Ketika Mahasiswa Thailand Silaturahmi Ke Prof Erfan
Hari Sabtu untuk bersilaturahmi, yang disepakati di ruang kuliah, akhirnya juga tiba. Saat itu bertepatan dengan 5 Desember 2015, tiga pekan menjelang hari besar peringatan maulid Nabi Muhammad saw. Mahasiswa Thailand yang kebetulan ikut kuliah Naqd al-Hadits yang saya ampu sendiri, minta waktu bersilaturahmi ke rumah. Mereka itu terdiri dari tiga orang lelaki dan delapan perempuan, yang kelihatannya sama ingin banyak tahu situasi di Indonesia.
Melayu Patani
Berbicara tentang mahasiswa [Muslim] dari Thailand tidak begitu jauh berbeda dengan orang-orang Malaysia yang berbahasa Melayu. Mereka sama-sama berbicara dengan bahasa melayu yang sudah dimodivikasi sesuai dengan pengembangan bahasa di daerah masing-masing. Tentu dengan adanya tekanan-tekanan khusus sesuai dengan kondisi masing-masing. Namun, ketika bahasanya dilacak dari asal-usul pengucapan, di situ yang terbayang adalah seperti warga Indonesia dari daerah Riau atau daerah Jambi dan sekitarnya. Tidak begitu jauh berbeda dengan pengucapan bahasa dari dua daerah itu.
Foto bersama di depan rumah Prof Erfan
Di mana bertempat Tinggal
Khusus mahasiswa yang sekarang mengambil kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang. Mereka cukup cepat beradaptasi. Situasi mahasiswa Thailand yang mengikuti kuliah pada masa sekarang, agak jauh berbeda dengan pendahulunya, dimana ketika itu alat komunikasi serba berkabel, sedang sekarang sudah bisa tidak berkabel tetapi sekaligus bisa dengan tertulis, walau setidaknya yang berwujud SMS.
Berdiskusi, Silaturahmi, dan Penguasaan Ilmu ke Depan
Tidak sukar ditebak, mereka dalam perkuliahan tidak hanya bisa berdiskusi dengan bahasa Thailand, melainkan sudah saling belajar dan menyempurnakan diri dengan penguasaan bahasa Indonesia. Dari makalah yang sudah dibuat, mereka ketika kuliah terbaca jelas seberapa jauh penguasaan mereka dalam bahasa asal dan bahasa kita.
Terbaca juga betapa pemahaman mereka semakin lama semakin berkembang, sehingga banyak nego juga yang dapat mereka lakukan, seperti dengan kemampuan meminta mereka bisa bersilaturahmi ke rumah dosen-dosen. Dan pada hari Sabtu ini, mereka dapat bersilaturahmi khusus ke tempat Prof Erfan, begitu tutur mereka.
Model silaturahmi mereka tentu beragam. Salah satunya dalam model kunjungan ke rumah dosennya. Bisa jadi ini adalah adalah seperti rihlah yang dilakukan pendahulu kita dalam rangka mendapatkan data di bidang studi hadis. Silaturahmi mereka berhubungan dengan perolehan data-data keilmuan, yang lalu diperkaya selain di saat ketika mereka sama dalam perkuliahan, juga dikembangkan di saat-saat mereka waktu lain di luar perkuliahan. Selamat semoga mereka dapat berhasil dalam meraih cita-cita (Erfan Subahar)