Fokus: Bergiat Hanya dalam Aktivitas yang Manfaat
Melakukan kegiatan adalah perkara penting dalam kehidupan. Sebab tanpa melakukan kegiatan tidak mungkin ada prestasi atau suatu yang menghasilan, baik itu berkenaan dengan jasa ataupun yang lain. Dan melakukan kegiatan yang banyak mengarah kepada prestasi dan mengandung manfaat tentu besar sekali faedahnya bagi kehidupan. Oleh karena itu melakukan kegiatan, terutama yang berfokus kepada membawa manfaat bagi sesama layak dibuat dengan sungguh-sungguh dan secara berkualitas.
Selain melakukan kegiatan, ada juga yang tidak kalah pentingnya, yaitu meninggalkan kegiatan (yang tidak penting, yang tidak manfaat, yang sia-sia) atau yang tidak mengandung kegunaan atau manfaat. Jadi, selain kita perlu melakukan kegiatan, juga perlu meninggalkan kebiasaan yang sia-sia. Kedua hal tersebut — berupa melakukan yang manfaat dan meninggalkan yang sia-sia dan tidak mengandung manfaat — adalah penting dalam kehidupan. Dan esensi kita hidup ini, hampir berisi rincian atau detail dari dua kategori ini.
Ajaran mengerjakan yang penting (yang diperintah dan dianjurkan agama) dan meninggalkan kesia-siaan (yang dilarang dan diharamkan agama) adalah dua hal penting; 50% ajaran agama adalah untuk melaksanakan, sedang 50%nya adalah untuk meninggalkan. Kesemua hal yang manfaat itu adalah untuk kebaikan, kemaslahatan dan kemaslahatan bagi hidup bersama. Berikut ini uraian mengenai aspek meninggalkan yang tidak manfaat, kita beri perhatian yang lebih detail.
Ajaran Meninggalkan
Ada sebuah hadis yang mengungkap tentang perlunya kita meninggalkan suatu. Yaitu meninggalkan suatu yang tidak penting, yang sia-sia, dan yang tidak berguna. Rasulullah saw dalam suatu hadis yang di-takhrij oleh Imam Muslim, yang dinukil dari riwayat Abu Hurairah r.a., bersabda
“Termasuk dari kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna.”
Ajaran hadis di atas paling tidak mengandung dua maksud pokok. Pertama, membina kehidupan kolektif dan utama. Islam seperti dimaklumi menjaga keselamatan kehidupan kolektif. Ia menata kehidupan ini agar selalu berjalan sesuai dengan arahan Allah dan taufiqnya. Di dalamnya tidak terjadi saling sengketa dan permusuhan dengan sesama. Praktek hidup yang disukai oleh agama kita adalah: terjelmananya hidup bahagia di dunia, suka mengasihi, dan jauh dari sifat dan sikap menyakiti orang lain. Dari situ maka pemeluk agama ini, diharapkan bisa menjelmakan hidup senang dan beruntung serta bahagia; jauh dari perilaku berpecah belah, membawa keburukan sesama, satu sama yang lain saling menyebabkan kerusakan. Terutama semua hal yang tidak penting dan hanya berisi kesia-siaan. Pendeknya, tanda-tanda yang membawa istikamah muslim dan kejujuran imannya adalah meninggalkan atau menghindarkan diri terjerumus ke dalam kesia-siaan dan berbuat yang tidak ada gunanya.
Kedua, bergian dalam hal yang tidak bermanfaat adalah tanda lemahnya iman. Sebenarnya manusia hanya bisa hidup sempurna sebagai makhluk sosial. Dari status ini, manusia bisa mengisi kesibukan dan bergiat secara interaktif dalam pelbagai aktivitas yang banyak dan bermacam-macam. Karena tiap muslim merupakan makhluk yang bertanggung jawab, maka pada (1) setiap amal yang kita lakukan, (2) setiap jam aktivitas yang kita tunaikan, dan (3) setiap ungkapan kata yang kita ucapkan, semua mesti kita pertanggung jawabnya. Yakni, mesti dijauhkan dari kesia-siaan. Kesibukan terbaik muslim dengan begitu berisi menunaikan kewajiban dan mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilakukan, jauh dari kebalikan itu. Karena muslim yang keliru hidupnya adalah yang menjerumuskan dirinya pada perilaku jahil dan sia-sia. Nabi saw bersabda, “cukuplah untuk dikategorikan orang yang buruk adalah orang yang masa bodoh dengan perilaku jahil dirinya dan melakukan sesuatu yang sia-sia, tidak bermanfaat.” (H.R. Ibnu Hibban, dari Abu Dzar).
Akhirnya, cukup hingga di bagian ini dahulu pembahasa kita. Selamat bertugas dimana pun saja kita berada, semoga aktivitas kita sama lancar dan berhasil. Jauh dari kesia-siaan aktivitas dan melaksanakan dengan memilih hanya aktivitas yang benar-benar jelas manfaatnya (Erfan S).