• Beranda
  • Profil
  • Artikel
    • Islamuna
    • Kunjungan
  • Berita
  • Hikmiah
  • Khazanah
  • Arsip
Menu +
  • Beranda
  • Profil
  • Artikel
    • Islamuna
    • Kunjungan
  • Berita
  • Hikmiah
  • Khazanah
  • Arsip

Sehat, Sakit dan Persiapan Akhirat

Posted on September 27, 2013 | By admin | No comments

Badan sehat merupakan nikmat Allah. Bahkan disebut, bahwa nikmat Allah yang tidak terhingga setelah iman dan Islam adalah sehat. Nikmat sehat ini jika belum diuji, sering belum terasakan. Tetapi, tatkala seseorang diuji dengan sakit, lebih-lebih yang sakitnya parah yang diiringi rasa nyeri yang benar-benar terasa di tubuh, baru terasakan nikmat sehat itu. Namun, baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, manusia tidak pernah akan lepas kaitan dengan hari esok yang akan dihuninya yaitu negeri akhirat.

Maka dalam keadaan sehat atau pun sakit, orang yang sadar tetap ingat akan tujuan, yaitu dirinya tetap menujukan seluruh hidupnya kepada Allah. Allah adalah tujuan hidup kita, dan kepada Allah jua ridha kita mohonkan, yang menyiapkan kehidupan akhirat.

Tatkala kita sedang sehat, banyak hal dapat kita buat. Bekerja keras untuk meraih cita-cita tidak ada penghalangnya. Bekerja delapan jam bisa lancar dilakukan karena badan kita sedang sehat. Bahkan bisa saja, kita bekerja di atas delapan jam jika di antara waktu ke waktu diselingi dengan jedah istirahat untuk memulihkan kembali badan kita dalam kebugaran sehingga dapatlah terus bekerja. Bisa saja kita juga bekerja, sepertinya tidak perlu diberi batas-batas jam. Padahal, bekerja tanpa batas tidaklah baik bagi kesihatan tubuh kita.

Jika kita masih berusia muda, taruhlah sampai usia-kepala-empat, empat puluhan, tenaga ini masih gesit bekerja. Energi masih cukup, sehingga dari diri ini terucap, “kemampuan manusia itu nyaris ‘tidak’ mengenal batas”.

Sehat dan Rasa Sakit

Benarkah manusia tidak mengenal batas? Beberapa tahun setelah keadaannya berjalan, ungkapan itu bertemu kenyataan. Misalnya, sejak usia kepala lima, 50-an, ternyata fisik ini sudah mulai berkurang. Kemeretek tulang lutut sudah memberi sinyal-sinyal. Mata sedikit-sedikit sudah mulai berkurang ketajamannya. Kalau dulunya menatap apapun dapat dengan tatapan tajam, ketika sekarang sudah berangsur angsur blaur.  Sedikit-sedikit sudah mulai terasa harus rutin periksa mata kepada dokter. Daya ingat juga mulai menampakkan lain. Kalau dulu menghafalkan nama dengan bantuan beberapa cara mengingat, sangat fantastis. Maka sekarang, menghafal nama sudah mulai berkurang daya rekamnya. Terkadang antara satu huruf dengan yang lain tumpang tindih, berakhir b terucap p; f ataukah p; dst sehingga mulai dikenalilah dimana kini kekurangan kita.

Jika di masa muda berkekuatan yang tidak pernah sakit, sehingga terasa kurang syukur nya kita. Karena banyak hal bisa dikerjakan dalam keperkasaan diri. Namun, begitu badan sudah pernah sakit sedang fisik masih harus terus bekerja, maka kadang mulai diingatkan oleh Tuhan dengan ujian sakit. Dengan sakit mereka tahu rasanya bagaimana rasanya sakit itu. Sejak nyeri persendian, kepala tiba-tiba kepala pening nyeng; tulang terasa seperti dipukul dengan palu; urat kita terasa nyet-nyet yang nyetrum dari tempat sakitnya urat ke sekujur tubuh. Belum lagi perut kita. Perut mulai nyeri terkena maag karena sering terlambat makan. Juga asam lambung yang telah berkali-kali diobati tapi tidak juga sembuh-sembuh.

