Aktivitas dan Urgensi Kesehatan Prima
Nikmat Allah Swt yang ketiga dalam kehidupan yang sering kita lupakan adalah nikmat sehat. Jika nikmat pertama iman dapat kita terus lestarikan, nikmat Islam dapat kita realisasikan dari waktu ke waktu dengan baik, begitu sampai pada nikmat sehat; nah pada segi sehat ini kita tidak sepenuhnya memantau. Saking mantapnya orang dengan kesihatan yang dimiliki, mereka sering lupa merawatnya dari waktu ke waktu seperti halnya ketika kita merawat iman dan merawat Islam dalam kehidupan keseharian kita khasnya mereka yang takwallah. Akhirnya, badan banyak dipakai terus untuk ibadah, untuk bekerja keras, untuk mengejar dedline suatu tugas tanpa dilihat kestabilan badan kita dari waktu ke waktu, tanpa memantaunya secara baik. Maka jika badan tiba-tiba diserang penyakit tanpa kita ketahui dengan jelas hal itu tentu bukan karena badannya, melainkan karena kitalah yang teledor; selain yang memang dikehendakinya untuk kita agar kita sakit seperti dimaklumi oleh segenap hamba Allah yang beriman.
Menjaganya dengan senam ringan dan berjalan
Saya misalnya, menjaga kesihatan dengan dua cara, dengan senam dan dengan berjalan. Kedua hal ini saya lakukan sejak dari kecil, sedang tambahan dari itu seperti lari cepat, sepak bola, dan main sodor atau bola kasti itu merupakan tambahan dari olahraga yang saya lakukan. Pertama, senam adalah olahraga yang saya lakukan pada pagi hari dan sore hari. Dengan Senam maka perenggangan badan terasa fit, kebugaran badan dan fikiran gampang diraih. Senam ini biasa saya lalui dengan mula-mula berjalan di tempat, lompat-lompat kecil, gerak tangan, gerak leher, angguk kepala, geleng kepala, gerak badan, liuk kanan-kiri, nyentuh kaki kanan-kiri, dll. Pernah juga saya lanjutkan dengan mengikuti LPM Mahatma, selama beberara tahun. Namun, terakhir ini kurang dan sekali lagi kurang, sehingga yang berjalan tinggal senam sore dan berjalan ngimami subuh di mushalla RT 02 RW 06 pada hari Selasa, Rabu, dan Kamis; dan ngimami anak-anak ngaji pada hari senin, selasa, rabu, kamis, dan jum’at. Jadi yang dilakukan di kesempatan terakhir ini untuk olah raga saya saya rasa sangat kurang. Karena peluh saja jarang keluar, ada kesan kita hanya diburu untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Dapat diduga bila suatu ketika tiba-tiba badan ini tidak memiliki pertahanan kesihatan. Buktinya, saya sejak seminggu yang lalu terasa perut ini kembung. Makan tidak enak walaupun kenyang, sebah. Minum kuat, perut kembung. Minum kurang, kepala pening. Eeh, tiba-tiba ketika memberi kuliah di hari kamis, sudah terlambat. Kepala pusing, badan terasa tidak seimbang, sedang perut kembung. Begitu diperiksa ke dokter: dichek ke Bu Sri, tensi saya hanya 90-60; perut kembung; tenggorokan sakit. Nah, itulah yang biasa dikatakan bahwa badan kita sedang sakit.
Saran Istirahat Total
Tentu bisa diduga apa yang akan disarankan dokter. Prof, panjenengan perlu istirahat total. Tenggorokan radang, perut kembung, tensinya juga turun drastis. Mangke kaula siapke pil untuk diunjuk 3 kali sehari, plus vitamin. Bapak kaula saranke, mundut istirahat ‘Bapak sarankan untuk istirahat saja’. Saya kira, kata dokter, itu yang terbaik.
Nah, yang mesti diingat bahwa kesehatan dalam kehidupan harian, itulah solusi yang terbaik untuk terus kita perhatikan. Karena nikmat sehat, kata hadis Nabi (disamping nikmat waktu senggang) adalah nikmat yang pada dasarnya tidak boleh kita lengahkan. Karena ia dekat dengan waktu senggang, yang biasa tidak kita indahkan. Dengan tidak mengindahkannya maka kesehatan kita akan menjadi kurban (Erfan)