Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan Diri Ketika Mengajar?

Seorang pengajar membutuhkan sejumlah cara untuk mengukur kemampuannya dalam menyajikan ilmu yang disampaikan nya kepada pihak lain. Jika cara itu dikontrol dengan sebaik-baiknya setiap kali hendak mengajar, maka kemungkinan untuk memperoleh keberhasilan dalam mengajar akan dapat diperoleh.

Untuk maksud itu, dibawah ini ada sejumlah pengontrol yang dapat kita gunakan sebagai pendidik untuk mengevaluasi seberapa jauh kita itu tergorolong hebar. Program Pascasarjana IAIN/UIN Walisongo biasanya sering mengontrol keberhasilan dosennya dari alat ukur sebagaimana cheklist berikut ini:

1. Aspek Knowledge (Ranah Cipta; Pengetahuan)
-Ketetapan memilih topik kajian mata kuliahnya sendiri.
-Keseuaian ilmu yg disam paikan dg harapan mahasiswa.
-Kemampuan bahasa asing dosen.
-Kemampuan metodologi ilmu pengetahuan.

2. Attitude (Ranah Rasa; sikap)
-Antusiasme dosen pada saat mengajar.
-Kesungguhan dosen pada saat mengajar.
-Perhatian dosen pada saat mengajar.
-Penciptaan suasana demokratis pada saat mengajar.
-Kemampuan membantu pemahaman mahasiswa dalam pbm di kelas.
-Kemampuan memberikan bimbingan studi di kelas.
-Komitmen dosen untuk meningkatkan kualitas mahasiswa.
-Keseriusan dosen untuk menimbulkan budaya keilmuan di kalangan mahasiswa.
-Frekuensi kehadiran mengajar. 
3. Psikomotorik (Ranah Karsa; Ketrampilan)
-Kesiapan menyusun rencana mengajar.
-Kemampuan menerapkan metode mengajar di kelas.
-Kejelasan dalam menyampaikan atau menerangkan pokok bahasan kuliah.
-Variasi dalam mengajar.
-Relevansi dengan kebutuhan konsentrasi.
-Kejelasan dalam memberikan tugas kepada mahasiswa.
-Ketegasan dalam memberikan hadiah dan hukuman.

Demikian alat pengukur kualitas diri secara sederhana yang dapat dipegangi di dalam menjalankan tugas sebagai pengajar mata kuliah, terutama di kalangan dosen pada program pascasarjana, untuk dimaklumi bersama (Erfan Subahar).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *