Pola Absen Kantor Formal: Paraf Harian, Nutul, dan Sidak

Dunia ini hadir di depan kita dalam pelbagai tampilan. Kita kenal minimal berupa masa lahir masa lalu, masa tumbuh atau berkembang dengan beberapa perubahan, dan masa yang dihadapi sekarang. Beberapa aktivitas sering tampak sebagai indikator-indikator pengiringnya, sebut misalnya absen yang dilakukan di pelbagai kantor baik di lingkungan universitas maupun lainnya.


Absen berupa paraf

Absen dengan pola pertama ini berlangsung cukup lama. Di pelbagai institusi menggunakan absen pola ini dengan memaraf kehadiran kita setiap hari. Polanya bisa ditanda tangani di depan pimpinan atau orang yang diberi wewenang mengawasi ttdnya, atau asal diisi begitu saja, sesuai dengan kebiasaan haria tiap-tiap institusi. Demikian bila suatu institusi itu ketat dalam menanganinya.

Namun, apabila tidak ditangani secara disiplin, kadang-kadang hadir saja sudah terlewatkan waktunya. Orangnya sudah masuk kantor, tetapi absen belum diisi di hari itu. Akan tetapi, bila mengisinya yang penting bisa penuh tiap minggu atau atai akhir bulan, bisa jadi disiplinnya lebih kendor lagi. Misalnya absen kehadiran itu diborong mengisinya menjelang kontrol kehadiran diberlakukan. Dengan berkembangnya teknologi, maka pola absen seperti yang pertama mulai ditinggalkan, karena di dalamnya punya kelemahan dalam menaati pola suatu disiplin.

Nutul plus foto

Perkembangan teknologi menuntut pola absen yang lebih membuat petugas suatu institusi menemukan pola absen yang lebih menantang. Tanda harus dijaga, mesin dapat mendeteksi kapan seseorang datang di suatu institusi dan kapan juga pulangnya. Bahkan, untuk lebih meyakinkan polanya, maka teknologi pun dilengkapi dengan foto profil masing-masing di setiap kali absen. Dengan demikian, lebih meyakinkan kehadiran mereka yang memenuhi tugas wajib mengabsen kehadiran.

Begitu situasi tidak memungkinkan untuk terus mengabsen dengan nutul (finger print), maka pola absen pun mengalami pergeseran.

WFH atau Sidak

Pola nutul mengandung resiko jika tidak diikuti dengan cuci tangan dengan memakai sabun dan pendekatan yang serupa. Hadirlah pola laporan lain, yaitu laporan bekerja dari rumah (work from home), yang menyampaikan rincian kita tugas dalam hari-hari sesuai dengan kewajiban kita menenuhi kehadiran di dalam setiap pekan. Pola laporan ini, kadang terkesan bertele-tele, membebani yang diabsen dan yang mengabsen, di samping memiliki kelemahan tentang bagaimana mengecek kesahihannya pada setiap minggu atau setiap bulan.

Maka lahirnya pola sidak, dirasakan sebagai lebih pas atau lebih aman di dalam situasi pandemi Covid 19 sekarang ini. Sebab, proses pengabsenan jauh dari serawungan, kemungkinan ngobrol, dan yang diabsen dapat dicek keberadaannya ketika tengah melakukan absen kehadiran, baik ketika absen kehadiran dari rumah atau kantor mengabsennya atau absen pulang dari rumah atau dari kantor. Jelasnya absen dengan pola sidak yang di UIN Walisongo diterapkan sejak 15 Juni 2020 itu, dirasa lebih cocok bagi situasi pandemi Covid 19 yang berjalan sekarang ini (Erfan Subahar).

2357

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *