Khutbah Jum’at: Ilmu dan Kehidupan

Ilmu dan Kebermaknaannya bagi Kehidupan 

اَلحْمَـْدُ للهِ اَّلِذيْ أَنْعَـمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَـانِ وَالْإِسْـلَامِ، وَجَعَـلَنَافِيْ هَذِهِ اْلحَيَاِة شَرِيْعَةً تَقُوْمُ عَلَى ْالعِـلْمِ لِمَنْفَعَتِنَا فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةْ. أَشْهَدُ أَنْ لآاِلهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَه‘ لاَشَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَامحُمَـَّدًا عَبْدُه‘ وَرَسُوْلُهْ، اَرْسَلَه‘ رَحْمَةً لِلْعَا لمَـيْنَ. أَللّهُـمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ وَبـَارِكْ عَلىَ سَيِّـدِنَامُحَمَّـدٍوَعَـلَى اَلِـهِ وَصَحْبـِـهِ أَجْمَـعِــْينَ.  

أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهاَ اْلمُسْـِلمُوْنَ أًوْصِيْكُمْ وَنَفْسِْي بِتَقْـوَى اللهِ فَقَـدْ فـَازَالمْـُتَّــقُوْنَ.

Pada kesempatan ini, dalam suasana tenang dan menyatu pikiran, mari kita  ber- wasiat diri untuk bersama meningkatkan takwa kita kepada Allah Swt. Takwa dalam arti melaksanakan apa saja yang diperintah oleh Allah swt dan meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Karena menunaikan apa yang diperintah oleh Allah Swt jelas mengandung manfaat besar bagi kehidupan kita di dunia sekarang ini dan kehidupan di akhirat nanti.

Termasuk kegiatan yang dikategorikan melaksanakan takwallah adalah kepedu-lian diri kita terhadap ilmu (ilmu pengetahuan) terutama yang ada kaitan dengan iman. Dengan ungkapan lain, kita punya kepedulian diri kepada ilmu, perawatannya, yang terkait dengan keimanan dalam menjalankan kehidupan. Sebab ilmu yang tanpa iman cenderung kering makna dan sebaliknya dengan adanya kaitan dengan iman maka ia memiliki nilai di dalam kehidupan.

 Kepedulian pada ilmu

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu (pengetahuan). Ia men- dorong pemeluk-pemeluknya untuk terus mencari ilmu dan sekaligus menggunakan akal pikiran untuk menggali, memelihara, dan mengembangkannya dalam segala lapangan kehidupan. Hal itu karena ilmu adalah penyangga kehidupan dan dasar utama bagi kebangkitan umat, tegaknya kebudayaan dan kemajuan peradaban.

Satu hal penting yang dicatat oleh sejarah: bahwa hebatnya umat Islam di masa awal kesejarahan atau dimasa Nabi saw adalah karena besarnya perhatian kepada ilmu; pesatnya Islam dalam masa kejayaannya sekitar enam abad adalah karena besarnya perhatian kepada ilmu; dan mulai bangkitnya kembali ke depan dalam per-adaban sekarang — setelah kelumpuhannya dalam beberapa dekade – adalah karena ia telah kembali peduli kepada ilmu dan kejayaannya bagi kehidupan sekaligus juga  dalam kaitan dengan teknologi atau IPTEK bagi kehidupan.

Membaca dan Menulis atas Nama Allah Swt

Sejak penerimaan wahyu pertama kenabian, Islam memberi perhatian yang kuat kepada umat untuk memperhatikan ihwal membaca, iqra’. Yaitu dasar penting bagi memperoleh, mempermantap dan mengembangkan ilmu. Nabi Muhammad saw, yang pada awal diutus tidak mampu baca-tulis diperintah Allah Swt untuk membaca; membaca apa-apa yang ada di alam semesta. Membaca ayat-ayat Allah; baik berupa ayat-ayat qauliyah (dari Al-Qur’an dan Hadis) ataupun ayat-ayat kauniyah (dari alam semesta alam); yang dari situlah ilmu itu kita peroleh  dan sebarkan. Namun, membaca dan/ menulis di sini tidak sekadar membaca yang bebas nilai, melainkan membaca atas nama Allah Swt; membaca yang mengaitkan aktivitas diri dengan keimanan dan ketuhanan. Allah Swt berfirman dalam konteks ini di ayat berikut:

  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam [baca-tulis]. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-Alaq/96: 1-5).

