• Beranda
  • Profil
  • Artikel
    • Islamuna
    • Kunjungan
  • Berita
  • Hikmiah
  • Khazanah
  • Arsip
Menu +
  • Beranda
  • Profil
  • Artikel
    • Islamuna
    • Kunjungan
  • Berita
  • Hikmiah
  • Khazanah
  • Arsip

Ridha Menjadi Seorang Muslim yang Utuh

Posted on January 23, 2015 | By admin | No comments

Uraian Khutbah Jum’at

 

Di awal khutbah jum’t ini, mari kita mulai dengan wasiat takwallah. Kita meningkatkan takwa kepada Allah Swt dimana saja kita berada, agar kualitas diri kita selalu dalam prestasi yang baik di hadapan Allah dan segenap kaum muslimin.

Satu hal yang patut kita syukuri pada saat ini adalah bahwa kita dalam keadaan beragama Islam. Menganut suatu agama yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad saw, yang lalu disebarkan oleh Nabi saw ke tengah-tengah umat, yang sekarang sudah dianut oleh kita.

Ada enam komitmen  terkait dengan Islam yang tepat kita pegang teguh bersama. Pertama iman, yaitu meyakini Islam dengan penuh kesungguhan dan mantap. Kedua amal, yaitu melaksanakan Islam dalam kehidupan. Baik dalam kehidupan harian seperti salat wajib dan sunnah; mingguan seperti melaksanaan salat jum’at saat sekarang; bulanan seperti puasa yaumul baidh; tahunan seperti puasa ramadhan; dan seumur hidup [setidaknya] sekali seperti amaliah ibadah haji ke Mekkah dan Madinah.

Ketiga ilmu, yaitu mempelajari Islam dengan benar dan baik. Keempat berdakwah yaitu menyebarkan dan membela Islam serta melestarikan ajarannya. Kelima sabar yaitu tabah dan tahan uji dalam berislam. Sebab hidup ini adalah laksana menjawab soal-soal ujian yang mesti dihadapi dengan sikap yang terbaik sehingga selalu terselesIkan. Keenam memiliki keridhaan diri yang utuh dalam beragama Islam. Dua fokus utama yaitu tentang yang ketiga (ilmu) dan yang keenam (keridhaan) dibahas singkat dalam khutbah kali ini.

 

Ilmu dan Keridhaan

Menjadi muslim yang baik, salah satunya adalah memegangi komitmen berilmu. Mesti mempelajari dan memegangi ilmu yang benar, yang juga diketahui sumbernya. Pertama, berupa ayat-ayat qur’aniyah, yang tertuang secara tertulis di dalam al-Quran dan diperjelas dalam hadis-hadis Nabi saw. Ayat ini tidak berubah dan tidak diubah-ubah lagi. Sudah jelas bagi kita, dari mana awalnya, kapan turunnya, sehingga sekarang kita tinggal mengkaji, memahami, serta mengamalkannya secara benar dan baik. Kedua, ayat-ayat kauniyah, yang bertebaran dalam bentuk simbol-simbol dan fenomena alam yang ada di alam semesta, yang kita ditantang menggalinya melalui riset dan peralatan canggih bagi mengkaji, memahami, dan melaporkan temuan-temuan keilmuan penting dari ayat-ayat kauniyah dari alam semesta.

Dalam konteks ilmu ini, seorang muslim yang baik setidaknya memiliki dua ciri utama yaitu (1) perubahan atau sanggup hidup berubah diri menjadi lebih baik dan (2) kemajuan atau sanggup hidup melangkah setahap demi setahap ke arah lebih maju.

Kesanggupan berubah diperlukan, mengingat Islam itu sendiri adalah agama yang menghendaki perubahan diri dari umatnya. Berubah dari kehidupan jahiliyah ke kehidupan yang terang, jelas di pikiran dan bening di hati dalam bidang ilmu dan akhlaq. Berubahnya dari kondisi belum berilmu ke memiliki ilmu dan akhlaq. Mengentas diri dari alam kebodohan seperti hanya menampakkan suka bertengkar, suka bermusuhan antar sesama, diubah menjadi suka bersilaturahmi dan dekat dengan hidup sehari-hari para kiai, para ustadz, para guru, dan ilmuwan, yang suka membawa hidup ini berubah ke pengalaman yang lebih baik dan bermasa depan. Melalui ikhtiar berubah dapat diperoleh perubahan kecerdasan, karakter, wawasan, serta cara pandang. Untuk maksud ini Allah berfirman (periksa Q,S. Ar Ra’d/13: 11).

 إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم

Selanjutnya kesanggupan diri untuk maju. Menjadi penganut Islam, selain harus siap berubah ke arah yang lebih baik, juga harus siap menjadi orang maju dan biasa hidup maju. Kehidupan meningkat atau maju, adalah kehidupan yang naiknya tidak sekaligus, melainkan naik secara setahap demi setahap, dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih tinggi hingga ke tingkat optimal dari awal kehidupan hingga akhir kehidupan kita. Isyarat ke arah ini dikehendaki sebagaimana diisyaratkan oleh ayat “latarkabunna thabaqan ‘an thabaq” artinya sungguh kamu akan mengalami kemajuan/peningkatan setingkat demi setingkat (periksa Q.S. Al Insyiqaaq/19:  84).

لتركبن طبقا عن طبق

Selanjutnya, mengenai keridhaan. Sebagai muslim yang utuh dalam beragama, dalam diri kita mesti terwujud keridhaan diri, terkait dengan Allah, agama, dan Nabi saw.

