Ungkapan Hikmiah Ke-30
301- Agak mengagetkan memang suatu ungkapan bahwa tidak semua nafsu mesti dilawan atau diperangi. Namun, begitu kita teliti dari Al-Qur’an, ternyata nafsu yang mesti dilawan terus hanya dua; nafsu amarah dan nafsu lawwamah, karena lima nafsu yang lain tidak cenderung ke kejalekan (Erfan S, 2-7-2014).
302- Nafsu yang mesti dilawan terus termasuk oleh orang yang berpuasa adalah nafsu amarah dan nafsu lawwamah, meski yang lima lainnya juga dikendalikan agar terus lurus dan menuju kesempurnaan bagi mendobrak nasib dari orang biasa menjadi bernasib luar biasa (Erfan S, 3-7-2014).
303- Nafsu mulhimah jika terus disuburkan dan ditingkatkan, dapat membawa orang memperoleh ilham banyak dari lingkungan, utamanya dari ayat-ayat kauniyah yang akan membuatnya subur data bagi pencerahan kehidupan sesama melalui penulisan-penulisan karya yang tak terhingga (Erfan S, 4-7-2014).
304- Dengan nafsu mutmainnah, seseorang terdorong terang, tentram dan selamat menempuh kehidupan yang dijalani dan dinikmati, sehingga sifat-sifat dermawan, beribadah yang tulus, tawakkal, ridha, dan selalu bersyukur terus mengalir dari dirinya di bawah suluh Penciptanya (Erfan S, 5-7-2014).
305- Orang yang terpelihara nafsu mutmainnnahnya berjiwa dinamis: ringan tampak dalam beribadah, padahal ritme hidupnya berjalan cepat dan semua geraknya seperti air hujan yang selalu menyirami kehidupan yang selalu menghidupkan lingkungan dalam semua aktivitasnya (Erfan S, 6-7-2014).
306- Bisa terjadi manusia yang sudah begitu terjurus amaliahnya hanya mendekat dan taqarrub kepada Allah serta ridha pada ketentuan dan takdir Allah, tiba-tiba mendapat karomah Allah berupa anugerah bagi hamba-Nya yang sudah teguh nafsu radhiyah-nya (Erfan S, 7-7-2014).
307- Maryam binti Imran a.s. adalah wanita yang mewakafkan dirinya di jalan Allah, yang dengan ibadah yang tulus dan jauh di atas orang-orang awam dan cendekiawan, adalah contoh dari orang yang hidupnya dianugerahi karomah oleh Allah. Siapa pun boleh meniru kesholihahannya (Erfan S, 8-7-2014).
308- Adalah sangat jauh dari sifat dan prestasi Siti Maryam binti Imran a.s. jika wanita hanya bisa berukut dengan kerudung atau jilbab dalam pelbagai model, sementara dirinya bisa ditukar lembaran uang, dan ketika masuk swalayan suka memasukkan barang tokoh di dalam kainnya (Erfan S, 9-7-2014).
309- Telah banyak contoh penulis akbar Islam, yang menorehkan tintanya total sebagai ibadah sedang nafsu mardhiyahnya telah membawanya meninggalkan semua selain Allah dan hanya berpikir keagungan Allah, sampai terlupa bahwa tidak sempat terpikir kawin di dalam kehidupan: subhanallah (Erfan S, 10-7-2014).
310- Belas kasih kepada semua makhluk, adalah suatu pemahaman yang berangkat dari nafsu mardhiyyah yang menunjukkan bahwa semua makhluk di dunia sama berhak hidup sejahtera dan dihargai hak-haknya sepanjang tidak maksiat dan tidak zhalim pada penciptanya (Erfan S, 11-7-2014).