Studi PAI Bidang Akidah Akhlak: Problema dan Solusi

Pada tahun 2015 ini, PLPG kembali digelar, diikuti oleh 4.000 lebih guru peringkat sekolah dasar atau ibtidaiyah. Khusus di Semarang, peserta ditempatkan di beberapa pelatihan mulai dari Hotel Olimpic, Grand Saraswati, Pelatihan Transmigrasi, Ditsus, juga di Kampus UIN Semarang. Selain diikuti oleh guru kelas, PLPG kali ini diikuti oleh guru bidang studi PAI.

Ketika diisi dengan materi bidang keagamaan, terutama bidang akidah dan akhlak, para guru yang mengikuti pelatihan itu memiliki sejumlah problema, yang ketika ditugaskan dalam pendalaman materi antara lain mereka menyodorkan problema yang dicarikan solusinya sebagai berikut:

1- Bagaimana mengatasi anak yang hiperaktif? Pada hiperaktif yang nakal, maka perlu dilakukan pendekatan khusus seperti segi kandungan makanan, penghasilan orang tua yang halal dan haram, atau lingkungan khusus. Dan pada orang tua yang tidak pernah mendidik anaknya, perlu mendidiknya dengan memberi perhatian secukupnya.

2- Bagaimana strategi mengajarkan materi akidah [yang umumnya abstrak/ghaib]? Strategi yang dapat ditempuh, menurut para guru adalah (1) Menggunakan doktrin ajaran Qur’an dan Hadis, dan (2) Memaparkan bukti-bukti yang bisa diterima akal spt dengan analogi angin, listrik, dll.

3- Riba yang kontoversial dalam pembelajaran bagi anak yang menabung? Disadarkan sedemikian rupa kepada anak, bagaimana cara mereka itu dapat penanaman untuk menabung yang benar.

4- Bagaimana cara menanamkan akidah pada anak yang berlatarbelakang pendidikan non-Islam? Mereka memajukan jawaban, yaitu menanamkan pembiasaan berprilaku islami seimbang dengan kawan-kawannya yang lain. Lalu, memberikan pemahaman kepada anak tentang kebenaran Islam. Kemudian, mendirikan sekolah yang berbasis Islam (diniyah).

5- Bagaimana cara menanamkan akhlak pada anak-anak yang cenderung meniru perbuatan tercela? Solusinya adalah (1) Bagi pihak guru, pembinaan mental oleh teman sejawat/kepala/pengawas, dll. dan (2) Bagi siswa, pembinaan oleh sekolah dan oleh institusi terkait.

6- Bagaimana cara mengatasi pengaruh negatif media terhadap akhlak siswa? Mereka mengajukan jawaban, (1) memberi informasi yg cukup kepada wali murid/keluarga tentang hal-hal yang positif dan negatif dari TIVI seperti tentang kode-kode logo siaran tivi, iklan, disertai kontrol-kontrol yang bersifat mendidik.

7- Bagaimana menanamkan pendirian anak agar anak tidak terpengaruh di lingkungan keluarga yang tidak baik? Di antara jawaban yang dimajukan peserta adalah menjadikan sekolah sebagai institusi kebaikan alternatif bagi anak didik, yang lebih baik dibanding dengan situasi yang ada di rumah tiap murid (Erfan).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *