Merawat Hati Kita: Agenda Untuk Hidup Damai Dunia Ke Depan
Sebagai catatan di penutup tahun 2015 ini, tulisan ini hanya ingin menyinggung tiga hal penting, kepala, perut, dan hati. Karena tiga hal ini sama-sama kita miliki, tidak usah dicari-cari kemana lagi, namun pada tahun-tahun belakangan ia jarang dirawat dengan baik, sehingga sering menimbulkan bahaya yang terkadang nyaris parah. Kita coba melihat satu demi satu, dan baru kita melihat satu hal penting lain yang perlu ditata dan dirawat bersama yaitu apa yang dinamanak hati.
Otak di Kepala
Otak adalah organ yang banyak dibahas. Di setiap institusi pendidikan, yang satu ini habis-habisan menjadi pembicaraan, sejak jumlah yang data dapat dimasukkan ke dalamnya, betapa gambaran sarafnya, dan kehebatan yang luar biasa dari apa yang dinamakan dengan otak yang tersimpan di tempurung kepala kita itu. Belum lagi apa saja yang dapat terhubung dengan apa saja perintah otak, ke mata, ke telinga, ke seluruh anggota badan yang lain. Maka otak adalah nyaris segala-galanya untuk dipersoalka, tidak ada yang lebih hebat dari apa yang dikenal dengan otak.
Benarkan otak itu inti dari segala hal yang ada pada manusia? Bukankah ketika orang yang hebat kecerdasannya, misalkan, ketika ia dalam keadaan terdidur jika diajak berkomunikasi: berbicara, berdialog, bergurau, berdiskusi ternyata tidak satu pun diantara manusia hebat yang bisa memfungsikan otaknya bukan? Lalu dimana kecerdasannya itu terutama ketika dia sudah dalam keadaan tertidur?
Ternyata otak bukan penentu dalam segala hal. Masih ada pada diri manusia yang memiliki kehebatan di balik otak — yang konon merupakan organ yang paling hebat itu. Organ apa lagi ya, yang ada di balik itu semua?
Emosi di Bagian Perut
Pada organ yang di kandung perut, ada apa yang kita kenal dengan emosi. Ketika pada otak ditemukan, ternyata bukan segala-galanya, maka orangpun beralih membicarakan perut. Emosi, itulah yang menjadi sasaran kedua. Orang menyebutnya bahwa dengan emosi banyak hal yang membawa manusia menjadi hebat. Beberapa buku berkenaan dengan emosi, mereka menulisnya; misalnya buku Manulislah dengan Emosi; Bertengkarlah dengan Emosi yang Cerdas; Kecerdasan Emosi. Dan sejumlah tulisan lain yang cukup banyak isinya, membahas mengenai emosi ini.
Namun, ternyata setelah emosi itu tidak sedikit yang membawa kepada bahaya dan tindak-tanduk yang mengerikan, maka perhatian sudah banyak yang diam-diam mencari solusi lain. Apa itu, dan adakan jalan keluarnya?
Hati dan Kedamaian
Hati, itulah hal yang layak dicari kemampuannya, yang di belakangnya apa suatu yang memang diperuntukkan bagi banyak upaya yang menentramkan dan dapat menyelesaikan peroalan.