Ayat di atas menyuruh kita untuk membaca, yaitu membaca atas nama Tuhan yang Menciptakan. Tuhan yang menjadikan kita ini  ada, yang kepada-Nya iman ma-nusia selaku pembacanya harus terkait, guna mendapatkan ilmu dalam kehidupan.

Pada ayat lain, Allah Swt bersumpah dengan qalam. Ini jelas, menunjukkan betapa besarnya pengaruh kalam bagi membebaskan buta huruf dan buta ilmu yang darinya dapat mengangkat martabat manusia. Allah Swt berfirman:

úc4ÉOn=s)ø9$#ur$tBurtbrãäÜó¡o„ÇÊÈ     

Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis (Q.S. Al-Qalam/68: 1).

Dengan “membaca” yang kemudian dilanjutkan dengan “menulis”, yang sama di sebut dalam ayat tersebut, manusia oleh Allah Swt dilebihkan martabatnya diban-dingkan dengan makhluk ciptaan yang lain. Sebab dengan itu manusia mempunyai kelebihan ilmu yang membawa kepada keterangkatan martabat diri; bisa naik ke martabat tinggi karena kepedulian kepadanya atau merosot ke tidak bermartabat karena tidak peduli kepada ilmu. Jelasnya, dari kadar ilmu yang dimilikinya manusia memiliki kelebihan, dan tanpa ilmu manusia akan kehilangan kelebihan martabat.

Dari martabat ilmu yang dimilikinya juga maka Allah Swt menyuruh malaikat bersujud kepada Nabi Adam a.s, padahal sudah kita ketahui bahwa malaikat itu adalah makhluk Allah Swt yang mulia. Hal itu adalah karena kelebihan manusia dari malai-kat itu dari segi ilmu. Jelasnya, dengan ilmulah manusia naik derajat dan melalui ilmu pula manusia mesti mengarahkan diri menuju keberhasilan dalam kehidupan.  

Untuk keberhasilan dunia akhirat

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Islam ditegakkan atas dasar ilmu. Namun, ilmu di sini bukan ilmu yang sering hanya dibatasi dalam pengertian sempit yang sekadar untuk memenuhi kepentingan kerja. Tepatnya, ilmu yang dimaksudkan disini adalah ilmu yang dapat membawa kita kepada keberhasilan hidup di diunia dan ilmu yang dapat membawa kepada kita kepada keberhasilan hidup di akhirat.

Ilmu yang dapat menghantar kepada keberhasilan hidup di dunia tentu  banyak. Dari penggalian terhadap ayat-ayat qauliyah dan penggalian dari ayat-ayat kauniyah, cukup banyak ilmu yang menghantar kepada mudahnya manusia memperoleh keber-hasilan duniawi; yang tidak dibahas dalam khutbah singkat ini. Sekalipun sekarang masih ada dikhotomi ilmu (agama dan umum), namun sudah disadari kemungkinan penyebutan ilmu ini dalam suatu kesatuan ilmu. Demikian pula yang akan menghantar kita kepada keberhasilan hidup di akhirat juga banyak. Kedua bidang ilmu ini, mestilah dicari dengan tekun dan gigih sampai diperoleh seperti yang diharapkan. Kesemuanya untuk bekal keberhasilan hidup di dunia dan akhirat. Untuk itu, Imam Asy-Syafi’i rahimakumullah menyampaikan pernyataan:   

وقال الإمام الشافعي: “مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ” 

Barangsiapa menghendaki keberhasilan hidup di dunia maka wajib atasnya menguasai ilmu dan barangsiapa menghendaki keberhasilan hidup di akhirat maka wajib atasnya menguasai ilmu (Imam al-Syafi’i).

Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa ilmu itu merupakan suatu yang penting dimiliki dan dikuasai. Penguasaan ilmu menjadikan pemiliknya punya hak dinaikkan derajatnya di dunia dan di akhirat.

