Ungkapan Hikmiah Ke-29
291- Persiapan Puasa Ramadhan bisa dibagi jangka panjang dan jangka pendek. Persiapan jangka panjangnya bisa mulai dengan menyisihkan zakat mal segera setelah menerima rezeki dari bulan ke bulan, lalu ditabung hingga tinggal membagikan di bullan Ramadhan (Erfan S, 22-6-2014).
292- Persiapan puasa jangka pendek bisa berupa hal-hal yang dirasa langsung manfaatnya di sekitar pelaksanaan ibadah puasa, seperti sandang, perawatan papan, juga berupa hal-hal yang dipergunakan selama pelaksanaan puasa sebulan Ramadan (Erfan S, 23-6-2014).
293- Bulan puasa Ramadhan tahun 2014 berisi peluang besar untuk diperolehnya pahala, sebab di dalamnya tersedia tantangan tugas dalam situasi yang tidak gampang, yaitu situasi Pilpres, pertandingan bola di Brazil, dan menghadapi agresi Israel ke Ghaza Palestina (Erfan S, 24-6-2014).
294- Puasa Ramadhan adalah forum pendidikan dan pelatihan selama sebulan bagi mukmin baligh ke atas. Di dalamnya amal wajib ditekel sampai 70 kali, bisa ditemui malam Lailatul Qadar, ibadah sunnah ditekel laksana ibadah wajib, yang dinyatakan bahwa hanya Allah yang tahu rahasia unggul pahalanya (Erfan S, 25-7-2014).
295- Untuk yang belum baligh, puasanya bisa dengan dilatih. Untuk anak berusia 3-4 tahun bisa berupa puasa sapi seperti puasa tapi tidak serius, usia 4-6 tahun puasa sambung berbuka di waktu zhuhur, usia 6-9 tahun puasa ashar, sedang usia 10 tahun ke atas sudah puasa penuh (Erfan S, 26-7-2014).
296- Puasa yang inti adalah di menahan lisan dan perbuatan. Menahan lisan untuk tidak berbicara kecuali yang baik, seperti dalam rangka mencipta situasi terbaik dalam proses dan praktek pemilihan presiden; juga termasuk ketika badan mesti berlaku jujur terhadap semua data (Erfan S, 27-7-2014).
297- Nafsu yang terberat dikendalikan adalah nafsu amarah dan nafsu lawwanah, karena keduanya begitu labil yang rentan dari godaan kejelekan dan binal dengan rangsangan setan, yang ketika puasa masih berhadapan dengan rangsang mata di depan TIVI dan bisikan gasib di telinga (Erfan S, 28-7-2014).
298- Menurut Al-Qur’an indikator takwallah adalah keyakinannya nyambung hingga hal-hal ghaib, mendirikan shalat, suka berinfak, iman pada semua yang turun kepada Nabi Muhammad, dan iman kepada kehidupan negeri akhirat. Semua ini indikator pokok yang dituju dengan berpuasa (Erfan S, 29-7-2014).
299- Membuktikan hal-hal gaib sebagai indikator takwa bisa dengan contoh yaitu: hidupkan kipas dan lihat orang tidur. Kipas membuat dingin sebab menebar angin; anginnya tidak tampak tapi terbukti adanya. Orang tidur bisa bangun; tidurnya laksana kematian, bangunnya bangkit dari mati (Erfan S, 30-7-2014).
300- Materi latihan puasa untuk dikuasai dan dipraktikkan: puasa wajib seperti petunjuk Nabi; mendirikan salat wajib dan sunah; berniat puasa dan menahan diri lahir batin; mengkhatamkan Al-Qur’an; jauh diri dari riyak dan sombong; menampilkan aktivitas takwallah ketika dan setelah puasa (Erfan S, 31-7-2014).