Tentu akan lebih terasa lagi sakitnya jika sudah menyentuh fisik jantung dengan sakit jantung, karena ketika duduk bekerja memakan waktu berjam-jam tanpa mau berdiri sekali-sekali untuk rehat. Atau sudah mengena paru-paru yang berlobang, karena banyak hal termasuk merokok sudah tidak terkendali dengan baik. Atau sudah mengena ginjal kita, karena ketika bekerja terlalu sering lupa minum yang cukup.

Sakit dan Kesembuhan

Dan banyak jenis penyakit lain seperti sakit kulit karena sering lupa mandi sebab bekerja tanpa batas. Maka sakit sudah mulai diderita. Di sinilah, sakit sudah mulai terasa, yang bagi orang yang tahu makna bersyukur masih bisa insyaf. Bahwa sakit yang dideritanya merupakan cara Allah mengingatkan hambanya, untuk beristighfar bahwa diketika diberi kesihatan ia tidak sempat menyukuri nikmat Allah Swt berupa sehat itu.

Mulailah tergambar di benak betapa anugerah Allah Swt yang namanya nikmat sehat itu. Selama dirinya sakit, selalu berdzikir dengan memperbanyak istighfar. Untung diingatkan Allah Swt dengan diberi sakit. Agar untuk selanjutnya dirinya tidak lalai, bahwa dalam keadaan sehat pun manusia tetap harus ingat keterbatasannya, betapa penting juga menyiapkan diri dengan berhati-hati dalam merawat diri.

Akhirnya dia menjagalah keseimbangan, antara menikmati masa sehat, dengan terus menjaga diri agar badan terus sehat, sehingga tidak sering sakit. Atau menjaga badan, agar kalau sakit pun seminimal mungkin, dia selalu berolah raga atau senam yang memadai ketika diri ini sehat. Walau 5-10 menit, pagi sore, badan ini menyempatkan diri senam, agar selalu bugar dalam menyambut tugas-tugas harian; yang wajib, yang sunnah, dan yang mubah.

Dengan sadar diri akan anugerah Allah, maka kesempuhan yang diberikan oleh Allah atas sakit kita menjadikan hidup ini penuh syukur. Alhamdulillah, otak bisa lancar bekerja ketika badan ini sehat. Kaki ini terasa lincah berjalan dalam kondisi jalan datar, atau naik, atau turun, ketika diri ini sedang sehat. Jelasnya, sangat terasakan nikmatnya anugerah kesembuhan bagi orang yang sudah pernah menderita sakit.

Hidup Menuju Akhirat

Hidup ini memang tidak hanya terjadi sekali. Di dunia ini saja, tanda-tanda hidup tidak sekali itu sudah diperlihatkan kepada kita. Bahwa sadar atau tidak sadar, manusia mesti pernah dimatikan sementara, lalu dibangkitkan kembali, dengan tidur dan bangun tidur. Kadang tidak hanya pada saat malam. Bagi yang dalam sehari semalam tidur dua kali, semakin jelas keadaan itu.

Pada saat dimatikan “sementara”, alias tidur lalu bangun, manusia mestinya sadar, bahwa pada saat tidur, dirinya diajak ketawa atau berbicara sedikit pun dia tidak bisa membalas. Senyum saja sekalipun, ketika seseorang yang ada di sampingnya mengajak senyum, hal itu tidak pernah bisa terjawab. Betapa sesungguhnya baru saja pada saat tidur, di saat demikian manusia itu benar-benar sudah seperti benar-benar mmeninggal; hanya saja belum tercabut nyata nyawanya ketika itu. Lalu dia dibangunkan kembali dari tidurnya oleh Allah Swt. Yang begini ini khan sama dengan dia hidup untuk kemudian memasuki kehidupan di alam akhirat.

Hal di atas dapat dibandingkan dengan kondisi manusia, di saat nanti dibangkitkan kembali untuk kesemuanya berkumpul di padang makhsyar. Bisa jadi pada sebagian orang yang tidak beragama, tidak akan bisa membayangkan di waktu sekarang kejadian itu. Jika mampu membayangkannya, hal itu lain tidak mirip dengan kehidupan menuju keabadian di alam akhirat.