Ilmu mesti terkait dengan iman

Dari uraian di atas dapat kita tegaskan: bahwa ilmu yang dapat membawa keber hasilan hidup pemiliknya dalam damai, masih perlu terhubung kepada satu keyakinan atau keimanan pemiliknya yang teguh. Ilmunya tidak sekedar ilmu yang tanpa nilai; ilmu dimaksud harus terkait dengan iman dari pemilik ilmu, yang mengutuh dalam satu kesatuan agar bernilai bagi kehidupan.

Dengan adanya kaitan kukuh ilmu dengan iman maka ilmu itu menjadi kuat; yang darinya dapat memberi pencerahan bagi lahirnya kemaslahatan dalam kehidupan. Dengan kaitan dengan iman, ilmu itu punya rokh yang akan membawa pemiliknya jernih pikiran dan tindakan ketika akan melakukan suatu yang bermanfaat. Dan dengan ilmu yang terkait dengan iman pelakunya secara utuh, martabat manusia lalu  diangkat derajatnya dalam kehidupan, sesuai dengan janji Tuhan di dalam Al-Qur’an Surat al-Mujadalah/58: 11

Æìsùötƒª!$#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäöNä3ZÏBtûïÏ%©!$#ur(#qè?ré&zOù=Ïèø9$#;M»y_u‘yŠ4ª!$#ur$yJÎ/tbqè=yJ÷ès?׎Î7yz  

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Mujadalah/58: 11).

Dari ayat di atas kita mendapat petunjuk bahwa dengan bekal iman yang mantap dan kepemilikan ilmu, yang dapat melahirkan aktivitas-aktivitas amal bagi kehidupan, maka manusia ditinggikan prestasi dan reputasinya oleh Allah Swt beberapa derajat. Aktivitasnya sangat nyata diperhatikan Allah Swt; memiliki pengaruh kuat dalam membawa kepada beberapa derajat kelebihan di dalam kehidupan.

Semoga uraian ini bermanfaat bagi mengantarkan kita dalam kepemilikan ilmu yang bermakna dan berprilaku yang meningkatkan martabat dalam kehidupan (Oleh Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag.)

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ ، وَنَفَعَنِيْى وَ إِيّـَاكُـمْ بِمـَافِيْــهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ ، وَ تَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُـمْ تِلَاَوَتَهُ اِنَّه‘ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ . أَقُوْلُ قَوْلِيْى هَذَا وَأَسْتَغْفِرُاللهَ اْلعَظِيْمَ اِنَّه‘ هُوَاْلغَفُوْرُالرَّحِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِـرْوَارْحَـْم وَأَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ .

 

 اَلْخُـطْبَــــةُ الثـَّـانِيَـــةُ

 اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ تَقْوَاهُ مِفْتَـاحَ كُلِّ السَّعَــادَةِ، وَالصَّــلاَةُ وَالسَّــلاَمُ عَلَى سَيِّــدِنَا مُحَـمَّدٍ صَاحِبِ لِوَآءِ اْلعِلْـمِ وَاْلمَـعْرِفَـةِ، وَعَلَى أَلِـهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَه‘ بِـإِحْسَانٍ إِلَى يَـوْمِ اْلقِيَامَةْ .

أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبـَادَاللهِ،  إِتَّـقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَــاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَه‘ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَا أَيُّــهَا اَّلِذْينَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا.

أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّـدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَلَيْنَا مَعَهُـْم بِرَحْمَتِكَ يَـآ اَرْحَـمَ الرَّاحِمِيْنَ.

أَللَّهُـمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُـؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَـآءِ مِنْــهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. أَللَّهُـمَّ سَلِّمْنَا وَأَهْـلَنَا مِنْ أَفَاتِ الدُّنْيـَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ وَفِتْنَتِهِمَا وَبَلِيَّتِهِمَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ. رَبَّنَا لَاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنـَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْـمَةً إِنَكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ. رَبَّنـَا آتِنـَا مِنْ لَـدُنْكَ رَحْـمَةً وَهَيِّئْ لَنــَا مِنْ أَمْرِنـَا رَشَـدًا. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُـرُوْااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُـرْكُـمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

2557

2,557 thoughts on “Khutbah Jum’at: Ilmu dan Kehidupan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *