Ungkapan Hikmiah Ke-35
351- Mengikuti pelatihan adalah cara yang membuat hidup terus berkembang. Baik yang dikemas dalam acara workshop, atau pelatihan menulis artikel, menulis jurnal, atau latihan interpreneurship,PLPG, semua berguna bagi upaya pengembangan diri ke depan (Erfan S, 21-8-2014).
352- Mengikuti pelatihan akan bermuara dua keadaan, berkembang atau stagnan. Perkembangan selalu berangkat dari tekad kuat mengubah diri dengan kesadaran, sedang stagnan akibat suka memannjakan diri dengan sifat malas dan selalu kembali ke kebiasaan lama (Erfan S, 22-8-2014).
353- Kecerdasan manusia sekarang beragam empat; cerdas intelektual, cerdas emosional, cerdas spiritual, dan cerdas kemauan. Pada yang terakhir, kecerdasan diperoleh dari tempakan pembiasaan kemauan baik disertai tekad yang membaja (Erfan S, 23-8-2014).
354- Memperbaiki tampilan diri tiap tahun jadi lebih pantas adalah perbuatan kreatif. Pekerjaan ini mempersegar selera kita dalam melayani pihak lain dengan yang terbaik, karena hidup dinamis yang beraroma surga adalah membuat kehidupan pihak lain itu maju dan bermasa depan (Erfan S, 24-8-2014).
355- Meminta uluran tangan pihak lain adalah termasuk bagian dari upaya mewujudkan diri maju. Maksud ini akan selalu disambut baik oleh pihak lain manakala diiringi prinsip bahwa sebelum meminta dibantu, kita sudah terbiasa membantu siapa pun dengan tulus (Erfan S, 25-8-2014).
356- Pada zaman kapan pun perlu tetap diwaspadai sosok tokoh yang membelokkan pemahaman dalam bertuhan. Ia mau Tuhan yang dianut umum kelihatan; energinya ia habiskan mengarahkan diri dan pengikutnya, padahal dalam sudut pandangnya ada kesesatan pikir (Erfan S, 26-8-2014).
357- Lebih sesat dan samar, ada kelompok manusia atau penguasa mengangkat orang yang pernah berperilaku aneh atau hebat di zamannya menjadi Tuhan. Padahal zaman belakangan membuktikan tindakannya sesat pikir dan menabrak kebenaran hakiki (Erfan S, 27-8-2014).
358- Sesat pikir bisa terjadi, bila konsep ridha kita tidak total. Selain rela Allah sebagai Tuhan, rela Islam sebagai agama, di situ ada ketidakrelaan:tidak rela Muhammad sebagai Nabi dan Rasul; ternyata yang akhir inilah kesesatan pikir tersamar muncul (Erfan, 28-8-2014)
359- Sehebat apapun manusia — yang berujar pernah melihat Tuhan—akan tetap terjadi seperti kelelawar terbang ke alam terbuka siang hari, sedang fisiknya terbentur ketidakmampuan melihat ke-MahaHebatan Tuhan di siang itu (Erfan S, 29-8-2014).
360- Tuhan yang dicari adalah Allah, terjelaskan ke-Tuhan-an Allah lewat kitab, malaikat, dan rasul, sehingga di zaman terang atau di zaman gelap, pemahaman itu masuk ke relung jernih pikir, bening hati, dan dapat diterima dalam kebenaran yang sejati (Erfan S, 30-8-2014).