Akhirnya, benarlah suatu ungkapan, “Man ‘arafa nafsah faqad ‘arafa Rabbah.” Siapa yang mengetahui atau mengenal dengan benar peristiwa perjalanan hidup dirinya dalam alam raya ini, maka dia akan mengenal juga (kehebatan) Penciptanya.”  Pendek kata, bahwa hidup ini baik dalam keadaan sehat maupun sakit, tetap saja akan menuju ke titik akhir yaitu menuju akhirat. Suatu kehidupan di tahap kedua, yang disediakan oleh Allah Swt, sesudah melalui kesempatan meninggal di dunia ini. (Erfan Subahar, 27-9-2013).

 

Share this:

  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Google+ (Opens in new window)

Like this:

Like Loading...

Related

Category: Paparan Inspiratif

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terima Kasih
Anda Telah Berkunjung di Web ini
February 2019
S M T W T F S
« Jan    
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
2425262728  

Gallery

Cipayung-20121219-00284_2
Pangkalan-Baru-20111011-00082
20140812_120342
IMG-20131026-00128-1
20140828_105632-e1416452073956
IMG-20131009-00060-1
20131029_115449-1
C360_2014-12-27-16-01-45-060
20141225_081921
IMG-20150307-WA0001
20131210_075503-1
20151205_153347
IMG-20151205-WA0000

Artikel Terbaru

  • Memandirikan Anak Ketiga, Semoga Diberkahi Allah Swt
  • Trampil Dalam Lingkungan: dengan Kendaraan Roda Dua
  • Mempertajam Fokus: Mendorong diri Bisa Terus Menebar Karya Tulis
  • Mengakhiri Kajian Hadis tentang Penjagaan Allah Bagi Umat Manusia
  • Menjelang Finishing Pembangunan Rumah Nora Fachri di Gondoriyo
  • Menyelesaikan BKD dan Input Nilai Kuliah S1 FITK UIN WS Semarang
  • Menyiasati Rezeki Khazanah Pribadi dengan Buku Pdf, Dapatkah?
  • Buku Khutbah dan Kalender MUI Kota Semarang: Segera Terbit
  • Menyelesaikan Tatap Muka di Depan Peserta PPG
  • PPG di UIN Walisongo: Dari Desember s.d. Januari 2019

Statistics

  • 81
  • 13
  • 1,683
  • 17,066
  • 101,433
  • 2,195,447
  • 211,944
  • 15
  • 1,105

Archives

  • February 2019 (1)
  • January 2019 (10)
  • December 2018 (10)
  • November 2018 (10)
  • October 2018 (10)
  • September 2018 (10)
  • August 2018 (10)
  • July 2018 (10)
  • June 2018 (10)
  • May 2018 (17)
  • April 2018 (16)
  • March 2018 (10)
  • February 2018 (15)
  • January 2018 (17)
  • December 2017 (18)
  • November 2017 (17)
  • October 2017 (17)
  • September 2017 (18)
  • August 2017 (17)
  • July 2017 (17)
  • June 2017 (17)
  • May 2017 (17)
  • April 2017 (17)
  • March 2017 (17)
  • February 2017 (17)
  • January 2017 (17)
  • December 2016 (17)
  • November 2016 (17)
  • October 2016 (17)
  • September 2016 (17)
  • August 2016 (17)
  • July 2016 (17)
  • June 2016 (17)
  • May 2016 (17)
  • April 2016 (17)
  • March 2016 (17)
  • February 2016 (17)
  • January 2016 (17)
  • December 2015 (17)
  • November 2015 (17)
  • October 2015 (17)
  • September 2015 (17)
  • August 2015 (17)
  • July 2015 (17)
  • June 2015 (17)
  • May 2015 (17)
  • April 2015 (17)
  • March 2015 (17)
  • February 2015 (17)
  • January 2015 (17)
  • December 2014 (17)
  • November 2014 (17)
  • October 2014 (17)
  • September 2014 (17)
  • August 2014 (17)
  • July 2014 (20)
  • June 2014 (18)
  • May 2014 (19)
  • April 2014 (19)
  • March 2014 (15)
  • February 2014 (15)
  • January 2014 (16)
  • December 2013 (15)
  • November 2013 (14)
  • October 2013 (20)
  • September 2013 (17)
  • August 2013 (17)
  • July 2013 (15)
  • June 2013 (10)
  • May 2013 (17)
  • April 2013 (3)
Copyright 2019 Prof. DR. H.M. Erfan Soebahar
%d bloggers like this: