Ungkapan Hikmiyah Ke-11
101. Pernikahan yang terbaik adalah apabila bertemu antara mempelai pria yang baik dengan mempelai wanita yang juga baik; dengan sama istiqamah dalam kebaikan dan amal saleh dapat diharapkan menurunkan anak yang saleh (Erfan S, 27-12-2013).
102. Banyak terjadi di perkawinan, baru saja kenal lalu langsung dikawinkan, tanpa tahu watak mempelai. Bisa dimaklumi, jika dari pasangan itu ada yang hidupnya hanya menguji sang mertua, akibat mantu yang salah pilih (Erfan S, 28-12-2013).
103. Yang merisaukan dan menyesatkan, bila calon mantu yang kita pilih pada awalnya terlihat baik dan memikat tetapi di perjalanan hidup ia menipu; baik karena beda agama, atau fasik, atau munafik (Erfan S, 29-12-2013).
104. Ada mantu yang sangat merepotkan, tampilan busananya agamis tetapi akhlaknya bejat; samar menipu mertuanya, berganti-ganti istri, aktif bergiat di keagamaan: hingga menyulitkan umum mengenali keranjingan perilakunya (Erfan S, 30-12-2013).
105. Ada praktik pasangan berakhlak busuk; diam-diam ibunya membolehkan putrinya digagahi ayah kandungnya, asal ayahnya tidak kawin lagi. Di kasus ini sukar menunjuk hidung, tetapi jika benar terjadi maka siapakah yang harus mengawini puteri yang sudah dikumpuli itu, na’udzu billah (Erfan S, 31-12-2013).
106. Pada tahun 2013, masih banyak disaksikan manusia jauh dari pencapaian hidup sukses dan mencapai tujuan. Sebabnya, belum tahu apa itu sukses, patokannya, dan maunya untuk dicapai di dalam kehidupan (Erfan S, 1-1-2014).
107. Umum berpendapat bahwa sukses adalah tercapainya keinginan, target, tujuan, atau rencana. Kalau itu arti sukses, maka sukses hanya terjadi bila pelakunya sudah sampai, sehingga banyak orang yang masih jauh dari sukses (Erfan S, 2-1-2014).
108. Definisi sukses bisa dibuat realistis, bahwa sukses adalah suatu kesadaran bahwa hidup ini dalam perjalanan pencapaian lebih dekat dan lebih dekat lagi mencapai tujuan demi tujuan di dalam kehidupan (Erfan S, 3-1-2014).
109. Sukses dapat diperoleh dengan menaati patokannya: pertama bersedia membayar harganya dengan energi, pikiran, dan waktu kita; kedua harus dibayar di muka; ketiga membayarnya mesti diangsur sehari-hari dengan kerja keras (Erfan S, 4-1-2013).
110. Sukses yang terkontrol adalah hidup yang bertujuan yakni keinginan dengan kriteria yang jelas dan tajam, bukan sekadar bercita-cita yang kriterianya tidak jelas dan tidak tajam sehingga bercita-cita saja tidak menjamin sukses seseorang (5-1-2013).