1-ridha kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Membimbing dan Melindungi hambanya (rabba). Ridha kepada Allah bermakna: ridha kepada segala  perintah Allah dan untuk menjauhi segala larangan-Nya. Ridha kepada ketentuan dan pilihan-Nya untuk kita. Ridha kepada yang diberikan dan dicegahnya. Juga bisa bermakna, ridha melaksanakan syariat-Nya, juga qadhaknya, dzn rizqi yang dianugerahkannya

2-ridha Islam menjadi agama kita. Dengan keridhaan agama ini, bermakna kita merasa cukup dengan mengamal kan Islam baik syari’at maupun hakikat yang pengetahuan nya telah memampukan kita beramal berkat taufiq dan hidayah-Nya. Lalu, kita dengan  kesadaran tinggi tidak mengikuti agama lain yang memang bukan agama kita.

3-ridha kepada Nabi Muhammad saw. Ridha ini bermakna kita hanya mencukupkan diri dengan mengikuti petunjuk dan sunah Nabi saw. Dan tidak ingin mengikuti agama lain, baik seluruhnya ataupun secara selektif menjadi amaliah kita.

Akhirnya, menjadi seorang Islam atau muslim yang utuh adalah tugas umat di kehidupan ini. Tugas ini dapat dicapai jika kita selain memiliki komitmen juga memegang teguh dan sanggup tampil dengan yang terbaik, sehingga corak siap berubah dan maju benar-benar kelihatan dalam dinamikan kehidupan kita. Dan tidak ditutupi dengan perilaku emosional seperti suka bertengkar, hidup suka bermusuhan, yang menjadikan dunia Islam stagnan, statis dan tidak maju-maju. Dan keridhaan kita kepada Allah, agama, serta rasul dengan mantap akan menghidupkan Islam yang utuh dalam pribadi-pribadi pemeluknya yang siap untuk tumbuh, bangkit dan berhasil dalam kehidupan ini. Semoga Allah Swt selalu memberkahi usaha kita dan melindungi kita, hingga selamat di dunia dan di akhirat (Erfan Soebahar).

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Related

Category: Islamuna

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terima Kasih
Anda Telah Berkunjung di Web ini
December 2019
S M T W T F S
« Nov    
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Artikel Terbaru

  • Menyelesaikan Ujian Akhir Semester Gasal Tahun 2019
  • Menyiapkan Rumah Buat Anak dan Cucu Kita, Baiknya Sejak Kapan?
  • Mengenal Mantu dan Nganten Dalam Sebuah Keluarga
  • Mengelola Kuliah Yang Sejalan dengan Awal Tahun Anggaran, Bisakah?
  • Menutup Kuliah S2 di IAIN Pekalongan
  • Mengisi Kuliah Ayat dan Hadis Tarbawi S3 Secara Sinergis di Tahun 2019
  • Menghadiri Acara Maulidun Nabi SAW: Hadir di Mana Saja pada Tahun 2019
  • Maulidun Nabi SAW Libur dan Hari Ahadnya Upacara Hari Pahlawan
  • Memiliki dan Mempercantik Kendaraan: Masukan Banyak Kawan Berpengalaman
  • Menyegarkan Kepemilikan Mobil Pribadi Lima Tahunan

Archives

  • December 2019 (1)
  • November 2019 (7)
  • October 2019 (10)
  • September 2019 (8)
  • August 2019 (7)
  • July 2019 (6)
  • June 2019 (9)
  • May 2019 (10)
  • April 2019 (8)
  • March 2019 (10)
  • February 2019 (10)
  • January 2019 (10)
  • December 2018 (10)
  • November 2018 (10)
  • October 2018 (10)
  • September 2018 (10)
  • August 2018 (10)
  • July 2018 (10)
  • June 2018 (10)
  • May 2018 (17)
  • April 2018 (16)
  • March 2018 (10)
  • February 2018 (15)
  • January 2018 (17)
  • December 2017 (18)
  • November 2017 (17)
  • October 2017 (17)
  • September 2017 (18)
  • August 2017 (17)
  • July 2017 (17)
  • June 2017 (17)
  • May 2017 (17)
  • April 2017 (17)
  • March 2017 (17)
  • February 2017 (17)
  • January 2017 (17)
  • December 2016 (17)
  • November 2016 (17)
  • October 2016 (17)
  • September 2016 (17)
  • August 2016 (17)
  • July 2016 (17)
  • June 2016 (17)
  • May 2016 (17)
  • April 2016 (17)
  • March 2016 (17)
  • February 2016 (17)
  • January 2016 (17)
  • December 2015 (17)
  • November 2015 (17)
  • October 2015 (17)
  • September 2015 (17)
  • August 2015 (17)
  • July 2015 (17)
  • June 2015 (17)
  • May 2015 (17)
  • April 2015 (17)
  • March 2015 (17)
  • February 2015 (17)
  • January 2015 (17)
  • December 2014 (17)
  • November 2014 (17)
  • October 2014 (17)
  • September 2014 (17)
  • August 2014 (17)
  • July 2014 (20)
  • June 2014 (18)
  • May 2014 (19)
  • April 2014 (19)
  • March 2014 (15)
  • February 2014 (15)
  • January 2014 (16)
  • December 2013 (15)
  • November 2013 (14)
  • October 2013 (20)
  • September 2013 (17)
  • August 2013 (17)
  • July 2013 (15)
  • June 2013 (10)
  • May 2013 (17)
  • April 2013 (3)
Copyright 2019 Prof. DR. H.M. Erfan Soebahar
%d bloggers like this: