Sebuah Puisi 3: Mewujudkan Karya

Mewujudkan karya adalah memberangkatkan

suatu gagasan yang masih cair.

Walau tidak sederas banyaknya

gagasan seperti orang-orang besar

sebuah gagasan yang mengutuh

tidak bisa disepelekan.

 

Ketika kecil dulu, aku begitu rajin menulis.

Namun, entah kemana tulisan-tulisan itu,

karena ketika itu tak ada pelajaran bagaimana

murid mesti melestarikan gagasan yang ditulis.

 

Tetapi, dibanding aku kelas satu hingga kelas tiga

apa pun ketika itu baru ditulis di atas batu tulis.

Orang-orang di daerahku menyebutnya dengan “lei”

Ya — el, e, dan i 

 

Pada batu tulis itulah apapun ketika itu ditulis.

Pelajaran, dekte guru, serta menggambar ditulis dengan pensil batu,

lalu dinilai dengan kapur oleh Pak Guru.

Di zaman batu tulis itu, hanya guru dan Allah Swt saja 

yang benar-benar menjadi saksi 

bahwa aku yang jadi seperti sekarang ini menulis.

Aku tawakkal kepada-Mu ya Allah,

atas apa pun kebaikan kami ketika itu, dan

bertobat atas segala kekhilafanku yang telah kadung terjadi.

 

Jika Engkau anugerahi kekuatan bagiku Ya Rabb,

aku tetap ingin menulis karya sampai akhir hayatku,

dengan tintas emas… paling akhir nanti

dengan bimbingan-Mu …

LAA ILAAHA ILLALLAAH,

MUHAMMADUR RASUULULLAAH (Eba Bahara, 28-2-2017)

1 thought on “Sebuah Puisi 3: Mewujudkan Karya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *