney pk 07.20 tepat. Perjalanan ini memakan waktu 6 jam 30 menit.
Menyenangkan perjalanan ini, karena tim sejak awal keberangkatan sangat kompak. Semuanya mengadakan kunjungan untuk studi, sama menimba pengetahuan dan sekaligus mengadakan penelitian. Baik program post doktor ataupun visiting profesor, mereka sama memiliki proposal untuk dilaporkan sepulangnya dari Universitas Quesland. Kami selama 26 hari belajar dan sekaligus meneliti di universitas ini.
Di perjalanan, tentu banyak yang di bawa pulang. Saya dibuat asyik oleh dua orang Ibu Indonesia, yang mengadu nasib di luar negeri. Keduanya sudah bagus bertutur Inggris. Seorang dari Padang, mengadu nasib di Australia yang memimpin suatu usaha; satunya lagi di Korea, yang kini sama berhasil. Dua orang ini saling bertemu, berbahasa Inggris yang fasih, yang diselang-selingi Indonesia, dengan tidak meninggalkan ketawa ala Indonesianya. Itu mengingatkan guruku ketika di SMP Negeri dulu, yang mengajar bahasa Inggris dengan baik.
Guruku, Sujiharjo, pastur, begitu menyenangkan dalam mengajar English, aksentuasa nya siip, seperti penutur asli kalau berbicara.
Tulisan di bawah ini, adalah rekaman perjalanan kami selama di Universitas Queensland, yang banyak bergandengan antara kegiatan post doktor dengan visiting profesor. Semoga bermanfaat.
***
Hari Pertama, Menuju The University of Queensland
Begitu turun dari Pesawat Qantas, kami sama menuju tempat berjubel. Masing-masing sama memegang tiket yang sudah diisi di atas pesawat, untuk diserahkan kepada petugas khusus. Seperti yang lain, rombongan ini sama adalah melintasi antrian panjang yang berjubel dan berkelok-kelok, diberi batas pita tebal sebagai pagar. Namun, yang berbeda adalah perlakuan ketika memeriksa koper masing-masing:
Pertama, ada yang diperiksa kartu yang diisinya, yang begitu selesai diperiksa perangkat yang dibawanya dideteksi dengan anjing. Yang melalui pemeriksaan anjing itu umumnya hanya sedikit mengagetkan tetapi cepat selesai.
Kedua, diperiksa kopernya dengan teliti. Sampai digeledah demikian rupa, entah (bisa jadi dikhawatirkan mereka membawa narkoba, atau entah apa lagi.
Ketiga, sama diperiksa tetapi biasa-biasa saja.
Rombongan tiba di Brisbane setelah selama 30 menit naik pesawat Boeing 767 ke tempat itu dari Sydney. Aku berada di kursi nomor 3, dari deret tempat duduk yang terdiri dari masing-masing 7 kursi, bersama Dr. Abu Rachmat, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Sesampainya di Brisbane, di Bandara rombongan dijemput oleh Mas Humam, salah seorang mahasiswa Indonesia yang studi Program S3 di Universitas itu. Bahasa Inggris Mas Humam sudah bagus, sebelum di UQ sia, sudah pernah S2 di Adelaide dulu.
Dia begitu lincah mengantar kami ke tempat-tempat penting di Brisbance, dan sekaligus ke tempat kami kos. Masing-masing dengan menaiki bus, kami diantar ke tempat kos masing-masing sejak Prof Dr. Amin Syukur, Prof Dr Abdullah Hadziq, Prof Dr. Muslich, rombongan, lalu saya (Prof Dr Erfan Subahar). Saya di Brisbane menempati tempat Pak Sugeng Budiharta (Mahasiswa S3 UQ), dan Ibu Sandra Devi (mahasiswa S2, Isri Pak Sugeng) yang berada di 1/2 Carmody Road, St Lucia. Pak Sugeng saat ini sedang melakukan penelitian untuk penyelesaian disertasinya, sementara Ibu Devi, Ibu Sugeng menyelesaikian penulisan tesis S2 di Universitas yang sama. Keduanya sedang sama menulis untuk menyelesaikan tugas akhir studinya.
Sorenya, saya sempat dijemput Mas Humam, untuk diajak belanja di Supermarket. Tempatnya tidak jauh dari tempat kami tinggal; sejak waktu ashar hingga masuk waktu maghrib kami diantarkan mencari apa-apa yang dibutuhkan untuk tinggal di rumah Pak Sugeng. Hingga malam hari, rombongan kami belum melakukan aktivitas akademik. mereka kebanyakan saling adabtasi di tempat masing-masing, baik yang berada di lingkungan keluarga Indonesia di sana maupun dengan homstay with Australian family). Semuanya sibuh melakukan hal-hal yang berkenaan tempat rumah tinggal masing-masing, terutama untuk acara keesokan harinya di Hari Rabu, 9 Oktober 2013. Akan dilanjutkan di Hari Kunjungan kedua di bagian rubrik artikel.